- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menkes Beri Sinyal Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun Depan


TS
jaguarxj220
Menkes Beri Sinyal Iuran BPJS Kesehatan Naik Tahun Depan
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sinyal akan ada kebijakan kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada 2026. Kebijakan berpotensi diambil menyusul defisit yang semakin membesar dalam beberapa tahun terakhir.
Dia mengklaim telah melakukan perhitungan bersama BPJS Kesehatan dan Menteri Keuangan bahwa BPJS Kesehatan masih dapat membayar seluruh klaim hingga akhir 2025. Namun, kata dia, pada tahun-tahun berikutnya diprediksi perlu ada penyesuaian tarif kepada peserta BPJS Kesehatan.
“Itu BPJS saya sudah bilang ke Bapak [Prabowo], kalau hitung-hitungan kami sama Bu Menkeu 2025 harusnya aman. Di 2026 kemungkinan mesti ada adjusment di tarifnya,” kata Budi kepada awak media, di Istana Negara, Rabu (5/5/2025).
Dia pun mengklaim telah meminta waktu khusus kepada Presiden Prabowo untuk membahas rencana BPJS Kesehatan ke depan. Hal ini termasuk potensi penyesuaian tarif BPJS Kesehatan pada 2026.
Meski demikian, dia mengklaim pertemuan baru akan dilakukan usai ada formulasi yang lebih jelas tentang kebutuhan pendanaan pada program BPJS Kesehatan. Saat ini, angka tersebut masih dalam proses penghitungan bersama Kementerian Keuangan dan BPJS Kesehatan.
“Belum, belum ada angkanya. Makanya mesti hadap beliau tapi udah dikasih waktunya nanti aku sama Bu Ani [Menkeu Sri Mulyani],” ucap Budi.
Lebih lanjut, Budi juga menegaskan bahwa potensi kenaikan tarif BPJS Kesehatan tersebut tidak berkaitan dengan akan berlakunya sistem Rawat Inap Standar (KRIS) yang akan menggantikan sistem kelas di BPJS Kesehatan paling lambat 30 Juni 2025.
“Enggak enggak, gaada hubungannya sama KRIS,” ujar dia.
Pada tahun 2023, BPJS Kesehatan mencatatkan pemasukan iuran sebesar Rp 149,61 triliun, namun kewajiban pembayaran klaim kesehatan ke rumah sakit dan klinik mencapai Rp 158,85 triliun.
Selisih negatif ini terus terjadi hingga tahun 2024, di mana hingga bulan Oktober, total penerimaan iuran BPJS Kesehatan hanya mencapai Rp 133,45 triliun dengan pengeluaran klaim mencapai Rp 146,28 triliun. Dengan rasio beban mencapai 109,62%, situasi ini menciptakan ketidakseimbangan keuangan yang memerlukan perhatian.
BPJS Kesehatan mengandalkan aset netto atau nilai total aset setelah dikurangi kewajiban untuk menutup defisit ini. Aset netto BPJS Kesehatan sebagian besar diperoleh dari surplus penerimaan iuran pada tahun 2020 hingga 2022. Dalam tiga tahun tersebut, BPJS Kesehatan memperoleh lebih dari Rp 117,47 triliun.
Namun, dengan adanya defisit yang semakin besar, aset netto diperkirakan akan mencapai titik negatif pada November 2025, dan jika tidak ada perubahan kebijakan, potensi gagal bayar akan terjadi pada Juni 2026.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...k-tahun-depan/
Ayo bayar BPJS nya ya..
Tapi kalo bisa, pakai asuransi swasta..
Dia mengklaim telah melakukan perhitungan bersama BPJS Kesehatan dan Menteri Keuangan bahwa BPJS Kesehatan masih dapat membayar seluruh klaim hingga akhir 2025. Namun, kata dia, pada tahun-tahun berikutnya diprediksi perlu ada penyesuaian tarif kepada peserta BPJS Kesehatan.
“Itu BPJS saya sudah bilang ke Bapak [Prabowo], kalau hitung-hitungan kami sama Bu Menkeu 2025 harusnya aman. Di 2026 kemungkinan mesti ada adjusment di tarifnya,” kata Budi kepada awak media, di Istana Negara, Rabu (5/5/2025).
Dia pun mengklaim telah meminta waktu khusus kepada Presiden Prabowo untuk membahas rencana BPJS Kesehatan ke depan. Hal ini termasuk potensi penyesuaian tarif BPJS Kesehatan pada 2026.
Meski demikian, dia mengklaim pertemuan baru akan dilakukan usai ada formulasi yang lebih jelas tentang kebutuhan pendanaan pada program BPJS Kesehatan. Saat ini, angka tersebut masih dalam proses penghitungan bersama Kementerian Keuangan dan BPJS Kesehatan.
“Belum, belum ada angkanya. Makanya mesti hadap beliau tapi udah dikasih waktunya nanti aku sama Bu Ani [Menkeu Sri Mulyani],” ucap Budi.
Lebih lanjut, Budi juga menegaskan bahwa potensi kenaikan tarif BPJS Kesehatan tersebut tidak berkaitan dengan akan berlakunya sistem Rawat Inap Standar (KRIS) yang akan menggantikan sistem kelas di BPJS Kesehatan paling lambat 30 Juni 2025.
“Enggak enggak, gaada hubungannya sama KRIS,” ujar dia.
Pada tahun 2023, BPJS Kesehatan mencatatkan pemasukan iuran sebesar Rp 149,61 triliun, namun kewajiban pembayaran klaim kesehatan ke rumah sakit dan klinik mencapai Rp 158,85 triliun.
Selisih negatif ini terus terjadi hingga tahun 2024, di mana hingga bulan Oktober, total penerimaan iuran BPJS Kesehatan hanya mencapai Rp 133,45 triliun dengan pengeluaran klaim mencapai Rp 146,28 triliun. Dengan rasio beban mencapai 109,62%, situasi ini menciptakan ketidakseimbangan keuangan yang memerlukan perhatian.
BPJS Kesehatan mengandalkan aset netto atau nilai total aset setelah dikurangi kewajiban untuk menutup defisit ini. Aset netto BPJS Kesehatan sebagian besar diperoleh dari surplus penerimaan iuran pada tahun 2020 hingga 2022. Dalam tiga tahun tersebut, BPJS Kesehatan memperoleh lebih dari Rp 117,47 triliun.
Namun, dengan adanya defisit yang semakin besar, aset netto diperkirakan akan mencapai titik negatif pada November 2025, dan jika tidak ada perubahan kebijakan, potensi gagal bayar akan terjadi pada Juni 2026.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...k-tahun-depan/
Ayo bayar BPJS nya ya..

Tapi kalo bisa, pakai asuransi swasta..

Diubah oleh jaguarxj220 05-02-2025 16:57






aldonistic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
474
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan