Kaskus

News

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Pulau di RI Ini Terancam Krisis Penduduk, Angka Kelahiran Kian Turun
Pulau di RI Ini Terancam Krisis Penduduk, Angka Kelahiran Kian Turun

02 February 2025 11:00
Pulau di RI Ini Terancam Krisis Penduduk, Angka Kelahiran Kian Turun Foto: Warga menurunkan sepeda motor dari sebuah kapal kayu saat tiba dari Balikpapan di sebuah pelabuhan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (REUTERS / Willy Kurniawan)

Jakarta,CNBC Indonesia- Indonesia tengah menghadapi fenomena demografi, angka kelahiran bayi terus merosot. Jika dulu pertumbuhan penduduk melaju pesat, kini tren fertilitas menunjukkan penurunan signifikan. Dari Sabang hingga Merauke, pola ini terjadi merata, tetapi ada tiga provinsi yang mengalami penurunan lebih drastis dibanding daerah lain. Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa dampaknya bagi masa depan ekonomi dan sosial Indonesia?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga provinsi di Kalimantan mencatatkan penurunan angka kelahiran yang mencolok dalam beberapa dekade terakhir. Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur mengalami tren fertilitas yang semakin merosot, dengan Angka Kelahiran Menurut Umur Ibu (Age-Specific Fertility Rate/ASFR) yang semakin mengecil di semua kelompok usia.

Dalam 50 tahun terakhir, angka kelahiran di ketiga provinsi tersebut turun lebih dari separuhnya. Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan penurunan paling tajam, di mana angka kelahiran kelompok usia subur 20-24 tahun merosot dari 264 pada tahun 1980 menjadi hanya 92 pada 2020.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kalimantan. Secara nasional, angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 1971, TFR Indonesia masih berada di angka 5,61, artinya, rata-rata setiap perempuan melahirkan sekitar lima hingga enam anak sepanjang hidupnya. Namun, pada 2020, angka ini turun drastis menjadi 2,18.

Penurunan ini mencerminkan perubahan sosial dan ekonomi yang cukup besar. Faktor-faktor seperti meningkatnya akses terhadap pendidikan, perubahan pola pikir terkait keluarga berencana, serta pertumbuhan ekonomi yang mendorong urbanisasi menjadi pendorong utama tren ini.
Penurunan angka kelahiran bukan hanya sekadar angka statistik. Dalam jangka panjang, ini dapat berdampak besar pada ekonomi dan struktur demografi Indonesia. Jika tren ini terus berlanjut, Indonesia akan mengalami penuaan populasi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Penuaan populasi dapat memicu beberapa tantangan serius, dengan semakin sedikitnya generasi muda yang lahir, dalam 20-30 tahun mendatang, Indonesia bisa kekurangan tenaga kerja produktif.

Selain itu, dengan lebih sedikitnya anak muda, jumlah penduduk lanjut usia akan meningkat, yang berpotensi membebani sistem pensiun dan layanan kesehatan.
Negara-negara yang mengalami penuaan populasi, seperti Jepang dan Korea Selatan, harus mengubah kebijakan ekonomi mereka untuk beradaptasi dengan struktur penduduk yang menua.
Dengan tren fertilitas yang terus menurun, Indonesia perlu mengantisipasi perubahan ini dengan kebijakan yang adaptif. Program-program yang mendukung keseimbangan antara karier dan keluarga, seperti insentif kelahiran, kebijakan cuti melahirkan yang lebih baik, serta subsidi pendidikan dan kesehatan anak, bisa menjadi solusi.
Jika tidak ada upaya strategis yang dilakukan, bukan tidak mungkin di masa depan, kita akan melihat lebih banyak provinsi yang menghadapi "krisis penduduk" seperti yang kini menghantui Kalimantan.

https://www.cnbcindonesia.com/resear...ran-kian-turun
koploplondo972Avatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan koploplondo972 memberi reputasi
2
74.4K
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan