- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BPOM Beberkan Risiko Keracunan pada Program Makan Bergizi Gratis Sebesar 76 Persen


TS
Novena.Lizi
BPOM Beberkan Risiko Keracunan pada Program Makan Bergizi Gratis Sebesar 76 Persen
BPOM Beberkan Risiko Keracunan pada Program Makan Bergizi Gratis Sebesar 76 Persen
Jumat 24-01-2025,16:17 WIB

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.-Taruna Ikrar-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.
"Menurut data kami, karena nanti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi itu akan melibatkan mungkin dari jasa pokok ataupun dari industri rumah tangga, ada peluang (terjadi KLB-KP) sekitar 76 persen," ungkap Taruna usai penandatanganan MoU antara BPOM dan BGN untuk program MBG di Jakarta, 23 Januari 2025.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentinggnya upaya mitigasi untuk meminimalisir risiko terebut.
"Kalau kita sudah mitigasi, itu probabilitasnya akan menurun sehingga bisa membantu dalam hal, seperti pemadam kebakaran, secepatnya bisa bertindak," tuturnya.
Pasalnya, lambatnya tindakan bisa memicu korban yang lebih banyak dengan tingkat yang lebih berbahaya, bahkan bisa kehilangan jiwa.
Dijelaskannya bahwa suatu peristiwa bisa disebut KLB-KP apabila terdapat lebih dari tiga orang yang menunjukkan gejala keracunan.
Maka dari itu, tindakan cepat pasti dilakukan sebelum lebih banyak lagi anak yang memakan makanan yang diduga menjadi penyebabnya.
"Kejadian luar biasa itu bisa jika ada dua orang atau lebih mengalami keracunan. Itu sudah disebut kejadian luar biasa. Kalau puluhan, kan, termasuk. Jadi sebelum itu terjadi, kita bisa mitigasi."
Dalam hal ketika terjadi keracunan, Taruna menjelaskan, dilakukan proses detoksifikasi dan hidrasi.
"Proses anak-anak yang mengalami mungkin keracunan, tahapan berikutnya bagaimana supaya proses detioksifikasinya bisa lebih baik. Kemudian bagaimana kekurangan atau dehidrasi dan sebagainya".
"Kita punya pengalaman untuk melakukan, termasuk bagaimana memonitoring serta mencari dari mana asal-muasal kejadian itu, jenis kumannya apa, dan seterusnya," lanjutnya.
Termasuk pula melalui kerjasama dengan Kementerian Kesehatan agar puskesmas atau rumah sakit terdepat dapat mencegah kejadian fatal terjadi.
Sementara itu, pencegahan kejadian keracunan yang paling utama adalah sejak makanan disiapkan.
"Mulai dari tahap pencehan atau prevention, kemudian tahap supervising, monitoring, kemudian tahap mitigasi, tahap kelima yaitu bagaimana menyelesaikan kalau terjadi hal-hal yang diluar dugaan," paparnya.
Melalui kerja sama bersama dengan Badan Gizi Nasional tersebut, Taruna telah mengerahkan pegawai terbaiknya agar program Makan Bergizi Gratis tercegah dari kejadian luar biasa keracunan pangan.
https://disway.id/read/851009/bpom-b...sar-76-persen/
Plg jg ntar diubah dr scratch food jd makanan merek kemasan
Jumat 24-01-2025,16:17 WIB

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.-Taruna Ikrar-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.
"Menurut data kami, karena nanti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi itu akan melibatkan mungkin dari jasa pokok ataupun dari industri rumah tangga, ada peluang (terjadi KLB-KP) sekitar 76 persen," ungkap Taruna usai penandatanganan MoU antara BPOM dan BGN untuk program MBG di Jakarta, 23 Januari 2025.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentinggnya upaya mitigasi untuk meminimalisir risiko terebut.
"Kalau kita sudah mitigasi, itu probabilitasnya akan menurun sehingga bisa membantu dalam hal, seperti pemadam kebakaran, secepatnya bisa bertindak," tuturnya.
Pasalnya, lambatnya tindakan bisa memicu korban yang lebih banyak dengan tingkat yang lebih berbahaya, bahkan bisa kehilangan jiwa.
Dijelaskannya bahwa suatu peristiwa bisa disebut KLB-KP apabila terdapat lebih dari tiga orang yang menunjukkan gejala keracunan.
Maka dari itu, tindakan cepat pasti dilakukan sebelum lebih banyak lagi anak yang memakan makanan yang diduga menjadi penyebabnya.
"Kejadian luar biasa itu bisa jika ada dua orang atau lebih mengalami keracunan. Itu sudah disebut kejadian luar biasa. Kalau puluhan, kan, termasuk. Jadi sebelum itu terjadi, kita bisa mitigasi."
Dalam hal ketika terjadi keracunan, Taruna menjelaskan, dilakukan proses detoksifikasi dan hidrasi.
"Proses anak-anak yang mengalami mungkin keracunan, tahapan berikutnya bagaimana supaya proses detioksifikasinya bisa lebih baik. Kemudian bagaimana kekurangan atau dehidrasi dan sebagainya".
"Kita punya pengalaman untuk melakukan, termasuk bagaimana memonitoring serta mencari dari mana asal-muasal kejadian itu, jenis kumannya apa, dan seterusnya," lanjutnya.
Termasuk pula melalui kerjasama dengan Kementerian Kesehatan agar puskesmas atau rumah sakit terdepat dapat mencegah kejadian fatal terjadi.
Sementara itu, pencegahan kejadian keracunan yang paling utama adalah sejak makanan disiapkan.
"Mulai dari tahap pencehan atau prevention, kemudian tahap supervising, monitoring, kemudian tahap mitigasi, tahap kelima yaitu bagaimana menyelesaikan kalau terjadi hal-hal yang diluar dugaan," paparnya.
Melalui kerja sama bersama dengan Badan Gizi Nasional tersebut, Taruna telah mengerahkan pegawai terbaiknya agar program Makan Bergizi Gratis tercegah dari kejadian luar biasa keracunan pangan.
https://disway.id/read/851009/bpom-b...sar-76-persen/
Plg jg ntar diubah dr scratch food jd makanan merek kemasan





aldonistic dan gmc.yukon memberi reputasi
2
306
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan