- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Polisi Peras Warga Malaysia, Negara Asing Kompak Boikot Industri Musik Indonesia


TS
dragonroar
Polisi Peras Warga Malaysia, Negara Asing Kompak Boikot Industri Musik Indonesia
Kasus Polisi Peras Warga Malaysia di Konser DWP, Negara Asing Kompak Boikot Industri Musik Indonesia
- Sabtu, 8 Februari 2025 | 16:06 WIB
Ilustrasi: Kehebohan penonton konser musik. Kasus pemerasan oleh polisi di DWP 2024 memicu boikot internasional terhadap ajang musik tanah air. (Vishnu R Nair/Pexels.com - INDEPENDENMEDIA.ID)
INDEPENDENMEDIA.ID - Kasus pemerasan 34 anggota Kepolisian Republik Indonesia (RI) terhadap penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) tak hanya merusak citra Korps Bhayangkara.
Namun, kasus yang memalukan itu juga menimbulkan dampak signifikan pada industri musik Indonesia.
Reaksi internasional nyata telah merugikan industri sektor musik dan pariwisata tanah air.
KRONOLOGI KASUS PEMERASAN PENGUNJUNG DWP 2024
Pada Desember 2024, festival musik tahunan DWP digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Sejumlah penonton, terutama warga negara Malaysia, melaporkan telah menjadi korban pemerasan polisi yang bertugas mengamankan acara tersebut.
Para korban mengaku ditangkap tanpa alasan jelas, dipaksa menjalani tes urine mendadak, dan diminta membayar sejumlah uang besar untuk dibebaskan.
Total kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai Rp32 miliar.
REAKSI INTERNASIONAL DAN SERUAN BOIKOT INDONESIA
Kasus ini sontak menjadi sorotan internasional setelah kabar kejadiannya viral di media sosial (medsos).
Penonton dari Malaysia menyuarakan kekecewaan mereka dan menyerukan boikot terhadap DWP serta acara musik lainnya di Indonesia.
Unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) dan media sosial lainnya menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap perlakuan yang mereka terima selama acara tersebut.
DAMPAK NEGATIF TERHADAP INDUSTRI MUSIK INDONESIA
Ulah "personel berseragam cokelat" --yang kelembagaannya belakangan diplesetkan dengan julukan "parcok" karena sentimen negatif cawe-cawe-nya pada proses pemilu-- tersebut berpotensi menurunkan minat penonton internasional menghadiri konser mudik di Indonesia.
Kepercayaan terhadap keamanan dan integritas penyelenggaraan acara musik di Indonesia terancam menurun, yang dapat berdampak pada penjualan tiket dan reputasi festival musik di masa mendatang.
Selain itu, seruan boikot dari negara tetangga, antara lain Malaysia, dapat menjalar ke negara-negara lain, mengingat DWP adalah salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara.
Bahkan sangat mungkin dampak negatifnya telah menjangkit.
TINDAKAN PEMULIHAN DAN UPAYA PERBAIKAN
Menanggapi insiden ini, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) menyatakan komitmennya untuk meningkatkan standar keamanan dan pelayanan dalam penyelenggaraan acara musik di masa depan.
APMI menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh dan implementasi langkah-langkah preventif agar insiden serupa tidak terulang.
Selain itu, pihak berwenang telah mengambil tindakan dengan menahan dan memeriksa oknum polisi yang terlibat dalam pemerasan tersebut.
Kasus pemerasan di DWP 2024 menjadi peringatan bagi industri musik Indonesia untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan integritas dalam penyelenggaraan acara.
Diperlukan kerjasama antara promotor, aparat keamanan, dan pemerintah untuk memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi lagi, sehingga industri musik Indonesia dapat pulih dan kembali menarik minat penonton domestik maupun internasional. [Jassinta Roid Triniti]
https://www.independenmedia.id/vario...nesia?page=all
- Sabtu, 8 Februari 2025 | 16:06 WIB

Ilustrasi: Kehebohan penonton konser musik. Kasus pemerasan oleh polisi di DWP 2024 memicu boikot internasional terhadap ajang musik tanah air. (Vishnu R Nair/Pexels.com - INDEPENDENMEDIA.ID)
INDEPENDENMEDIA.ID - Kasus pemerasan 34 anggota Kepolisian Republik Indonesia (RI) terhadap penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) tak hanya merusak citra Korps Bhayangkara.
Namun, kasus yang memalukan itu juga menimbulkan dampak signifikan pada industri musik Indonesia.
Reaksi internasional nyata telah merugikan industri sektor musik dan pariwisata tanah air.
KRONOLOGI KASUS PEMERASAN PENGUNJUNG DWP 2024
Pada Desember 2024, festival musik tahunan DWP digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Sejumlah penonton, terutama warga negara Malaysia, melaporkan telah menjadi korban pemerasan polisi yang bertugas mengamankan acara tersebut.
Para korban mengaku ditangkap tanpa alasan jelas, dipaksa menjalani tes urine mendadak, dan diminta membayar sejumlah uang besar untuk dibebaskan.
Total kerugian yang dialami korban diperkirakan mencapai Rp32 miliar.
REAKSI INTERNASIONAL DAN SERUAN BOIKOT INDONESIA
Kasus ini sontak menjadi sorotan internasional setelah kabar kejadiannya viral di media sosial (medsos).
Penonton dari Malaysia menyuarakan kekecewaan mereka dan menyerukan boikot terhadap DWP serta acara musik lainnya di Indonesia.
Unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) dan media sosial lainnya menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap perlakuan yang mereka terima selama acara tersebut.
DAMPAK NEGATIF TERHADAP INDUSTRI MUSIK INDONESIA
Ulah "personel berseragam cokelat" --yang kelembagaannya belakangan diplesetkan dengan julukan "parcok" karena sentimen negatif cawe-cawe-nya pada proses pemilu-- tersebut berpotensi menurunkan minat penonton internasional menghadiri konser mudik di Indonesia.
Kepercayaan terhadap keamanan dan integritas penyelenggaraan acara musik di Indonesia terancam menurun, yang dapat berdampak pada penjualan tiket dan reputasi festival musik di masa mendatang.
Selain itu, seruan boikot dari negara tetangga, antara lain Malaysia, dapat menjalar ke negara-negara lain, mengingat DWP adalah salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia Tenggara.
Bahkan sangat mungkin dampak negatifnya telah menjangkit.
TINDAKAN PEMULIHAN DAN UPAYA PERBAIKAN
Menanggapi insiden ini, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) menyatakan komitmennya untuk meningkatkan standar keamanan dan pelayanan dalam penyelenggaraan acara musik di masa depan.
APMI menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh dan implementasi langkah-langkah preventif agar insiden serupa tidak terulang.
Selain itu, pihak berwenang telah mengambil tindakan dengan menahan dan memeriksa oknum polisi yang terlibat dalam pemerasan tersebut.
Kasus pemerasan di DWP 2024 menjadi peringatan bagi industri musik Indonesia untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan integritas dalam penyelenggaraan acara.
Diperlukan kerjasama antara promotor, aparat keamanan, dan pemerintah untuk memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi lagi, sehingga industri musik Indonesia dapat pulih dan kembali menarik minat penonton domestik maupun internasional. [Jassinta Roid Triniti]
https://www.independenmedia.id/vario...nesia?page=all
Diubah oleh dragonroar 09-02-2025 08:47




servesiwi dan gmc.yukon memberi reputasi
2
474
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan