- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
KRMANA DIA? (CERITA SAAT SMP PART 2)


TS
tasyaneysa
KRMANA DIA? (CERITA SAAT SMP PART 2)
Aku mendengarkan cerita Eva. asal tau saja aku tidak benar-benar mendengarkannya. aku hanya melihat ekspresi wajah sumringah yang menurutku lebih bersemangat dari pada aku sendiri. Aku senyum dengan sendirinya melihatnya. Entah saat itu aku tidak bisa merasakan apapun dan tidak bisa bertanya apa yang akan terjadi selanjutnya.
Saat itu aku pulang dengan rasa yang yang senang. ternyata Dia juga suka Aku. Aku pulang dengan rasa yang berbunga-bunga. Semua orang yang menyapaku aku balas dengan senyum yang sangat lebar. Hingga sampai rumah juga dengar suara mamaku yang teriak saja terdengar seperti lagu cinta, hahaa. Adekku yang mengacak-ngacak kamarku saja yang biasanya aku marah minta ampun, aku balas dengan senyuman saja.
Tibalah keesokan harinya. Seperti biasa aku bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah. Aku tau aku akan segera bertemu dengan Dia. Kulihat di ujung sana sudah muncul warna kuning yang semakin lama semakin mendekat. Iya angkot kuning yang selalu menjadi saksi kisah asmara yang sedang berlangsung. Entah kenapa aku melihat angkot warna kuning saja sudah senyum2 gak jelas. Seakan-akan tau akan ada yang datang. Aku memang menunggu Dia.
Tapi aku jadi tertegun karena tidak menemukan mata itu. Mata yang selalu aku tunggu setiap harinya. Kata Eva sudah masuk, kata Eva hanya sakit biasa. Dan kejadian saat otu mempengaruhiku hariku sampai sore selama di kelas. Aku tidak sabar akan sore menjelang. Semua serba terburu2. Hingga ada yang memanggilku saja aku acuhkan entah siapa, aku mendengar suara itu adalah cowok. Maaf ya teman.
Setiba di rumah, aku langsung melepas pakaian seragam dan menaruh tasku. Meskipun aku tidak sabar untuk ke rumah Eva , tapi aku tidak mengabaikan etika ku di rumah. aku sangat menjaga banget orangtuaku tidak marah atas sikapku yang sudah diajarkan oleh mereka. Aku segera pamit ke Mbak yang merawat adekku. Dan bergegas berlari. Aku sudah terbiasa keluar masuk di rumah Eva. Karena memang sahabat dari kecil jadi tidak masalah.
“Bu, mau ke Eva” bilangku saat berpapasan dengan neneknya. Neneknya seperti biasa hanya mengangguk saja. Sampai di kamarnya. Aku melihat dia masih tidur. Aishh .. aku segra menggoyang-goyangkan badannya agar segera bangun. Tanpa nanti. Kejam memang. Haha.
“Va, bangun, bangun ... “ kataku sambil menggoyang badannya dengan habat.
Sontak dia kaget, dan heran kenapa ada aku di kamarnya.
“heee? Ngapain disini ah , ngantukk tau” katanya sambil ke posisi tidur yang lebih enak,
Waduh ,kataku dalam hati. Aku pukul pake boneka yang di dekatnya. Tapi Dia tetep diam saja. Akhirnya aku langsung saja cerita. Biar dia dengerin juga, karena aku yakin dia sudah bangun Cuma fisiknya saja yang belum mendukung.
“Va, Bayu tadi gak masuk ya , sakit apa Dia?” kataku sambil berkaca di meja rias kamar.
“kenapa gak masuknya lama skali,.. kamu gak ada kabar soal Dia” kataku lesu.
“gak ada yang menjenguknya kah , akuuuu ,,,, boleh ,,, gak .. ikutan” kataku agak ragu sambil melihat posisi tidur Eva. Menunggu reaksi Dia.
“Vaaa... “ kataku sembari menidurkan tubuhku di sampingnya.
“Dia sakit Tifus, lagi di rumah sakit” katanya sambil membuka guling yang menutupi wajahnya. Dan Dia menolehku sambil bertanya “ kamu yakin mau menjenguknya?” tanyanya.
“sama kamu ya” kataku. Karena aku orangnya pemalu. Jadi aku tidak bisa kalau harus ketemu sama orang baru lagi apalagi mereka murid dari mamaku. Haduhh ,, maluu ,,
Seketika Eva memalingkan badannya. “malesss” katanya. Dengan membetulkan guling dan mendekapnya.Aku bersungut-sungut manja ke Eva sambil kugelitik badannya. Kita tertawa bareng sambil pukul2 bantal guling.
Hari sudah mulai menjelang saat magrib. Aku bergegas pulang. Akhirnya aku menyetujui jenguk Dia bersama teman2nya. Dengan sangat terpaksa.
......
Bersambung..
Saat itu aku pulang dengan rasa yang yang senang. ternyata Dia juga suka Aku. Aku pulang dengan rasa yang berbunga-bunga. Semua orang yang menyapaku aku balas dengan senyum yang sangat lebar. Hingga sampai rumah juga dengar suara mamaku yang teriak saja terdengar seperti lagu cinta, hahaa. Adekku yang mengacak-ngacak kamarku saja yang biasanya aku marah minta ampun, aku balas dengan senyuman saja.
Tibalah keesokan harinya. Seperti biasa aku bersemangat sekali untuk pergi ke sekolah. Aku tau aku akan segera bertemu dengan Dia. Kulihat di ujung sana sudah muncul warna kuning yang semakin lama semakin mendekat. Iya angkot kuning yang selalu menjadi saksi kisah asmara yang sedang berlangsung. Entah kenapa aku melihat angkot warna kuning saja sudah senyum2 gak jelas. Seakan-akan tau akan ada yang datang. Aku memang menunggu Dia.
Tapi aku jadi tertegun karena tidak menemukan mata itu. Mata yang selalu aku tunggu setiap harinya. Kata Eva sudah masuk, kata Eva hanya sakit biasa. Dan kejadian saat otu mempengaruhiku hariku sampai sore selama di kelas. Aku tidak sabar akan sore menjelang. Semua serba terburu2. Hingga ada yang memanggilku saja aku acuhkan entah siapa, aku mendengar suara itu adalah cowok. Maaf ya teman.
Setiba di rumah, aku langsung melepas pakaian seragam dan menaruh tasku. Meskipun aku tidak sabar untuk ke rumah Eva , tapi aku tidak mengabaikan etika ku di rumah. aku sangat menjaga banget orangtuaku tidak marah atas sikapku yang sudah diajarkan oleh mereka. Aku segera pamit ke Mbak yang merawat adekku. Dan bergegas berlari. Aku sudah terbiasa keluar masuk di rumah Eva. Karena memang sahabat dari kecil jadi tidak masalah.
“Bu, mau ke Eva” bilangku saat berpapasan dengan neneknya. Neneknya seperti biasa hanya mengangguk saja. Sampai di kamarnya. Aku melihat dia masih tidur. Aishh .. aku segra menggoyang-goyangkan badannya agar segera bangun. Tanpa nanti. Kejam memang. Haha.
“Va, bangun, bangun ... “ kataku sambil menggoyang badannya dengan habat.
Sontak dia kaget, dan heran kenapa ada aku di kamarnya.
“heee? Ngapain disini ah , ngantukk tau” katanya sambil ke posisi tidur yang lebih enak,
Waduh ,kataku dalam hati. Aku pukul pake boneka yang di dekatnya. Tapi Dia tetep diam saja. Akhirnya aku langsung saja cerita. Biar dia dengerin juga, karena aku yakin dia sudah bangun Cuma fisiknya saja yang belum mendukung.
“Va, Bayu tadi gak masuk ya , sakit apa Dia?” kataku sambil berkaca di meja rias kamar.
“kenapa gak masuknya lama skali,.. kamu gak ada kabar soal Dia” kataku lesu.
“gak ada yang menjenguknya kah , akuuuu ,,,, boleh ,,, gak .. ikutan” kataku agak ragu sambil melihat posisi tidur Eva. Menunggu reaksi Dia.
“Vaaa... “ kataku sembari menidurkan tubuhku di sampingnya.
“Dia sakit Tifus, lagi di rumah sakit” katanya sambil membuka guling yang menutupi wajahnya. Dan Dia menolehku sambil bertanya “ kamu yakin mau menjenguknya?” tanyanya.
“sama kamu ya” kataku. Karena aku orangnya pemalu. Jadi aku tidak bisa kalau harus ketemu sama orang baru lagi apalagi mereka murid dari mamaku. Haduhh ,, maluu ,,
Seketika Eva memalingkan badannya. “malesss” katanya. Dengan membetulkan guling dan mendekapnya.Aku bersungut-sungut manja ke Eva sambil kugelitik badannya. Kita tertawa bareng sambil pukul2 bantal guling.
Hari sudah mulai menjelang saat magrib. Aku bergegas pulang. Akhirnya aku menyetujui jenguk Dia bersama teman2nya. Dengan sangat terpaksa.
......
Bersambung..
Diubah oleh tasyaneysa 11-05-2020 19:36
0
329
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan