Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Rupiah Melemah Senin Pagi, Tergencet Sentimen Tarif Impor Trump
Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai perkiraan, rupiah mengawali pekan ini dengan pelemahan, terlempar lagi ke kisaran Rp16.300-an/US$.

Mengacu data realtime Bloomberg, rupiah spot dibuka melemah 0,31% di level Rp16.325/US$ pada Senin pagi ini tergulung sentimen pasar global yang kembali diliputi ketidakpastian besar seputar perang tarif yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.

Pelemahan rupiah sejalan dengan tekanan yang dijuga dialami oleh mata uang Asia lain. Pagi ini, semua mata uang di kawasan Asia kecuali dolar Hong Kong, terpantau di zona merah.

Baht memimpin pelemahan dengan penurunan nilai hingga 0,68%, lalu ringgit 0,64%, won Korsel 0,45%, disusul oleh yen 0,37%. Rupiah juga tergerus 0,37%, lalu peso 0,23%, dolar Taiwan 0,20%, yuan Tiongkok 0,15%, dolar Singapura 0,13% serta yuan offshore 0,09%.

Secara teknikal, rupiah telah menembus level support terdekat di Rp16.300-Rp16.330/US$. Rupiah memiliki level support terkuat di Rp16.350/US$.

Selama rupiah tenggelam di level lebih lemah di atas Rp16.350/US$ usai tertekan, dalam sepekan perdagangan, maka masih ada potensi untuk lanjut melemah hingga Rp16.450/US$.

Sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp16.200/US$ dalam tren jangka menengah (Mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat hingga Rp16.110/US$.

Global keruh

Indeks dolar kembali bangkit pagi ini di kisaran 108,39.

Ketidakpastian global kembali besar menyusul pernyataan Trump yang berniat mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 25% untuk semua impor baja dan alumunium pada Senin waktu setempat atau nanti malam waktu Indonesia Barat.

Yang membuat pasar makin khawatir adalah, tarif itu akan dikenakan universal alias ke semua negara. Meski Trump belum menyebutkan kapan persisnya bea masuk baru itu akan diberlakukan, akan tetapi kebijakan itu jelas akan berdampak besar karena konsumsi baja negeri adidaya itu cukup besar, mencapai 93 juta ton pada tahun 2023.

Perkembangan sentimen global itu kemungkinan juga akan menekan pasar surat utang negara setelah pekan lalu mencetak kinerja apik.

Laporan Bank Indonesia mencatat, selama periode transaksi 3-6 Februari pekan lalu, investor nonresiden membukukan net buy senilai Rp1,45 triliun. Angka itu berasal dari nilai beli bersih asing di SBN sebesar Rp9,14 triliun, lalu net sell di saham sebesar Rp3,29 triliun serta jual neto SRBI sebesar Rp4,40 triliun.

tren bullish di pasar SBN pada pekan lalu mungkin akan bergeser pada pekan ini. Sentimen geopolitik seputar perang tarif impor AS, juga perkembangan asesmen Presiden Donald Trump terhadap Departemen Keuangan AS, sejauh ini membebani pasar surat utang global.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa inflasi AS akan kembali bangkit menyusul laporan pekerjaan pada pekan lalu yang kuat. Tingkat pengangguran AS turun jadi 4%, sementara nonfarm payrolls pada November dan Desember direvisi jadi lebih besar. Di sisi lain, pertumbuhan rata-rata upah per jam juga meningkat pada Januari lalu.

Kekhawatiran terkait perang dagang Trump juga telah mengerek ekspektasi inflasi AS jadi ke kisaran 4,3% pada bulan lalu.

Yield surat utang AS, US Treasury, pada Senin pagi terpantau bergerak naik cukup banyak, mengindikasikan ada tekanan jual yang menekan harganya.

Yield 2Y misalnya terpangkas 7,3 basis poin menjadi 4,285%. Sementara tenor 10Y turun imbal hasilnya 5,2 basis poin menjadi 4,487%.

Alhasil, yield spread atau selisih imbal hasil investasi surat utang AS dengan Indonesia jadi makin menyempit.

Posisi pada Senin pagi ini, yield spread mengecil jadi tinggal 236 basis poin, setelah sebelumnya stabil di kisaran 244 basis poin bahkan sempat mencapai 250 basis poin.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...f-impor-trump/
soelojo4503Avatar border
kakekane.cellAvatar border
kakekane.cell dan soelojo4503 memberi reputasi
2
229
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan