- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dedy Nur Sentil Loyalis Ganjar yang Dulu Dukung IKN Tapi Kini Menolak: Angan-angannya


TS
Novena.Lizi
Dedy Nur Sentil Loyalis Ganjar yang Dulu Dukung IKN Tapi Kini Menolak: Angan-angannya
Dedy Nur Sentil Loyalis Ganjar yang Dulu Dukung IKN Tapi Kini Menolak: Angan-angannya Berhenti di Titik Nol
Senin, 10 Februari 2025 13:49 PM

Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali, Dedy Nur.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur menyentil loyalis Ganjar Pranowo. Terkait dengan dukungannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ada satu ironi politik yang sulit diabaikan. Mereka yang dulu paling bersemangat mendukung proyek IKN, kini berubah haluan menjadi penentang paling vokal,” kata Dedy dikutip dari unggahannya di X, Senin (10/2/2025).
Ia bertanya-tanya. Apakah ada yang membuat para loyalis Ganjar itu berubah pandangannya terkait IKN.
“Apa yang berubah? Apakah ada fakta baru yang membuat mereka tiba-tiba tercerahkan? Atau ini hanya soal kekecewaan karena skenario politik yang mereka bayangkan tak berjalan sesuai harapan?” ujar Dedy.
Padahal, kata Dedy, dulunya mereka PD calon presiden yang mereka usung akan menang. Lalu menganggap IKN sebagai legacy besar Jokowi.
“Dulu, saat mereka merasa percaya diri (PD) bahwa calon yang mereka usung akan menang, proyek IKN adalah simbol kemajuan, legacy besar Jokowi yang harus didukung penuh. Mungkin mereka yakin, dengan sokongan penuh dari Jokowi, kemenangan adalah kepastian,” ucapnya.
Namun realitas politik, kata dia bergerak lebih cepat dari ekspektasi. Jokowi tidak memilih mereka, Jokowi mendukung Prabowo.
“Dan ketika hasil pemilu diumumkan, yang terpilih bukan Ganjar, melainkan Prabowo. Angan-angan mereka berhenti di titik nol—secara harfiah dan politis,” imbuhnya.
Sejak saat itu, narasi loyalis Ganjar itu berubah. Dulu mendukung, kini megkritik.
“Kini, narasi berubah. IKN yang dulu dielu-elukan kini dikutuk habis-habisan. Seolah-olah ini bukan lagi proyek nasional, tetapi hanya peninggalan seorang Jokowi yang tak perlu diteruskan. Padahal, sejak awal IKN bukanlah proyek personal, melainkan cita-cita besar untuk pemerataan pembangunan Indonesia,” imbuhnya.
Hal itu dinilainya menunukkan bagaimana politik bekerja. Bukan soal prinsip, tapi seringkali hanya tentang siapa yang sedang diuntungkan.
“Dulu mereka mengklaim sebagai pendukung setia Jokowi dan IKN, sekarang mereka mendadak menjadi ‘pembela rakyat’ yang menolak proyek yang mereka dukung sendiri.”
Namun, politik bukan hanya tentang menang dan kalah. Politik adalah tentang membangun negara melampaui kepentingan pribadi dan kelompok.
“Sayangnya, bagi mereka yang tidak siap menerima kekalahan, proyek besar ini hanya dilihat dari satu kacamata: bukan lagi soal kemajuan, tapi soal kekecewakan saja,” pungkasnya.
“Dan begitulah kisah mereka yang angan-angannya berhenti di Titik Nol,” tambahnya.
Tidak sampai situ, Dedy juga mengunggah foto Ganjar berada di Titik Nol IKN. Ditemani sejumlah loyalisnya.
https://fajar.co.id/2025/02/10/dedy-...-nol/?page=all
Senin, 10 Februari 2025 13:49 PM

Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali, Dedy Nur.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur menyentil loyalis Ganjar Pranowo. Terkait dengan dukungannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ada satu ironi politik yang sulit diabaikan. Mereka yang dulu paling bersemangat mendukung proyek IKN, kini berubah haluan menjadi penentang paling vokal,” kata Dedy dikutip dari unggahannya di X, Senin (10/2/2025).
Ia bertanya-tanya. Apakah ada yang membuat para loyalis Ganjar itu berubah pandangannya terkait IKN.
“Apa yang berubah? Apakah ada fakta baru yang membuat mereka tiba-tiba tercerahkan? Atau ini hanya soal kekecewaan karena skenario politik yang mereka bayangkan tak berjalan sesuai harapan?” ujar Dedy.
Padahal, kata Dedy, dulunya mereka PD calon presiden yang mereka usung akan menang. Lalu menganggap IKN sebagai legacy besar Jokowi.
“Dulu, saat mereka merasa percaya diri (PD) bahwa calon yang mereka usung akan menang, proyek IKN adalah simbol kemajuan, legacy besar Jokowi yang harus didukung penuh. Mungkin mereka yakin, dengan sokongan penuh dari Jokowi, kemenangan adalah kepastian,” ucapnya.
Namun realitas politik, kata dia bergerak lebih cepat dari ekspektasi. Jokowi tidak memilih mereka, Jokowi mendukung Prabowo.
“Dan ketika hasil pemilu diumumkan, yang terpilih bukan Ganjar, melainkan Prabowo. Angan-angan mereka berhenti di titik nol—secara harfiah dan politis,” imbuhnya.
Sejak saat itu, narasi loyalis Ganjar itu berubah. Dulu mendukung, kini megkritik.
“Kini, narasi berubah. IKN yang dulu dielu-elukan kini dikutuk habis-habisan. Seolah-olah ini bukan lagi proyek nasional, tetapi hanya peninggalan seorang Jokowi yang tak perlu diteruskan. Padahal, sejak awal IKN bukanlah proyek personal, melainkan cita-cita besar untuk pemerataan pembangunan Indonesia,” imbuhnya.
Hal itu dinilainya menunukkan bagaimana politik bekerja. Bukan soal prinsip, tapi seringkali hanya tentang siapa yang sedang diuntungkan.
“Dulu mereka mengklaim sebagai pendukung setia Jokowi dan IKN, sekarang mereka mendadak menjadi ‘pembela rakyat’ yang menolak proyek yang mereka dukung sendiri.”
Namun, politik bukan hanya tentang menang dan kalah. Politik adalah tentang membangun negara melampaui kepentingan pribadi dan kelompok.
“Sayangnya, bagi mereka yang tidak siap menerima kekalahan, proyek besar ini hanya dilihat dari satu kacamata: bukan lagi soal kemajuan, tapi soal kekecewakan saja,” pungkasnya.
“Dan begitulah kisah mereka yang angan-angannya berhenti di Titik Nol,” tambahnya.
Tidak sampai situ, Dedy juga mengunggah foto Ganjar berada di Titik Nol IKN. Ditemani sejumlah loyalisnya.
https://fajar.co.id/2025/02/10/dedy-...-nol/?page=all


dragunov762mm memberi reputasi
1
231
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan