Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Ambles 7% Lebih di 2025, Valuasi IHSG Sudah Murah?
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketegangan geopolitik dan kebijakan perang tarif Donald Trump telah membawa sentimen negatif bagi pasar saham. Performa IHSG yang menjadi acuan investor pasar modal Indonesia pun bergejolak, hingga menjadi yang terlemah sejak Maret 2023 atau dalam dua tahun ke belakang.

Sepanjang 2025, IHSG telah turun 7,57%. Nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga melemah 1,12% ptp hingga perdagangan siang hari ini, Selasa 11 Februari, yang turut menjadi pemberat laju IHSG.

Sentimen tarif Trump tidak hanya menggerogoti IHSG, namun juga Bursa Asia kawasan lainnya. Seperti halnya PSEI (Filipina), SETI (Thailand), KLCI (Malaysia), NIKKEI 225 (Tokyo), dan Shanghai Composite (China), yang tertekan di zona merah year-to-date/ ytd.

Sedang, Kospi (Korea Selatan), Straits Times (Singapura), TW Weighted Index (Taiwan), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), masih mampu menguat di sepanjang tahun 2025.

Lantas, apakah valuasi IHSG sudah murah setelah penurunan belakangan ini?


Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa 11 Februari 2025, acuan est. Price Earning Ratio (PER) IHSG tercatat 11,95 kali, sedangkan valuasi Price Book Value (PBV) ada di 1,82 kali.

Mencermati valuasi Bursa Saham di regional Asia lainnya, valuasi IHSG saat ini masih terbilang relatif lebih mahal. Padahal sepanjang 2025 telah turun 7,57% ytd.

Ambles 7% Lebih di 2025, Valuasi IHSG Sudah Murah?

Valuasi IHSG masih lebih mahal ketimbang Bursa Saham Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KLCI (Malaysia), Shanghai Composite (China), PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), SETI (Thailand), hingga Kospi (Korea Selatan) berdasarkan PBV-nya.

Mencermati valuasi PER rasio, IHSG juga masih terbilang lebih mahal dibandingkan dengan Bursa Saham Kospi (Korea Selatan), PSEI (Filipina), dan juga Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam).

Sebagai acuan, PER adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total laba dari seluruh konstituen pasar. Investor menggunakan rasio ini untuk menentukan murah atau mahal valuasi pasar.

Sementara itu, PBV adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total nilai buku ekuitas. Rasio di bawah 1 kali artinya kapitalisasi pasar lebih murah dibandingkan dengan total ekuitas, sedangkan rasio di atas 1 kali artinya terbilang lebih mahal.

Di saat valuasi IHSG yang masih mahal dibandingkan dengan Bursa lainnya di Asia. Risiko ketidakpastian masih menyelimuti dan kapan pasar akan kembali bangkit masih samar-samar.

Terbaru, Presiden AS Donald Trump memberlakukan penerapan tarif impor AS untuk komoditas baja dan aluminium sebesar 25%. Mengutip Bloomberg, kebijakan itu disebut akan resmi berlaku mulai 4 Maret nanti.

“Pada dasarnya kami akan mengenakan tarif 25% tanpa kecuali pada semua alumunium dan baja dan itu berarti banyak bisnis akan dibuka di AS,” kata Trump ketika menandatangani perintah kebijakan tersebut di Oval Office, pada Senin.

Pasar juga menunggu pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang dijadwalkan akan memberikan kesaksian di Senat AS hari ini.

Analis Phintraco Sekuritas menyebut, rencana pengumuman paket tarif impor tahap 2 oleh Pemerintah AS memicu kegelisahan lonjakan inflasi dan dampaknya terhadap arah kebijakan moneter The Fed.

“Perang tarif adalah inflasi,” mengutip Carsten Brzeski, Kepala Riset ING.

“Bagi para investor, risiko pasar terbesar kemungkinan besar ada pada ketidakpastian kebijakan,” tegas Christian Floro dari Principal Asset Management.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...g-sudah-murah/

Masih mahal gaes... Masih belom bottom.. emoticon-Ngakak (S)
mnotorious19150Avatar border
brucebanner23Avatar border
soelojo4503Avatar border
soelojo4503 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
205
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan