Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Miris! IRT di Palembang Disekap Suami Berbulan-bulan hingga Meninggal Dunia
Miris! IRT di Palembang Disekap Suami Berbulan-bulan hingga Meninggal Dunia
Miris! IRT di Palembang Disekap Suami Berbulan-bulan hingga Meninggal Dunia
Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 27 Jan 2025 20:30 WIB

Purwanto menunjukan kondisi terakhir adiknya sebelum di larikan ke rumah sakit oleh tetangganya (Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikcom)

Palembang - Seorang ibu rumah tangga (IRT) di Palembang, Sumatera Selatan, berinisial SI (24) mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya, WS (25). Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Hermina Jakabaring, tapi nyawanya tidak tertolong hingga akhirnya meninggal dunia.
Kasus dugaan KDRT dengan cara diterlantarkan ini diungkapkan oleh kakak korban Purwanto (32) setelah melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Palembang.

Purwanto menuturkan adiknya dibiarkan meninggal dunia secara perlahan oleh adik iparnya dengan cara disekap di kamar selama berbulan-bulan tanpa diberikan makan.[/b\

"Terakhir berkomunikasi Februari 2024 lalu[b]. Setelah itu nomor kami diblokir oleh suaminya. Sehingga kami tidak tahu kabar adik kami hingga pada 21 Januari 2024 lalu kami mendapat kabar dari tetangga adik kami tentang kondisinya[/]," ujar Purwanto saat ditemui detikSumbagsel di kediamannya, Senin (27/1/2025).

Menurut Purwanto, selama satu tahun terakhir adiknya tidak diperbolehkan keluar rumah oleh sang suami. [b]SI dikurung dalam kamar dan diduga tidak diberi makan hingga keadaannya memburuk dan dilarikan oleh tetangga ke IGD RS Hermina Jakabaring.


"Kami dapat kabar bahwa adik kami sakit dengan kondisi tubuh seperti mayat hidup karena tinggal kulit yang membalut tulang. Saat kami pergi ke rumahnya adik saya sudah tidak ada di rumahnya karena kondisinya sudah sangat lemah dan memprihatinkan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit," ujarnya.

Saat dia dan keluarganya pergi ke rumah sakit, mereka terkejut melihat kondisi SI yang sudah sangat kurus dan tak berdaya. Bahkan yang lebih miris lagi rambutnya sudah sangat kering dan banyak kutu yang bersarang di kepala SI hingga sampai ke matanya.

"Kami terkejut melihat kondisi adik kami seperti itu tinggal kulit pembalut tulang, rambutnya banyak sekali kutu. Ia terlihat tidak berdaya bahkan bicara saja sudah terbata-bata. Tapi saya dan ayah saja terpaksa sabar takut adik saya tambah down jika kami ribut dengan suaminya,[/]" ungkapnya.

Purwanto sempat bertanya dengan suami korban dengan kondisi korban seperti itu, yang tidak terurus.

"Adik saya tidak kamu rawat dan tidak di kasih makan, saya tanya begitu.[b] Katanya di kasih makan tapi kenyataannya berbeda
," ujarnya kesal.

Saat dirawat di IGD, SI sempat mengaku bahwa suaminya jahat. Lalu kondisinya semakin memburuk dan dipindahkan ke ruang ICU pada Rabu (22/1/2025). Sekitar pukul 13.30 WIB SI dinyatakan meninggal dunia.

"Saat di rumah sakit suaminya seperti tidak ada masalah bahkan ia terlihat cuek," ujarnya.

Saat disemayamkan di rumah adik iparnya tersebut sudah sempat diamankan oleh warga yang kesal melihat kondisi korban saat akan dimakamkan. Dari sana pelaku pun digiring polisi untuk diperiksa.

"Sebelum adik saya meninggal, dia bilang bahwa suaminya sudah jahat. Omongan itu kami rekam untuk jadi bukti melapor ke polisi," katanya.

Waktu dirinya melapor kejadian tersebut Polisi sempat bingung menerapkan pasalnya. Lalu diterapkan Pasal 49 tentang KDRT.

"Polisi bilang mereka bingung menerapkan pasalnya kami juga bingung karena kami ini melapor karena adik saya ini hanya tinggal kulit membalut tulang," ujarnya.

Lalu, saat sedang yasinan, polisi sempat menghubunginya dan mengatakan bahwa suami adiknya tersebut tidak bisa ditahan dengan alasan tidak cukup bukti.

"Kami bingung bukti apalagi. Saksi yang diperiksa juga tetangga adik saya. Padahal bukti sudah ada keadaan adik saya dan rekaman dari pembicaraan adik saya yang mengaku bahwa suaminya jahat itu tidak cukup bukti. Kami berharap pelaku ini cepat ditangkap karena dia sudah menelantarkan adik saya sampai seperti ini," harapnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono mengatakan kasus ini dalam penyelidikan.

"Untuk suaminya saat ini dalam proses penangkapan," singkatnya.

https://www.detik.com/sumbagsel/huku...ninggal-dunia.


Polisi Bantah Bebaskan Suami Diduga Sekap Istrinya Hingga Tewas, Pastikan Sudah Ditangkap
Miris! IRT di Palembang Disekap Suami Berbulan-bulan hingga Meninggal Dunia

Tayang: Selasa, 28 Januari 2025 13:43 WIB
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
zoom-inlihat fotoPolisi Bantah Bebaskan Suami Diduga Sekap Istrinya Hingga Tewas, Pastikan Sudah Ditangkap
SRIPOKU/ANDYKA WIJAYA
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono membantah membebaskan WS (26) suami yang diduga menelantarkan dan menyekap istrinya hingga tewas.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono membantah pernyataan yang menyebut pihaknya membebaskan WS (26 tahun) suami yang diduga menelantarkan istrinya hingga kurus dan meninggal dunia.

Sebelumnya, keluarga almarhumah Sindi Purnama Sari (25), istri WS menyebut pria tersebut dibebaskan polisi setelah 1x24 menjalani pemeriksaan karena penyidik kekurangan alat bukti.

"Tidak, terlapor sudah ditangkap," Singkat Harryo melalui pesan singkat Whatsapp, Selasa (28/1/2025), siang

Harryo tak banyak berkomentar, namun dia menegaskan penyidik sedang bergerak melakukan penyidikan terkait kasus ini.
Konten Sensitif
Miris! IRT di Palembang Disekap Suami Berbulan-bulan hingga Meninggal Dunia

Sindi Purnama Sari (25 tahun) IRT di Palembang yang meninggal diduga usai disekap suaminya. (Dok Keluarga)

Keluarga Sebut Tak Ditahan

WS (26 tahun) suami di Palembang yang diduga menyekap istrinya hingga kurus dan meninggal disebut menjalani wajib lapor.

Hal ini diungkap Purwanto (32 tahun), kakak kandung Sindi Purnama Sari (25), istri yang meninggal dunia dengan tubuh kurus tulang berbalut kulit diduga karena disekap dan ditelantarkan WS, suaminya.

"Khawatir pak, takut terlapor ini menghilang, "ungkap Purwanto, Selasa (28/1/2025), siang.

Sebelumnya, keluarga Sindi melaporkan WS ke Polrestabes Palembang pada Rabu (22/1/2025), sekitar pukul 23.00.

Setelah itu WS sempat diamankan namun dibebaskan karena dinilai kurang bukti.

"Namun setelah diamankan 1 x 24 jam. Terlapor ini dilepas, karena katanya kurang alat bukti," ungkapnya.

Lanjut Purwanto, setelah dilepas terlapor ini terlihat oleh keluarga kami saat melintas di depan rumah.

"Keluarga melihat terlapor ini beberapa kali (mondar-mandir-red), di depan rumah kami. Usai jenazah adik saya dimakamkan," bebernya.

Hal inilah, sambung Purwanto, membuat keluarga takut terlapor ini menghilang.

"Dari informasi petugas kepolisian, terlapor ini wajib lapor. Tetapi kami takut terlapor ini kabur pak, " ungkapnya.

Purwanto berharap kepada pihak kepolisian untuk mengungkap tuntas peristiwa ini.

"Kami harap adanya keadilan pak, atas peristiwa Penelantaran dan KDRT yang kami laporkan, terlihat meninggalnya adik saya, " harapnya.

Awal Mula Kondisi Sindi Terungkap

Purwanto menjelaskan mereka mengetahui kondisi Sindi setelah mendapat telepon dari WS pada Selasa (21/1/2025), sekitar pukul 18.00 WIB.

"Awal kami ditelepon oleh terlapor dan disuruhnya untuk datang ke rumah karena dalam keadaan urgent," ungkapnya.

Lanjutnya, sampai di rumah sang adik, ia melihat posisi di depan rumah ramai warga sekitar sambil mengatakan korban seperti bangkai hidup dan berbauk busuk.

"Karena ramai saya pun dan keluarga panik. Dan langsung masuk ke dalam rumah," ungkapnya.

Sambung Purwanto, benar saja setelah di dalam kamar melihat kondisi saudarinya, dengan rambut gimbal banyak kutu, badan kurus tinggal kulit berbalut tulang.

Mereka lalu bergegas membawanya ke RS Hermina.

"Dibawa pak langsung ke RS Hermina dalam keadaan kritis, korban pun meninggal dunia pada Kamis (23/1/2025), sekita 12.30, siang," ungkapnya.

Ucapan Terakhir Sindi

Keluarga mengungkap kata-kata terakhir yang diucapkan Sindi Purnama Sari (25 tahun) wanita di Palembang yang meninggal dunia meninggal dunia diduga setelah menjadi korban penyekapan oleh suaminya.

Sindi sempat dibawa ke rumah sakit Hermina Palembang oleh keluarganya setelah mendapat kabar ibu satu anak itu dalam kondisi lemas dengan tubuh kurus tinggal tulang berbalut kulit dan tak terawat.

Saat tengah di rawat di ruang ICU dan mengunakan alat lengkap Sindi dengan napas terengah mengucapkan kata-kata ke kakaknya.

"Wahyu jahat, dia jahat, dia selalu ngancam, Saya mau pulang. Ini kata kata terkahir dia saat di rawat di ICU RS Hermina, Palembang," ungkap Purwanto (32) dan Putra (30) kakak korban saat ditemui di kediamannya di Jalan Mataram Ujung RT 37/01 Kelurahan Kemas Rindo Kecamatan Kertapati, Palembang, Senin (27/1/2025).

Purwanto mengatakan, permasalahan Sindi dan WS (26 tahun) suaminya. diketahui keluarga pada bulan Februari 2024.

Saat itu kedua orangnya kangen kepada Sindi Lantaran tidak kunjung datang dan menyuruh Putra (30) kakak Sindi untuk menjemputnya.

"Aku jemput dia pak. Dari rumahnya tetapi saat itu suaminya tidak ikut ," ungkap Putra.

Lanjut Putra, sesampai di rumah Sindi ini bercerita tidak diberikan makan oleh sang suami.

Bahkan setiap masak dalam sehari Sindi diperintahkan suaminya hanya masak nasi 1 canting saja.

"Jadi dari cerita Sindi, dia ini tidak diberikan makan. Dan jika masak di rumah hanya Masak nasi 1 canting dan hanya untuk suaminya saja," ungkap Putra seperti cerita Sindi.

Mendengar hal tersebut, lanjut Putra, membuat keluarga kasihan dan menyuruh Sindi untuk tinggal dirumah.

"Tetapi Sindi sorenya langsung di jemput oleh sang suaminya. Kami pun tidak bisa berbuat banyak," katanya sambil Sindi mau diajak pulang.

Berselang beberapa hari, sambung Seminggu, pihak keluarga kembali jemput Sindi dan mengajak untuk tidur dirumah.

"Nah saat itu Sindi mau tidur dirumah. Kemudian setelah nginap di rumah 1 hari, kembali suaminya menjemput ," katanya.

Saat itulah, terkuak, sesampai di rumahnya Sindi pun mengirim pesen singkat lewat WhatsApp kepada kakak perempuannya.

Berikut isinya:

"Iyo yuk bantu doanya juga yuk kalo Bae nak berubah nian budak itu. Kalo dia masih dak berubah juga ke depa nyo aku janji aku langsung balek ke rumah ibu tanpa di jemput" ucap Sindi seperti isi pesan WhatsApp nya.

"Maafke aku tim mungkin aku sudah ngecewake Ayuk sama mas putra dan yang lain dengan ngasih dia kesempatan lagi. Bantu doa yuk aku mohon supaya kalau Bae kali ini segalo sifat jahat Dio itu keluar dari badannya. Aku minta ridho nya yuk. Mohon niab kalu bae duo berubah . Alhamdulillah sekarang dia lah ngojek maxim kalua Bae ini bertahan lama Idak angkat tai ayam," katanya.

(Iya yuk, bantu doanya juga yuk, kalau saja mau berubah orang itu (Wahyu). Kalau dia masih tidak berubah juga ke depannya saya janji langsung pulang ke rumah ibu tanda dijemput), ujarnya.

Maafkan saya mungfin sudah mengecewakan ayuk sama Mas Putra dan yang lain dengan ngasih dia (Wahyu) kesempatan lagi. Bantu doa yuk saya mohon supaya kalau saja kali ini segala sifat jahat dia keluar dari badannya. Saya minta ridhonya yuk, mohon sekali kalau saja kali ini dia berubah. Alhamdulillah sekarang dia sudah ngojek maxim, kalau saja ini bertahan lama)," ujarnya.



https://sumsel.tribunnews.com/2025/0...goog_rewarded.
Beruntung ditahan..
kalau dibiarkan bebas bisa diincar keluarga korban
mnotorious19150Avatar border
anuku20cmAvatar border
delwar58877315Avatar border
delwar58877315 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
62K
35
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan