Kaskus

News

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Imbas Efisiensi, 3 Jurnalis TVRI Dirumahkan, Curhat: Anak Makan Gratis Ortu Gak Makan
Curhat pilu diungkap oleh jurnalis TVRI bernama Yusuf Adhitya Putratama yang dirumahkan akibat adanya efisiensi anggaran.

Imbas Efisiensi, 3 Jurnalis TVRI Dirumahkan, Curhat: Anak Makan Gratis Ortu Gak Makan

Adhit viral setelah merekam momen terakhirnya bekerja sebagai kontributor TVRI Yogyakarta.

Menurut Adhit, ia dan beberapa karyawan TVRI terpaksa dirumahkan karena adanya efisiensi anggaran.

Sambil memeluk istrinya yang menangis, Adhit pun berpamitan untuk berangkat ke kantor TVRI.

"Rezeki enggak mungkin datang dari satu arah. Rezeki datang dari banyak arah yang tidak kita duga. Disyukuri. Pasti ada keindahan. Tenang aja kamu," ujar Adhit dalam video viralnya di TikTok akun @adhityaputratama.

Usut punya usut, Adhit telah bekerja di TVRI sejak 2018 lalu.

Tujuh tahun menyajikan berita sebagai kontributor TVRI Yogyakarta, Adhit pasrah saat membaca undangan dari kantor terkait kebijakan baru pemerintah.


Yakni adanya instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025.

Membaca pesan dari kantor tersebut, Adhit syok.

"Saat itu hati saya 'mak deg, ada apa ini'. Apalagi terkait efisiensi, sebagai pekerja paling bawah saya langsung berpikir apakah saya akan diberhentikan? Semuanya kontributor dirumahkan, tidak tahu sampai kapan, pasrah saja," ungkap Adhit dikutip dari Kompas.com.


Resmi dirumahkan, Adhit pun memutar otaknya guna mencari cara menafkahi istri dan anaknya.

Beruntung, Adhit telah membuka usaha warung pecel di rumahnya di Purwosari, Baleharjo, Gunungkidul sejak setahun lalu.

Bersama sang istri, Widi, Adhit pun mengembangkan usaha kuliner pecel tersebut.

Tak cuma berjualan pecel, Adhit juga kini aktif membuat konten di media sosialnya.

Bak menjelma jadi TikTokers, Adhit yang kini punya 374 ribu pengikut di TikTok pun rajin membuat konten terutama bertemakan kuliner.

Selain itu, Adhit juga mengaku siap bekerja apa saja setelah tak lagi bisa menjadi jurnalis TVRI.

"Kerja apa aja disyukuri. Sekarang nyupir Hi Ace dulu, siapa tahu besok nyupir helikopter. Ayo nyarter," kata Adhit dalam kontennya di TikTok.

Gajinya dipotong

PEGAWAI TVRI DIRUMAHKAN: Tangkapan layar jurnalis TVRI bernama Adhit yang curhat dan membuat konten setelah dirumahkan, Rabu (12/2/2025). Sederet curhatan pilu jurnalis TVRI yang kena imbas efisiensi anggaran viral. Mereka rela alih profesi demi bertahan hidup setelah dirumahkan.
PEGAWAI TVRI DIRUMAHKAN: Tangkapan layar jurnalis TVRI bernama Adhit yang curhat dan membuat konten setelah dirumahkan, Rabu (12/2/2025). Sederet curhatan pilu jurnalis TVRI yang kena imbas efisiensi anggaran viral. Mereka rela alih profesi demi bertahan hidup setelah dirumahkan. (TikTok @adhityaputratama)
Setali tiga uang dengan Adhit, jurnalis TVRI di Bengkulu bernama Abdi Wijaya Pranata juga ikut kena imbas efisiensi anggaran.

Namun nasib pria yang karib disapa Aab itu sedikit lebih beruntung dari Adhit.

Aab tak sepenuhnya dirumahkan, namun gajinya dipotong banyak.

Biasanya, Aab dibayar Rp3 juta perbulan. Namun gara-gara efisiensi anggaran, Aab hanya diupah Rp400 ribu perbulan.

"Kebijakan baru honor berita jadi Rp25 ribu. Seminggu empat berita. Itu pengumuman baru sore kemarin saya terima," ujar Aab dikutip dari Kompas.com.

Tiga tahun bekerja menjadi kontributor TVRI, Aab pilu saat tahu gajinya dipotong drastis.

Betapa tidak, Aab selama ini harus membiayai adiknya yang masih kuliah semester akhir.

Adik Aab saat ini tengah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Bengkulu.

Selama ini Aab selalu memberikan seluruh honornya untuk biaya kuliah sang adik.

"Adik saya semester VII sudah skripsi, saya kuliahkan dia dari hasil kerja di TVRI. Namun kalau terkena efisiensi, saya tidak tahu bagaimana nasib kuliah adik saya. Dengan imbas efisiensi, semua seperti berantakan. Kuliah adik saya terancam," pungkas Aab.

Lantaran hal tersebut, Aab terpaksa kembali bekerja membantu orang tua angkatnya.

"Sebelum di TVRI, saya masih bergantung pada orang tua angkat. Di TVRI saya bisa mandiri. Namun imbas efisiensi sepertinya saya kembali bergantung pada orang tua angkat, bantu di bengkel dan buat papan bunga," ujar Aab.

Singgung program makan bergizi gratis

Selanjutnya, curhatan pegawai TVRI yang ikut kena imbas efisiensi anggaran juga diungkap di akun Twitter @partaisocmed.

Dalam chat melalui akun tersebut, netizen yang mengaku sebagai pegawai TVRI itu mengurai perasaannya setelah terkena imbas efisiensi anggaran.

PEGAWAI TVRI DIRUMAHKAN: Tangkapan layar jurnalis TVRI curhat setelah dirumahkan, Rabu (12/2/2025). Sederet curhatan pilu jurnalis TVRI yang kena imbas efisiensi anggaran viral. Mereka rela alih profesi demi bertahan hidup setelah dirumahkan.
PEGAWAI TVRI DIRUMAHKAN: Tangkapan layar jurnalis TVRI curhat setelah dirumahkan, Rabu (12/2/2025). Sederet curhatan pilu jurnalis TVRI yang kena imbas efisiensi anggaran viral. Mereka rela alih profesi demi bertahan hidup setelah dirumahkan. (Twitter @partaisocmed)
Kini ia resmi dirumahkan alias kehilangan pekerjaan.

"Akibat dari pemangkasan anggaran tersebut juga berimbas kepada tenaga honorer yang beberapa K/L salah satunya adanya TVRI. Saya salah satu kontributor berita di stasiun TVRI daerah juga terkena imbasnya. Saat ini kami dirumahkan karena tidak ada anggaran untuk pembayaran berita yang kami kirimkan seperti biasanya. Kami kehilangan pekerjaan," tulis salah seorang netizen mengaku sebagai jurnalis TVRI.

Lebih lanjut, ia pun mengurai sindiran terkait dengan program makan bergizi gratis yang diciptakan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program tersebut mengorbankan nasib ribuan pegawai TVRI yang terpaksa dirumahkan alias tidak lagi punya gaji.

"Program makan bergizi gratis nyatanya membuat ribuat orang juga kehilangan pekerjaannya. Seluruh kontributor TVRI, LKBN, Antara dan RRI saat ini dibekukan dan kehilangan pekerjaan. Anak-anaknya makan gratis tapi orang tuanya gak makan," sambungnya.

Penjelasan Dirut TVRI

Sementara itu, Direktur Utama LPP TVRI, Imam Brotoseno mengurai soal isu terjadi badai PHK massal di TVRI.

Imam Brotoseno membantah terjadi PHK besar-besaran di TVRI terhadap pegawai ASN dan PPPK.

Diungkap Imam, yang terjadi adalah pegawai kontributor di daerah sementara dirumahkan dulu.

"Pemakaian jasa kontributor di TVRI daerah disetop dulu. Kontributor bukan PPNPN atau pegawai pendukung non-pegawai negeri, bukan juga ASN, makanya tergantung daerah untuk mengurangi kontributor atau tetap memakai sebagian," ungkap Imam Brotoseno dilansir dari Kompas.com.

Untuk diketahui, selama ini pemakaian jasa kontributor tergantung kebijakan TVRI daerah masing-masing.

Adapun status kontributor di TVRI selama ini adalah sebagai pegawai honorer.

Artinya gaji mereka berasal dari anggaran TVRI daerah dan baru dibayar setelah hasil produksi atau berita mereka ditayangkan. (Tribun Trends/Tribun Bogor)


https://trends.tribunnews.com/2025/0...rtu-gak-makan?

Kan ada bansos
acoreAvatar border
acore memberi reputasi
1
598
56
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan