Plastik adalah salah satu bahan paling revolusioner dalam sejarah manusia. Dari pengembangan awal hingga penggunaannya dalam berbagai aspek kehidupan modern, plastik telah menjadi material penting yang mendukung kemajuan industri dan teknologi. Berikut adalah perjalanan sejarah penemuan plastik dari masa ke masa.

Penemuan Awal: Abad ke-19

Penemuan plastik bermula pada pertengahan abad ke-19, ketika ilmuwan mulai mencari bahan pengganti alami seperti gading, tanduk, dan karet. Salah satu penemuan pertama dalam sejarah plastik adalah Parkesine, yang ditemukan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862. Bahan ini dibuat dari nitroselulosa yang dicampur dengan minyak nabati dan dapat dibentuk ketika dipanaskan. Parkesine dianggap sebagai plastik sintetis pertama, meskipun kurang berhasil secara komersial.

BACA JUGA BERITA OLAHRAGA BASKET : FitPlay Journal

Pada tahun 1869, John Wesley Hyatt menyempurnakan formula ini dan menciptakan seluloid, bahan yang digunakan untuk menggantikan gading dalam pembuatan bola biliar, sisir, dan bingkai foto. Seluloid menjadi plastik komersial pertama yang digunakan secara luas, terutama dalam industri film pada awal abad ke-20.


Era Bakelite: Awal Abad ke-20

Lompatan besar dalam pengembangan plastik terjadi pada tahun 1907, ketika Leo Baekeland, seorang ahli kimia Belgia, menemukan Bakelite, plastik sintetis pertama yang benar-benar tidak bergantung pada bahan alami. Bakelite dibuat dari fenol dan formaldehida yang dipanaskan hingga membentuk bahan keras yang tahan panas dan listrik.



Bakelite dianggap sebagai plastik modern pertama karena sifatnya yang serbaguna dan dapat diproduksi massal. Bahan ini digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari peralatan listrik hingga perhiasan dan perlengkapan rumah tangga.

Munculnya Plastik Modern: 1920-an hingga 1950-an

Perkembangan teknologi selama tahun 1920-an hingga 1940-an membawa munculnya berbagai jenis plastik baru:

Polivinil Klorida (PVC): Ditemukan pada tahun 1926 oleh Waldo Semon, PVC menjadi bahan yang tahan air dan sering digunakan dalam pipa, lantai, dan kain tahan air.

Polietilen (PE): Ditemukan oleh para ilmuwan Inggris pada tahun 1933, polietilen menjadi salah satu plastik paling populer di dunia, digunakan untuk kantong plastik, wadah, dan isolasi kabel listrik.

Polistirena (PS): Ditemukan pada tahun 1930 oleh BASF, polistirena digunakan dalam kemasan, peralatan makan sekali pakai, dan isolasi bangunan.

Nilon: Ditemukan oleh Wallace Carothers pada tahun 1935, nilon adalah plastik berbahan dasar poliamida yang pertama kali digunakan untuk membuat sikat gigi dan stoking wanita.

Pada tahun 1941, Poliester juga ditemukan, yang kemudian digunakan secara luas dalam industri tekstil.

Revolusi Plastik Pasca Perang Dunia II

Setelah Perang Dunia II, plastik mengalami booming besar-besaran karena kebutuhan akan bahan yang murah, ringan, dan tahan lama. Plastik mulai menggantikan logam dan kayu dalam berbagai produk rumah tangga, otomotif, dan elektronik.

Pada dekade 1950-an, muncul penemuan Polipropilena (PP) oleh Giulio Natta dan Karl Ziegler, yang kemudian digunakan dalam industri otomotif, peralatan medis, dan wadah makanan.

Perkembangan Modern dan Tantangan Lingkungan

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, plastik telah menjadi bahan yang sangat penting dalam berbagai industri, termasuk kesehatan, teknologi, dan transportasi. Namun, penggunaan plastik sekali pakai secara masif memicu krisis lingkungan global, dengan limbah plastik mencemari lautan dan merusak ekosistem.

Sebagai tanggapan, para peneliti mengembangkan bioplastik dan plastik yang dapat terurai secara hayati untuk mengurangi dampak lingkungan. Upaya untuk meningkatkan daur ulang plastik juga terus dilakukan secara global.

Penutup

Sejarah plastik adalah cerminan dari inovasi manusia yang terus berkembang. Meskipun plastik telah merevolusi kehidupan modern, tantangan lingkungan yang ditimbulkannya menjadi pengingat akan pentingnya inovasi berkelanjutan dan penggunaan bijak material ini. Dengan penemuan teknologi baru, masa depan plastik mungkin akan lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.