Aturan baru pembelian gas 3kg atau yang dikenal dengan gas melon menuai polemik. Salah satu aturannya yaitu pembelian dengan KTP membuat penjual mengeluh. Salah seorang pemilik agen resmi gas elpiji di Jakarta Selatan, mengaku kebingungan dengan kebijakan baru yang mewajibkan pembelian gas elpiji 3 kilogram menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).

Akibat aturan ini, penjual gas elpiji ukuran 3kg harus mengumpulkan atau memfoto KTP para pembeli sebagai bukti transaksi. Ia mengatakan kalau pembeli tidak memiliki fotokopi KTP, penjual harus memfoto KTP mereka sebagai bukti pembelian. "Ada yang membawa KTP, kita (penjual) harus siapin HP-nya dulu, harus foto (KTPnya) dulu. Terus KTP dikumpulin, (KTP pembeli ada) di saya buat apa?" katanya, Senin 3 Februari 2025.

Menurutnya, aturan ini adalah kerumitan tersendiri karena jumlah pembeli yang datang tidak sedikit. Selain itu, ia kesulitan untuk memverifikasi apakah seorang pembeli sudah membeli gas elpiji sebelumnya atau belum.

"Bisa dia (pembeli) beli (gas melon) double. Nah kalau saya ngambil (memfoto KTP, saya enggak tahu (kalau) satu KK pembeli punya empat orang misalnya, dia beli empat (elpiji) di sini bisa, karena begitu diinput ke saya, saya enggak tahu (pembeli tersebut) sudah pernah beli (atau) belum?" lanjut dia.

Dwi menilai sistem ini tidak efektif dan justru menyulitkan masyarakat. Selain proses pembelian yang lebih rumit, kebijakan ini juga membuat warga harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan elpiji.

Ia juga menyayangkan aturan yang melarang warung kelontong menjual gas elpiji, karena sebelumnya warung-warung ini mempermudah akses masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari.

"Ini menyusahkan karena (pembelian gas) tidak dekat dengan warga. Kalau dulu (penjualan) minyak tanah itu dekat (lokasinya) dengan warga, dibuat dekat dengan warga, agar mudah (bagi) warga," tuturnya.***

https://kabartasikmalaya.pikiran-rak...t-apa?page=all

Semoga ga disalahgunakan yak..