- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
DIA (CERITA CINTA SMP PART 1)
TS
tasyaneysa
DIA (CERITA CINTA SMP PART 1)
Saat itu. Saat terakhir aku mengenal rasa suka hanya saat aku SD saja. Aku benar2 ingin membahagiakan orangtuaku dengan prestasiku. Itu saja buatku. Aku di terima di sekolah paling favorit sekabupaten. Aku senang. Tapi tuntutannya juga banyak sekali. Aku sangat belajar sangat keras agar tidak tertinggal dengan temanku yang lain. Apalagi aku di kelas unggulanku.
Siang itu aku merasa cahaya sangat terik sekali. Aku capek sekali. Seharian belajar. Semua memang butuh pengorbanan untuk mencapai itu semua.
Disini aku ingin mengisahkan tentang rasa sukaku.
Selama 3 tahun aku merasa suka sama seseorang . Dan selama 3 tahun berjalan tanpa berpaling. Tapi tetap saja tidak ada kejelasan sesudahnya.
Dia seorang yang tampan. Lebih tinggi daripadaku. Rambut belah tengah. Dengan ada tahilalat di ujung hidung mancungnya. Saat senyumnya merekah.kedua matanya menyipit. Itulah yang sangat aku rindukan.
Aku ingat sekali saat pertemuan kita hanya bisa saling memandang tanpa sengaja. Dengan naik angkot yang saling berlawanan arah kita berpapasan tanpa sengaja. Dan itu berulang kali. Hingga Dia selalu menyelipkan senyuman ke arahku. Dan tanpa sadar aku menunggu sapaan itu.
Senyuman antara kita adalah komunikasi yang membuat kita saling bicara tanpa harus bersuara. Aku merindukan saat itu.
Sampai suatu ketika ada temen yang satu sekolah dengan dia yang juga temen sekaligus tetanggaku menyampaikan salam.
"Ada salam dari Bayu,Nes" katanya. Aku terdiam. Dan menerka siapa yang bernama Bayu yang menitipkan salam.
"Kamu kenal Bayu dr mana" tanya Eva temenku.
"Aku gak tau yang namanya Bayu, Va " kataku jujur.
Tapi dalam hatiku aku merasa Dia yang menitipkan salam buat aku. Aku acuh saja di depan Eva. Cuek.
"Nes . Gila kamu ya . Tau gak . Si Bayu itu idola di sekolah kita. Banyak yang suka sama dia" jelasnya.
Aku hanya mengangguk-ngangguk saja mendengarkan penjelasan Dia.
"Gak salam balik? " tanyanya belum selesai.
Aku hanya menggelengkan kepala. Aku belum yakin siapa yang namanya Bayu. Apakah Dia. Ataukah yang lain.
Setelah itu seperti biasa dengan kebiasaan perjalanan ke sekolah yang aku tunggu. Dia, iya aku menunggu Dia. Tapi untuk beberapa hari belakangan ini aku tidak menemukan senyuman itu. Kemana Dia? Apakah sakit? Atau kenapa ya. Pikiran itu selalu menggangguku akhir-akhir ini. Menggangu semua aktivitasku.
Aku datang ke rumah Eva dan aku bercerita aku menyukai seseorang. Dia selalu naik angkot. Kita selalu bertemu muka. Eva mendengarkan dengan seksama dan aku melihat dia sedikit melebarkan senyuman.
"Trus?" Katanya. Dengan senyuman di wajah yang seolah tidak sabar ingin menyela ceritaku.
"Kliatannya aku menyukai Dia. Aku mau minta tolong ke kamu. Cari tau Dia siapa ya. Kan kalian satu sekolah" kataku penuh harap.
Tiba-tiba Eva langsung meraihku. Memeluk dengan girangnya. Aku sedikit bingung. Dia mencolek hidungku sambil berkata.
"Kamu tau siapa Dia,Nes?" Tanyanya. Aku menggeleng masoh dengan muka bingung.
"Itu Bayu, yang biasanya baik angkot kan . Hanya Dia sataunya dr arah selatan sekolah disini"
Aku terkejut bulan main. Semakin deg deg an saja rasanya . Jantungku terasa menggebu dengan seketika. Kenapa? Karena Dia yang mengirimkan salam buat aku. Saat aku sadar aku tidak bertepuk sebelah tangan aku tidak sadar wajahku memerah.
" kamu senang kan,,," kata Eva yang aku menyimpulkannya juga ikutan senang.
"Kamu tau gak .Dia sudah banyak tanya soal kamu" imbuhnya lagi. Sontak jantungku berdetak kencang tak sabar ingin Eva melanjutkan lagi.
.......
Bersambung ...
Siang itu aku merasa cahaya sangat terik sekali. Aku capek sekali. Seharian belajar. Semua memang butuh pengorbanan untuk mencapai itu semua.
Disini aku ingin mengisahkan tentang rasa sukaku.
Selama 3 tahun aku merasa suka sama seseorang . Dan selama 3 tahun berjalan tanpa berpaling. Tapi tetap saja tidak ada kejelasan sesudahnya.
Dia seorang yang tampan. Lebih tinggi daripadaku. Rambut belah tengah. Dengan ada tahilalat di ujung hidung mancungnya. Saat senyumnya merekah.kedua matanya menyipit. Itulah yang sangat aku rindukan.
Aku ingat sekali saat pertemuan kita hanya bisa saling memandang tanpa sengaja. Dengan naik angkot yang saling berlawanan arah kita berpapasan tanpa sengaja. Dan itu berulang kali. Hingga Dia selalu menyelipkan senyuman ke arahku. Dan tanpa sadar aku menunggu sapaan itu.
Senyuman antara kita adalah komunikasi yang membuat kita saling bicara tanpa harus bersuara. Aku merindukan saat itu.
Sampai suatu ketika ada temen yang satu sekolah dengan dia yang juga temen sekaligus tetanggaku menyampaikan salam.
"Ada salam dari Bayu,Nes" katanya. Aku terdiam. Dan menerka siapa yang bernama Bayu yang menitipkan salam.
"Kamu kenal Bayu dr mana" tanya Eva temenku.
"Aku gak tau yang namanya Bayu, Va " kataku jujur.
Tapi dalam hatiku aku merasa Dia yang menitipkan salam buat aku. Aku acuh saja di depan Eva. Cuek.
"Nes . Gila kamu ya . Tau gak . Si Bayu itu idola di sekolah kita. Banyak yang suka sama dia" jelasnya.
Aku hanya mengangguk-ngangguk saja mendengarkan penjelasan Dia.
"Gak salam balik? " tanyanya belum selesai.
Aku hanya menggelengkan kepala. Aku belum yakin siapa yang namanya Bayu. Apakah Dia. Ataukah yang lain.
Setelah itu seperti biasa dengan kebiasaan perjalanan ke sekolah yang aku tunggu. Dia, iya aku menunggu Dia. Tapi untuk beberapa hari belakangan ini aku tidak menemukan senyuman itu. Kemana Dia? Apakah sakit? Atau kenapa ya. Pikiran itu selalu menggangguku akhir-akhir ini. Menggangu semua aktivitasku.
Aku datang ke rumah Eva dan aku bercerita aku menyukai seseorang. Dia selalu naik angkot. Kita selalu bertemu muka. Eva mendengarkan dengan seksama dan aku melihat dia sedikit melebarkan senyuman.
"Trus?" Katanya. Dengan senyuman di wajah yang seolah tidak sabar ingin menyela ceritaku.
"Kliatannya aku menyukai Dia. Aku mau minta tolong ke kamu. Cari tau Dia siapa ya. Kan kalian satu sekolah" kataku penuh harap.
Tiba-tiba Eva langsung meraihku. Memeluk dengan girangnya. Aku sedikit bingung. Dia mencolek hidungku sambil berkata.
"Kamu tau siapa Dia,Nes?" Tanyanya. Aku menggeleng masoh dengan muka bingung.
"Itu Bayu, yang biasanya baik angkot kan . Hanya Dia sataunya dr arah selatan sekolah disini"
Aku terkejut bulan main. Semakin deg deg an saja rasanya . Jantungku terasa menggebu dengan seketika. Kenapa? Karena Dia yang mengirimkan salam buat aku. Saat aku sadar aku tidak bertepuk sebelah tangan aku tidak sadar wajahku memerah.
" kamu senang kan,,," kata Eva yang aku menyimpulkannya juga ikutan senang.
"Kamu tau gak .Dia sudah banyak tanya soal kamu" imbuhnya lagi. Sontak jantungku berdetak kencang tak sabar ingin Eva melanjutkan lagi.
.......
Bersambung ...
denbagoes01 dan tabernacle69 memberi reputasi
2
364
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan