Kaskus

News

kekiusmaximusAvatar border
TS
kekiusmaximus
Ternyata Masjid Al Jabbar Dibangun Pakai Hutang, DM Kini Ketempuhan Bayar Cicilan


Ternyata Masjid Al Jabbar Dibangun Pakai Dana Hutang,
Dedi Mulyadi Kini Ketempuhan Bayar Cicilan


Ternyata Masjid Al Jabbar Dibangun Pakai Hutang, DM Kini Ketempuhan Bayar Cicilan
MASJID AL JABBAR PAKAI HUTANG - Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengungkap bahwa Masjid Al Jabbar dibangun menggunakan hutang. Kini ia ketempuhan membayar cicilan selama 5 tahun


Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sempat tercengang mengetahui memiliki kewajiban membayar cicilan hutang hasil pinjaman ke Pemerintah Pusat sebesar Rp 3,4 triliun.

Dedi Mulyadi juga seolah baru mengetahui bahwa uang pinjaman tersebut juga dipakai untuk membangun Masjid Al Jabbar.

Kini selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Demul berkewajiban membayar cicilan hutang peninggalan Ridwan Kamil.

lihat fotoTernyata Masjid Al Jabbar Dibangun Pakai Hutang, DM Kini Ketempuhan Bayar CicilanMASJID AL JABBAR - Baru terungkap Masjid Al Jabbar Dibangun menggunakan dana hutang dari Pusat


Fakta ini terungkap dalam rapat Dedi Mulyadi bersama stafnya.
Ia menggali informasi pengeluaran yang wajib dibayar Pemerintah Provinsi Jawa Barat dari APBD.
Satu di antaranya yakni pemeliharaan Masjid Al Jabbar.
"Masjid Al Jabbar biaya pemeliharaan per tahun berapa ?" tanya Dedi Mulyadi.
Terungkap biaya yang mesti dikeluarkan Pemprov Jabar per tahunnya sebesar Rp 42 miliar untuk pemeliharaan Masjid Al Jabbar.
Dia tak begitu merespon besaran anggaran tersebut.
Ia kembali melanjutkan anggaran lain yang mesti dikeluarkan pemerintah.
"Ada hutang gak yang dibayar ?" tanya Dedi Mulyadi.
Rupanya Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki hutang dalam bentuk dana Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2021.
Pinjaman terbagi dalam 2 termin, pertama sebesar sekitar Rp 2 triliun dan kedua Rp 1,1 triliun.
Dengan total pokok hutang sebesar Rp 3,4 triliun.
Untuk mengembalikan hutang itu, Pemprov Jabar wajib membayar cicilan per tahun sebesar Rp 566 miliar.

Cicilan tersebut wajib dibayar sampai 2029.
Demul sempat melohok mengetahui beban cicilan tersebut harus dibayarkan selama ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

"Hah ? sampai saya selesai ? saya gak minjam tapi tiba-tiba punya duit. Tapi tanggung jawab pemerintah. Dulu dipakai apa ?" kata Dedi Mulyadi.

Dijelaskan stafnya, hutang dipakai untuk pembangunan infrastruktur yang meliputi jalan, pengairan, air limbah, permukiman, ruang terbuka hijau, sarana peribadatan, revitaslisasi pasar.
Selain itu, Masjid Al Jabbar juga termasuk pembangunan yang memakai dana hutang tersebut.
"Masjid Al Jabbar dari dana PEN ? jadi Al Jabbar itu dibangun dari dana pinjaman sebagian ? berapa yang dibangunkan ke situ dulu ?" tanya Dedi Mulyadi.
Sayangnya staf tak bisa menjelaskan rincian jumlah anggaran hutang yang dipakai untuk membangun Masjid Al Jabbar.
Sebatas informasi, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pernah menerangkan Masjid Al Jabbar dibangun menggunakan APBD sebesar Rp 1 triliun.
Pembangunan masjid tersebut sudah dimulai sejak tahun 2017 dan rampung 2022.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa hutang tersebut wajib dibayarkan.
"Bukan saya yang nyicil, pemerintah, saya punya duit dari mana," katanya.
Ia mengatakan tak menjadi soal atas hutang yang dipinjam saat era Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tersebut.
"Ya gak ada masalah kan karena itu untuk kegiatan pembgangunan," katanya.
Walau demikian, Demul berharap agar hutang tersebut bisa dihapuskan.
"Bisa minta penghapusan gak yah ke pusat, hutang ?" kata Dedi.

"Ya Allah untuk Jawa Barat hutangnya berapa ? Rp 3,4 triliun sekarang sudah cicilan tahun ke 4, hapusin yah, saya mau bangun jalan sama sekolah-sekolah,"tambahnya.

Para staf menganggap bahwa hutang tersebut menjadi beban berat bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Ah elah, jangan anggap beban berat, semua beban ringan. Gak ada masalah hutang PEN Rp 500 milar mudah-mudahan ke depan pendapatan kita meningkat," katanya.
Agar tak menjadi beban, Dedi Mulyadi akan menggenjot penghasilan pajak kendaraan bermotor.
"Gak apa-apa PEN Rp 500 miliar asal pajak kendaraan bermotornya dari Rp 9 triliun naik ke Rp 11 triliun, lunas segitu mah pak, harus optimis," kata Dedi Mulyadi.
harus mulus-mulus, awas siah ku aing jalan alus sia teu mayar.



Sumber
danusetyoAvatar border
db84x4Avatar border
indrastridAvatar border
indrastrid dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.6K
68
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan