- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia Tidak Baik-Baik Saja: Program Tak Tepat Sasaran - Pemborosan Anggaran


TS
michaeljohnr875
Indonesia Tidak Baik-Baik Saja: Program Tak Tepat Sasaran - Pemborosan Anggaran
Sebelum kita bicara lebih jauh, mari kita sepakat dulu: ini bukan artikel resmi, melainkan sekadar opini dan keresahan saya tentang kondisi Indonesia saat ini. Jika kamu merasa lelah dengan berbagai drama politik yang terus berlangsung, saya rasa kita sefrekuensi. Tapi jika tidak, silahkan di skip saja.
Oke, mari mulai dengan pertanyaan dasar: mau dibawa kemana Indonesia?
Saya sebagai warga negara yang prihatin dengan keadaan bangsa, merasa perlu untuk berbicara tentang beberapa hal yang kerap kali terlewatkan dalam pembahasan politik kita. Tanpa niatan sebagai pihak oposisi, saya hanya ingin menyoroti sejumlah kebijakan yang membuat saya berpikir, "Apakah ini benar-benar untuk kepentingan rakyat?"
Program Tidak Tepat Sasaran
Seperti yang kita tahu, banyak program pemerintah yang diluncurkan dengan niat mulia namun malah kurang efektif, bahkan terkesan terburu-buru dan tak tepat sasaran. Salah satunya adalah program makan siang bergizi gratis yang menelan anggaran lebih dari 100 triliun rupiah.
Tujuan mulianya jelas: mengatasi masalah gizi buruk dan stunting yang menjadi perhatian besar. Namun, ketika dilihat dari pelaksanaannya, kita hanya bisa bertanya-tanya: siapa yang benar-benar mendapat manfaat dari program ini? Program ini bahkan sampai menjangkau sekolah-sekolah swasta bagus yang jelas bukan prioritas utama. Harusnya, dana yang begitu besar bisa lebih fokus pada daerah-daerah dengan angka stunting dan gizi buruk yang lebih tinggi, seperti Papua dan Nusa Tenggara.
Lalu ada kasus anggaran fantastis yang digunakan untuk membeli alat tulis kantor (ATK) senilai 40 triliun. Hanya untuk membeli ATK untuk kementerian? Dengan uang sebanyak itu, tiap orang Indonesia bisa mendapatkan 140 ribu rupiah!
Tapi setelah kasus ini terbuka ke publik, kenapa tidak ada tindak lanjut yang jelas tentang hal ini? Padahal itu uang rakyat, dari pajak rakyat, dan kita sebagai warga negara seharusnya punya hak untuk menanyakan bagaimana uang kita secara kolektif ini digunakan.
Namun nyatanya, nihil. Uang 40 triliun hilang begitu saja untuk ATK yang tidak masuk akal nominalnya.
Kabinet Gemuk, Staf Khusus Tak Jelas
Tak hanya program yang tidak tepat sasaran, kabinet pun terasa semakin gemuk dengan kementerian yang terlalu banyak dan staf khusus yang tidak jelas fungsinya. Seperti yang kita tahu, setiap kementerian membutuhkan dana untuk menjalankan programnya. Dengan jumlah kementerian yang terlalu banyak, akhirnya menghabiskan anggaran negara yang semakin banyak pula, tapi tidak memberikan dampak signifikan.
Programnya memang efisiensi dana, tapi pelaksanaannya sangat tidak efisien.
Kinerja Pajak dan Coretax yang Meleset
Lalu ada masalah pajak yang selalu meleset dari target. Salah satu penyebabnya adalah implementasi sistem Coretax yang memakan banyak dana, tetapi entah apa gunanya. Bayangkan, 1,3 triliun uang kita digunakan hanya untuk membuat sebuah website, sekali lagi hanya website bukan aplikasi, yang banyak sekali errornya. Saya juga menggunakan, dan hanya untuk log in saja saya butuh waktu lebih dari 3 jam!
Dampaknya apa? Pemasukan dana meleset, mengganggu efisiensi kerja berbagai sektor, baik swasta maupun pemerintahan, bahkan investor pun kesulitan membayar pajak karena ini. Akhirnya, target pajak tahun ini meleset. Padahal, jika sistem perpajakan kita lebih efisien, pendapatan negara bisa lebih optimal.
Satu lagi, dengan harga website semahal itu, saya sangat kaget dengan fakta bahwa website ini sangat tidak aman. Tolonglah, ini banyak data-data rahasia disini, tapi websitenya sangat tidak aman. Dan banyak individu yang bekerja di dunia IT ikut berbicara masalah ini. Lalu kemanakah uang 1,3 triliun ini pergi? Tidak ada tindak lanjut, dan sepertinya akan selalu menjadi misteri.
Efisiensi Anggaran: Jangan Potong Sektor Penting!
Dalam situasi ekonomi yang semakin sulit ini, seharusnya langkah efisiensi dana menjadi prioritas. Kita harus bisa memangkas anggaran-anggaran yang tidak mendesak dan lebih mengutamakan sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, hak asasi manusia, pekerjaan umum, dan kementerian perhubungan. Anehnya, meskipun ada banyak pos yang harus dipangkas, anggaran untuk DPR tetap saja tidak tersentuh. Bukankah sangat aneh jika sektor-sektor yang langsung berdampak pada rakyat, seperti kesehatan dan pendidikan, justru dipotong, sementara anggaran DPR tetap aman?
Waktunya Berbenah
Indonesia saat ini sudah berada di ujung tombak. Jika tidak ada langkah nyata untuk melakukan perbaikan, kita bisa terperosok lebih dalam. Dalam banyak hal, kita bisa melihat dengan jelas bahwa pengelolaan negara kita masih jauh dari efisien dan tepat sasaran. Dari program-program yang meleset hingga pemborosan anggaran, ini saatnya bagi kita semua untuk membuka mata dan berusaha memperbaiki kondisi bangsa.
Indonesia memerlukan perubahan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?






Freeya MichaeL dan 2 lainnya memberi reputasi
3
216
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan