Kaskus

News

mbiaAvatar border
TS
mbia
Malaysia Jadikan RI Surga Investasi, Guyuran Modal Tembus Rekor
Malaysia Jadikan RI Surga Investasi, Guyuran Modal Tembus Rekor

Investasi dari Malaysia melonjak drastis dalam lima tahun terakhir, baik dari sisi atau jumlah proyek.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2024 mencapai Rp 900,2 triliun atau setara dengan 52,5% dari total investasi pada tahun lalu (Rp Rp 1.714,2 triliun).

Dari lima negara dengan realisasi PMA terbesar, Malaysia mencuri perhatian dengan lonjakan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, sektor mana yang paling banyak diguyur dana?

Data dari Kementerian Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan Singapura masih memimpin sebagai investor terbesar dengan nilai investasi mencapai US$ 20,1 miliar, diikuti oleh Hong Kong US$ 8,2 miliar, China, Malaysia , dan Amerika Serikat.

Kelima negara ini menguasai mayoritas aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun.

Secara sektoral, investasi dari negara-negara ini mayoritas mengalir ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, disusul oleh industri kertas dan percetakan, pertambangan, industri makanan, serta jasa lainnya.

Tren ini menunjukkan bahwa hilirisasi masih menjadi primadona bagi para investor global, seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendorong nilai tambah di dalam negeri.

Malaysia mengalami pertumbuhan investasi yang luar biasa dalam lima tahun terakhir. Pada 2020, realisasi investasi Malaysia di Indonesia masih di angka US$ 1,045 miliar, kemudian melejit menjadi US$1,36 miliar pada 2021, lalu berlipat ganda menjadi US$ 3,3 miliar pada 2022. Tren ini terus menanjak pada 2023 dengan US$ 4,1 miliar dan mencapai US$ 4,2 miliar pada 2024.
Bila menggunakan kurs APBN 2024 seperti yang dipakai BKPM (US$1=Rp 15.000) maka investasi Malaysia pada 2024 mencapai Rp 63 triliun. Angka ini adalah yang tertinggi yang pernah dicatat BKPM.


Bila dibandingkan pada 2020 atau lima tahun lalu, investasi Malaysia di Indonesia melonjak 302%.

Dari segi jumlah proyek, Malaysia pun mengalami peningkatan signifikan. Jika pada 2020 jumlah proyek yang dikerjakan hanya 3.283 proyek,pada 2024 sudah mencapai 6.554 proyek. Artinya, selain peningkatan nilai investasi, distribusi proyek juga semakin luas dan melibatkan lebih banyak sektor.

Lantas, ke mana saja dana dari Negeri Jiran ini mengalir? Malaysia berfokus pada sektor industri logam dasar, pertambangan, serta kertas dan percetakan. Ini sejalan dengan kebutuhan industri di Malaysia yang memerlukan pasokan bahan baku serta infrastruktur produksi yang lebih kuat.

Tren investasi Malaysia yang terus meningkat adalah kabar baik bagi Indonesia. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hubungan investasi ini semakin menguntungkan.

Saat ini, investasi Malaysia masih terkonsentrasi pada sektor industri berat dan sumber daya alam. Ke depan, perlu ada strategi untuk menarik investasi ke sektor yang lebih berorientasi teknologi dan inovasi, seperti manufaktur canggih atau ekonomi digital.

Indonesia harus memastikan bahwa investasi ini benar-benar membawa dampak bagi perekonomian domestik, bukan sekadar eksploitasi sumber daya. Transfer teknologi dan peningkatan kualitas tenaga kerja lokal harus menjadi prioritas.

Kemudahan berbisnis dan kepastian hukum tetap menjadi faktor kunci dalam menarik lebih banyak investasi. Jika hambatan birokrasi bisa ditekan, bukan tidak mungkin Malaysia dan negara lain akan semakin meningkatkan modalnya di Indonesia.

Malaysia telah membuktikan komitmennya sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia, dengan pertumbuhan yang konsisten dalam lima tahun terakhir. Dengan nilai investasi US$ 4,2 miliar dan lebih dari 6.500 proyek pada 2024, kehadiran Malaysia semakin terasa di berbagai sektor industri.

Tantangannya kini ada di tangan Indonesia: bagaimana memaksimalkan aliran modal ini agar tidak hanya menguntungkan investor, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Beberapa perusahaan Malaysia yang investasi di Indonesia adalah perusahaan holding investasi dan manajemen asal Malaysia Genting Berhad (Gent) dan Citadel Group.

Gent melalui anak perusahaan tidak langsungnya yaitu PT Astana Bangun Sejahtera membangun fasilitas Stem Cell bernama Fontaine Vitale di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sanur, Bali.

Klinik tersebut diharapkan menjadi yang pertama di ASEAN yang menawarkan terapi stem cell alogenik yang berasal dari plasenta, dengan fokus pada kesehatan, estetika, dan pengobatan regenerative.

Sementara itu, Citadel Malaysia berkomitmen untuk melakukan "groundbreaking" di sektor pemukiman di Ibu Kotta Nusantara (IKN). Nilai investasinya terbilang fantastis yakni Rp 6,5 triliun.

https://www.cnbcindonesia.com/resear...-tembus-rekor?

Harimau Malaya & Macan asia
soelojo4503Avatar border
dragunov762mmAvatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
298
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan