- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
"MULAI SEKARANG KAMU MILIKKU" (CERITA CINTA SMP PART 5)


TS
tasyaneysa
"MULAI SEKARANG KAMU MILIKKU" (CERITA CINTA SMP PART 5)
Sejak pertemuan itu. Suasana hatiku semakin tidak karuan. Seakan waktu begitu lama dengan kembali ke waktu saat keberangkatan ke sekolah. Dia sudah kembali. Kembali naik angkot dan kembali tersenyum . Hatiku merasa lega saat melihat senyuman itu.
Berhari-hari semangatku selalu ada. Entah kenapa aku merasa sudah jadian sama Dia. Senyuman kita banyak bicara. Saat itu Handphone belum serame sekarang. Hanya ada telepon rumah dan warung telepon (wartel). Suatu ketika ada telepon berdering. Mencariku.
"Hallo.." kataku.
"Neysa" suara itu dari ujung sana.
"Iya. Siapa ini" kataku. Tidak ada jawaban apapun. Hening terdengarnya.
"Bayu" katanya. Aku terkejut dengan suara itu .
"Iya" kataku salah tingkah. Mimpi apa ya dapat telepon dari Bayu. Gak kepikiran Dia akan telepon ke rumah.
"Besok ada acara?" Tanyanya.
"Besok aku ada les, ada apa?" Lanjutku.
"Aku mau ketemu sama kamu nes, besok aku ke tempat les kamu ya"
Jelas saja aku gak bisa nolak saat itu. Aku berbicara agak sedikit berbisik. Karena aku takut ketauan papa mamaku. Bener juga setelah menerima telepon itu langsung deh nanyak dari siapa ada urusan apa. Telepon rumahku di kunci, tau sendiri lah kenapa. Hahaa..
Esoknya aku les. Tapi pikiran ini berkecamuk tak menentu. Gak sabar menunggu usainya. Gelisah hingga buku penuh dengan gambar gak penting. Bosan dengan pelajaran. Waktu terasa lama.
Les akhirnya selesai. Entah antara gak sabar atau deg deg an jadi satu. Aku memang sengaja keluar agak belakangan dibanding temen lainnya. Aku sedikit malu kalau diliat teman yang lain.
Aku menuju keluar ruangan. Kuliat Dia sudah di depan dengan di sampingnya motor yang telah di modifikasi. Aku mulai mendekatinya pelan.
Seperti biasa Dia tersenyum menyambutku.
"Dari tadi ya? " tanyaku.
"Enggak. Barusan" jawabnya
Aku melihat motor didekatnya. Karena modifikasinya unik banget. Keren menurutku.
"Ini motorku" katanya.mungkin karena Dia melihatku memandangi motornya.
"Oo .. bisa jalan " tanyaku tanpa berpaling dari pandanganku ke motor itu.
Dia terdengar geli mendengar pernyataanku. Diiringi tangannya yang menepuk kepalaku pelan. Omaigott ... kaget, sikapnya membuat hatiku berdebar sangat kencang.
Dia langsung mengajakku beranjak dari sana. Disitu aku beboncengan dengannya untuk pertama kali. Rasa senang yang tak bisa kuungkapkan membuatku selalu tersenyum sepanjang jalan. Seakan sore itu juga merasakan apa yang aku rasakan. Begitu cerah dengan harum suasana sore seperti biasanya. Seolah iku menyambut dua sejoli yang lagi kasmaran.
Tiba di suatu jembatan yang biasanya dilewati. Dia menghentikan motornya. Dia mematung untuk sesaat. Jaket jeans nya dilepaskannya. Aku baru sadar Dia sangat tinggi. Dengan memakai setelan kaos putih dan celana jeans yang bagian lutut sobek. Aku baru menyadari Dia sangat tampan. Selain senyuman. Semua terlihat begitu sempurna.
Dia menyeka poninya ke belakang. Dan membenarkan motornya. Saat itu juga Dia langsung meraih tanganku dan mengajak ke arah samping jembatan.
Disitu senja sangatlah indah. Seolah senja yang melihat kita . Seolah Dia siap menyaksikan manusia akan mendapatkan bahagianya. Senja seolah ikut tersenyum.
Aku melihat Bayu melihat ke arah senja. Dia terdiam untuk sesaat. Dengan tangannya masih menggenggam tanganku. Kulihat rautnya dari samping. Paras yang rupawan itu tersenyum. Mata seolah memandang jauh menembus apa yang ada di depannya.
Dia menoleh ke arahku. Tersenyum. Dia melihat ujung kepalaku. Tangannya mengusap kepala dan rambut panjangku. Dia usap berulangkali pelan.
"Mulai sekarang kamu milikku" katanya. Tanpa aba aba Dia mengeluarkan kata itu dengan sangat baik. Hingga aku tidak bisa menebak kata apa yang akan diucapkannya. Aku sudah membayangkan dia menembak atau ngajak jadian atau apalah. Tapi ini seperti keputusan dan penegasan. Tanpa bertanya aku bagaimana.
Aku terdiam tanpa berkata apapun. Dengan mengedipkan mata berulang ulang. Itu menunjukkan kaget yang luar biasa. Tapi Aku sadar senyumku sudah tak sabar untuk mengiyakan. Dan akhirnya keluar juga. Senyum yang selalu bicara tanpa berkata. Dia juga tersenyum senang. Seolah Dia tau kemenangannya. Sesaat kita kembali melihat senja bersama. Seolah kita berbicara kepada senja. Engkaulah saksinya. Dan kita pun beranjak meninggalkan jembatan itu. Jembatan yang akan selalu kuingat sampai kapanpun.
Sejak itu kami resmi pacaran. .. ..
Bersambung ..
Berhari-hari semangatku selalu ada. Entah kenapa aku merasa sudah jadian sama Dia. Senyuman kita banyak bicara. Saat itu Handphone belum serame sekarang. Hanya ada telepon rumah dan warung telepon (wartel). Suatu ketika ada telepon berdering. Mencariku.
"Hallo.." kataku.
"Neysa" suara itu dari ujung sana.
"Iya. Siapa ini" kataku. Tidak ada jawaban apapun. Hening terdengarnya.
"Bayu" katanya. Aku terkejut dengan suara itu .
"Iya" kataku salah tingkah. Mimpi apa ya dapat telepon dari Bayu. Gak kepikiran Dia akan telepon ke rumah.
"Besok ada acara?" Tanyanya.
"Besok aku ada les, ada apa?" Lanjutku.
"Aku mau ketemu sama kamu nes, besok aku ke tempat les kamu ya"
Jelas saja aku gak bisa nolak saat itu. Aku berbicara agak sedikit berbisik. Karena aku takut ketauan papa mamaku. Bener juga setelah menerima telepon itu langsung deh nanyak dari siapa ada urusan apa. Telepon rumahku di kunci, tau sendiri lah kenapa. Hahaa..
Esoknya aku les. Tapi pikiran ini berkecamuk tak menentu. Gak sabar menunggu usainya. Gelisah hingga buku penuh dengan gambar gak penting. Bosan dengan pelajaran. Waktu terasa lama.
Les akhirnya selesai. Entah antara gak sabar atau deg deg an jadi satu. Aku memang sengaja keluar agak belakangan dibanding temen lainnya. Aku sedikit malu kalau diliat teman yang lain.
Aku menuju keluar ruangan. Kuliat Dia sudah di depan dengan di sampingnya motor yang telah di modifikasi. Aku mulai mendekatinya pelan.
Seperti biasa Dia tersenyum menyambutku.
"Dari tadi ya? " tanyaku.
"Enggak. Barusan" jawabnya
Aku melihat motor didekatnya. Karena modifikasinya unik banget. Keren menurutku.
"Ini motorku" katanya.mungkin karena Dia melihatku memandangi motornya.
"Oo .. bisa jalan " tanyaku tanpa berpaling dari pandanganku ke motor itu.
Dia terdengar geli mendengar pernyataanku. Diiringi tangannya yang menepuk kepalaku pelan. Omaigott ... kaget, sikapnya membuat hatiku berdebar sangat kencang.
Dia langsung mengajakku beranjak dari sana. Disitu aku beboncengan dengannya untuk pertama kali. Rasa senang yang tak bisa kuungkapkan membuatku selalu tersenyum sepanjang jalan. Seakan sore itu juga merasakan apa yang aku rasakan. Begitu cerah dengan harum suasana sore seperti biasanya. Seolah iku menyambut dua sejoli yang lagi kasmaran.
Tiba di suatu jembatan yang biasanya dilewati. Dia menghentikan motornya. Dia mematung untuk sesaat. Jaket jeans nya dilepaskannya. Aku baru sadar Dia sangat tinggi. Dengan memakai setelan kaos putih dan celana jeans yang bagian lutut sobek. Aku baru menyadari Dia sangat tampan. Selain senyuman. Semua terlihat begitu sempurna.
Dia menyeka poninya ke belakang. Dan membenarkan motornya. Saat itu juga Dia langsung meraih tanganku dan mengajak ke arah samping jembatan.
Disitu senja sangatlah indah. Seolah senja yang melihat kita . Seolah Dia siap menyaksikan manusia akan mendapatkan bahagianya. Senja seolah ikut tersenyum.
Aku melihat Bayu melihat ke arah senja. Dia terdiam untuk sesaat. Dengan tangannya masih menggenggam tanganku. Kulihat rautnya dari samping. Paras yang rupawan itu tersenyum. Mata seolah memandang jauh menembus apa yang ada di depannya.
Dia menoleh ke arahku. Tersenyum. Dia melihat ujung kepalaku. Tangannya mengusap kepala dan rambut panjangku. Dia usap berulangkali pelan.
"Mulai sekarang kamu milikku" katanya. Tanpa aba aba Dia mengeluarkan kata itu dengan sangat baik. Hingga aku tidak bisa menebak kata apa yang akan diucapkannya. Aku sudah membayangkan dia menembak atau ngajak jadian atau apalah. Tapi ini seperti keputusan dan penegasan. Tanpa bertanya aku bagaimana.
Aku terdiam tanpa berkata apapun. Dengan mengedipkan mata berulang ulang. Itu menunjukkan kaget yang luar biasa. Tapi Aku sadar senyumku sudah tak sabar untuk mengiyakan. Dan akhirnya keluar juga. Senyum yang selalu bicara tanpa berkata. Dia juga tersenyum senang. Seolah Dia tau kemenangannya. Sesaat kita kembali melihat senja bersama. Seolah kita berbicara kepada senja. Engkaulah saksinya. Dan kita pun beranjak meninggalkan jembatan itu. Jembatan yang akan selalu kuingat sampai kapanpun.
Sejak itu kami resmi pacaran. .. ..
Bersambung ..
0
425
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan