Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Dalam 25 Tahun Terakhir, Rupiah Mata Uang Terlemah ke-5 di Dunia
Bloomberg Technoz, Jakarta - Heboh ‘error’ data kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di laman mesin pencari Google pada hari Sabtu lalu, membuka fakta bahwa dalam 25 tahun terakhir, rupiah telah mengalami kemerosotan nilai hingga 100% terhadap the greenback, mata uang Negeri Paman Sam.

Rupiah terakhir kali di kisaran Rp8.170-an per dolar AS adalah pada Mei 2000 silam, seperti dilacak dari data Bloomberg. Pada penutupan pasar spot valas hari Jumat pekan lalu, nilai rupiah adalah sebesar Rp16.300 per dolar AS. Melemah lebih dari dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir.

Pada pekan perdagangan pertama Februari ini, rupiah juga diperkirakan menghadapi hari yang sangat menantang menyusul makin panas Perang Dagang 2.0 yang dipicu oleh Donald Trump, Presiden AS. Negara-negara yang dibidik Trump yakni China, Meksiko dan Kanada, telah menegaskan mereka tidak akan diam saja dan akan membalas perang tarif AS.

Di tengah sentimen risk-off di pasar global di mana indeks dolar AS makin melejit dengan kenaikan hampir 1% pagi ini, rupiah beresiko menjebol Rp16.400/US$ hari ini bahkan mendekati level terlemah sepanjang sejarah yang pecah pada saat Krisis Moneter 1998 dan Pandemi Covid-19, lima tahun lalu.

Bila membandingkan nilai rupiah dengan mata uang negara-negara lain di dunia, terlihat bahwa rupiah merupakan salah satu mata uang di dunia yang paling lemah terhadap dolar AS.

Dalam 25 Tahun Terakhir, Rupiah Mata Uang Terlemah ke-5 di Dunia
Pergerakan rupiah di pasar NDF, spot dan JISDOR versus indeks dolar AS (Divisi Riset Bloomberg Technoz)


Rupiah bahkan kalah oleh peso Argentina, negeri yang masih bergulat menaklukkan krisis di mana inflasi mencapai ratusan persen.

Mata uang yang lemah, pada satu sisi memang bisa memberikan keuntungan bagi perekonomian negeri tersebut. Yakni, barang ekspor yang diproduksi akan jadi cukup kompetitif alias murah ketika dijual di pasar internasional.

Nyatanya, tidak sedikit negara yang menempuh strategi melemahkan mata uangnya agar ekspor mereka tetap kompetitif.

Itu yang pernah ditempuh oleh China ketika menghadapi Perang Dagang 1.0. Nilai yuan, mata uang Tiongkok, pada awal Agustus 2019 silam bahkan dibiarkan merosot ke level terlemah dalam lebih dari satu dekade.

Namun, mata uang yang lemah di sisi lain juga bisa berdampak negatif pada sebuah perekonomian. Barang impor jadi mahal. Inflasi bisa terkerek naik karena kenaikan harga barang dari aktivitas importasi.

Bagi negeri dengan ketergantungan impor cukup besar seperti Indonesia, yang sangat bergantung pasokan barang dari luar mulai dari impor barang modal hingga konsumsi, mata uang lemah bisa memukul ekonomi. Inflasi bisa melejit karena mahalnya barang impor.

Sementara, kemerosotan mata uang juga bisa membuat defisit anggaran negara bisa kian menganga.

Berikut ini daftar 10 mata uang terlemah di dunia, seperti dikompilasi oleh Divisi Riset Bloomberg Technoz dari data Bloomberg, hingga data 31 Januari 2025:

1. Rial Iran (USD/IRR)

Mata uang di Negeri Para Mullah itu menjadi yang terlemah di dunia saat ini. US$ 1 kini setara dengan 42.000 rial Iran.

Mengutip World Bank, perekonomian Republik Islam Iran didukung oleh sektor hidrokarbon, pertanian dan jasa dan menggantungkan pendapatan pada produksi minyak. Iran menempati peringkat kedua pemilik cadangan gas alam terbesar di dunia serta peringkat empat pemilik cadangan minyak terbesar.

Guncangan eksternal termasuk sanksi dan volatilitas harga komoditas, menyebabkan terjadi stagnasi ekonomi. Inflasi pernah menyentuh 40%. Pada 2022, ekonomi Iran mulai bangkit didukung booming komoditas. Depresiasi nilai tukar ditempuh untuk mendukung barang ekspor Iran di pentas perdagangan internasional.

2. Dong Vietnam (USD/VND)

Saat ini, harga dolar AS di Vietnam setara dengan 25.082 dong. Lemahnya dong bila dikonversi dalam dolar AS, diduga menjadi bagian dari strategi negara yang baru merdeka tahun 1976 itu, menaikkan tingkat kompetisi mereka dalam menarik modal asing, juga perdagangan internasional.

Melihat hasilnya kini, sepertinya jurus itu tepat. Perekonomian Vietnam menjadi salah satu yang terbaik di ASEAN saat ini, mengalahkan Indonesia dan negeri jirannya.

Pada 2024, pertumbuhan ekonomi Vietnam menembus 7,55%. tercepat dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Ekonomi Vietnam mengandalkan ekspor dan arus masuk modal asing yang kuat. Ekspor Vietnam selama 2024 lalu, tumbuh 14% dibanding tahun sebelumnya. Sementara arus masuk modal asing naik 9,4% mencapai US$ 25,35 miliar.

3. Leone Sierra Leone (USD/SLL)

Negeri di Afrika Barat itu memiliki mata uang bernama Leone. Saat ini, US$ 1 nilainya setara dengan 22.978 leone.

World Bank mencatat, perekonomian Sierra Leone mengalami kemunduran hingga membuat situasi rawan pangan di negeri itu kian memburuk. Pertumbuhan ekonomi melambat sementara inflasi mencapai double digit.

Negeri ini juga bergantung banyak pada impor untuk kebutuhan pokok seperti beras, menyusul kejatuhan nilai produksi dalam negeri sejak 2014 akibat epidemi Ebola.

4. Kip Laos (USD/LAK)

Mata uang Laos, negeri yang pernah dijajah oleh Prancis dan merupakan satu dari sedikit negara komunis tersisa di dunia, adalah salah satu mata uang terendah di dunia dengan nilai US$ 1 setara dengan 21.748 kip.

Negara ini memiliki utang yang sangat besar pada China. Sekitar 50% dari total Utang Luar Negeri Laos dalah pada China. Laos terancam gagal bayar sehingga melakukan debt swap to equity atau menukar utang dengan memberikan saham pada China, selaku kreditur terbesar mereka.

Antara Juli 2023 sampai Juni 2024, mata uang kip telah terdepresiasi hingga 14% terhadap dolar AS di pasar resmi dan merosot sampai 29% di pasar paralel, hingga memicu inflasi, seperti dikutip dari catatan Bank Dunia.

5. Rupiah Indonesia (USD/IDR)

Di belakang Laos, adalah mata uang Indonesia rupiah, sebagai mata uang terlemah urutan kelima saat ini.

Harga dolar AS kini setara dengan Rp16.300/US$ di pasar spot. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) bahkan tercatat kurs dolar AS di Rp16.312/US$.

Rupiah telah menjadi mata uang terburuk di Asia pada Januari 2025 dengan pelemahan mencapai 1,21%. Sementara bila menghitung kinerja rupiah dalam lima tahun terakhir, atau sejak 2020, rupiah sudah terdepresiasi hingga 16,23%. Itu menjadikan rupiah sebagai mata uang di Asia dengan pelemahan terdalam urutan keempat dalam lima tahun terakhir.

Pelemahan rupiah bukan hanya karena fenomena strong dollar yang melibas semua mata uang di dunia. Namun, sisi fundamental rupiah sejauh ini juga terbilang rapuh. Salah satunya karena kondisi defisit kembar.

Data terakhir menunjukkan, defisit transaksi berjalan tercatat defisit sebesar -0,66% per akhir September 2024. Itu menjadi angka defisit current account terbesar sejak akhir Maret 2023 lalu. Transaksi berjalan merupakan neraca yang menggambarkan pasokan valas dari kegiatan ekspor-impor, sehingga lebih bertahan lama ketimbang valas yang datang dari investasi portofolio jangka pendek (hot money).

Dalam 25 Tahun Terakhir, Rupiah Mata Uang Terlemah ke-5 di Dunia
Semakin lebar defisit fiskal, semakin lemah pula nilai rupiah (Divisi Riset Bloomberg Technoz)


Dari grafik terlihat, semakin besar angka defisit transaksi berjalan, makin lemah pula nilai rupiah.

Pada saat yang sama, sisi fiskal juga mencatat defisit. APBN 2025 diproyeksikan defisit sebesar 2,53%. APBN yang defisit berarti pemerintah harus menambal dengan berutang melalui penjualan surat utang alias obligasi. Bila utang itu datang dari mancanegara, maka kebutuhan valas pemerintah akan meningkat untuk membayar kembali utang tersebut.

Tanpa reformasi struktural, depresiasi rupiah akan terus menjadi momok. Sementara mata uang yang lemah dampaknya tidak kecil pada ekonomi mengingat Indonesia saat ini banyak bergantung pada impor untuk barang kebutuhan pokok, mulai dari minyak (BBM) sampai beras dan biji kedelai.

6. Sum Uzbekistan (USD/UZS)

Mata uang negeri Eropa Timur ini tercatat sebesar 12.972 sum per US$ 1.

Melansir catatan Bank Dunia, Uzbekistan termasuk negara yang berhasil mereformasi ekonomi, dengan capaian pertumbuhan rata-rata 5,3% sejak 2017 lalu. Capaian itu mengungguli kelompok negara berpendapatan menengah bawah di dunia.

Meskipun demikian, penciptaan lapangan kerja masih tertinggal dengan pertumbuhan rata-rata hanya 1,1% selama lima tahun terakhir.

7. Franc Guinea (USD/GNF)

Negeri di Afrika Barat itu juga memiliki mata uang terlemah di dunia, dengan konversi kurs dolar AS setara dengan 8.641 franc Guinea.

Negeri ini kaya dengan tambang, tepatnya bauksit dan emas. Pada 2023, melansir Bank Dunia, Guinea mencatat pertumbuhan ekonomi 7,1% terutama karena kinerja sektor tambang bauksit dan emas yang bagus.

Pertanian juga memainkan peran penting di negeri dengan jumlah penduduk tak sampai 20 juta jiwa itu. Dengan sumbangan 27,8% terhadap ekonomi, sektor pertanian Guinea mempekerjakan lebih dari separuh penduduk di sana.

8. Guarani Paraguay (USD/PYG)

Mata uang Paraguay, guarani, termasuk salah satu mata uang terlemah di dunia dengan konversi terhadap nilai dolar AS mencapai 7.880 guarani.

Paraguay, salah satu produsen kedelai terbesar di dunia, adalah negara di belahan Amerika Latin di mana ekonomi mereka sangat didominasi oleh sektor informal, usaha mikro dan kaki lima.

Dalam 20 tahun, antara 2003-2023, ekonomi negeri ini hanya tumbuh 3,6%. Tahun lalu, ekonomi Paraguay diprediksi tumbuh 3,9%. Angka itu sebenarnya bisa lebih besar bila tidak terjegal efek perubahan iklim.

Jumlah penduduk miskin di negeri itu masih besar, mencapai 16,8% dari populasi tahun 2024, seperti dilansir World Bank.

9. Peso Kolombia (USD/COP)

Mata uang negara di kawasan Amerika Latin ini masuk dalam jajaran 10 mata uang terlemah di dunia. Konversi dolar AS dalam peso Kolombia saat ini setara dengan 4.209 peso.

Produk Domestik Bruto Kolombia mencapai US$ 363,5 miliar pada 2023, seperti dilansir oleh Bank Dunia. Dengan populasi mencapai 52,1 juta jiwa, Kolombia masuk dalam 30 negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Melihat ukuran ekonominya, Kolombia termasuk yang terbesar keempat di Amerika Latin. Namun, negeri ini memiliki sejumlah kekurangan termasuk volatilitas mata uang yang sering terpicu ketegangan diplomatik.

Yang terakhir, Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi tarif impor 25% pada negeri ini karena penolakan mereka memberikan izin mendarat pada pesawat militer yang mengangkut imigran AS yang dideportasi.

10. Riel Kamboja (USD/KHR)

Kamboja adalah negeri dengan populasi kurang dari 20 juta jiwa, berlokasi di Asia Tenggara, berbatasan dengan Thailand, Laos dan Vietnam yang juga dilintasi sungai Mekong.

Kamboja merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina dari abad 11 hingga 14 masehi.

Kamboja memiliki mata uang bernama riel di mana konversi terhadap dolar AS saat ini setara dengan 4.026 riel.

Perekonomian Kamboja diperkirakan tumbuh 5,8% pada tahun lalu dan diprediksi akan makin melesat hingga tumbuh 6%, tahun ini, melansir laporan Asian Development Bank.

Industri garmen, alas kaki dan barang perjalanan, menjadi tulang punggung ekonomi negara ini.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...ke-5-di-dunia/

Nigeria, Yaman kok ga masuk, ala mereka lebih baik dari Indonesia?
billy.ar15Avatar border
BALI999Avatar border
kakekane.cellAvatar border
kakekane.cell dan 2 lainnya memberi reputasi
3
303
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan