Saya mau bercerita karna bingung harus gimana

Fyi saya menikah umur 18 tahun, satu tahun kemudian lahirlah putra kami.
Semua baik baik saja, sampai 5 tahun setelah itu suami saya meninggal karna kecelakaan kerja.

Saya tidak berencana menikah lagi, karna prioritas saya adalah untuk membesarkan anak saya dengan baik.
Saya selalu bekerja dan hampir tidak bertemu anak saya karna saya titipkan ke orang tua saat saya bekerja.

Disaat anak saya memasuki usia SMP barulah kami terasa dekat seperti keluarga pada umumnya, ekonomi kami stabil dan saya tidak lagi mengambil beberapa pekerjaan tambahan.

Anak saya baik, sopan, pintar selalu juara kelas, tidak macam macam, pubertasnya termasuk tidak nakal
Sampai memasuki SMA anak saya tetap juara kelas dan jadi anak yang baik juga penurut
Selesai pulang sekolah anak saya bekerja tanpa sepengetahuan saya (awalnya), saya pikir dia main atau pacaran, ternyata bekerja dibengkel atau kerja online diperpus

Di rumah seperti biasa, makan bareng, mandi, tidur.
Kadang saya ajak makan diluar, dia pun suka ajak saya keluar buat jalan jalan kemana dia mau pergi
Saya bilang pergi saja sama temanmu atau pacarmu, sudah 17 tahun saya ijinkan pacaran selagi tau batasan
Tapi dia gak mau, selalu keluar sama saya

Awalnya tidak ada yang aneh, pernah suatu ketika kita nonton film bareng di TV.
Sambil anak saya, saya peluk dalam pangkuan saya, saya masih tidak sangka kalau anak saya sudah sebesar ini.
Tiba tiba anak saya berkata ibun cantik sekali, saya cuma ketawa tanpa berfikir ada somethin' fishy

Sampai mendekati kelulusanya pada suatu ketika, anak saya tidur dengan saya.
Kita tidur masing masing tapi untuk beberapa waktu kita tidur bareng saat anak saya bilang pusing capek, mungkin dia butuh kasih sayang ibunya untuk recharge energinya

Sampai pada saat itu, awal kejadianya sangat cepat, anak saya menyetubuhi saya.
Setelah kejadian itu saya menginap di rumah orang tua saya, awalnya saya berfikir apakah harus melaporkan anak saya ke polisi?

Saya bingung harus cerita ke siapa, setelah beberapa hari menenangkan diri, saya kembali kerumah.
Kita hanya saling diam, tapi seperti biasa saya masakan makan untuk dia, dia bantu saya membersihkan rumah, dia bantu saya mengurus kebutuhan rumah.
Sampai 2 bulan berlalu, rasanya aneh.

Jarak dan kedekatan kami sama2 memberi rasa sakit, saya menangis didapur, anak saya sedang membaca buku di luar, ketika dia masuk dan melihat saya menangis dia tuntun saya ke ruang tamu.
Duduk berhadapan, dia hanya mematung melihat saya menangis selama beberapa jam.

Di dalam hati saya berkecamuk, saya tidak tega melihat anak saya, entah bagaimana pun dia tetap anak saya, satu satunya yang saya punya.
Saya tidak marah, hanya tersisa sedikit rasa kecewa dan penyesalan terhadap diri sendiri, apakah saya salah mendidiknya?
Disaat masih berlarut dengan perasaan, saya tatap matanya yang indah dan mulai berkilau tanda air mata mulai membasahi bola matanya, anak saya berkata maaf.

Saya langsung memeluknya, saya nasehati jangan pernah melakukan hal seperti itu lain terhadap siapapun, dia mengangguk dan berkata tidak akan bu.

Setelah itu semua berjalan normal, tapi anak saya cenderung jadi tertutup, maksudnya jarang keluar rumah.
Anak saya tidak suka main game, paling dia cari hiburan dari menonton film atau youtube.

Saat dia tertidur saat menonton tv, saya tidak bisa tidur karna kemarin sudah tidur seharian, saya menonton tv didekatnya.
Tiba2 tangan saya dipegangnya dan dia mengucapkan kata kata yang membuat hati saya berantakan.
Rasanya saat itu dia tidak seperti anak saya yang selama ini saya kenal, rasanya selain lebih dewasa juga lebih kuat.

Saat itu terjadilah yang ke dua kalinya.

Sekarang saya bingung harus bagaimana.
Saya pikir dia tidak bejad keseharianya baik, dia juga tidak pacaran bahkan sudah saya ijinkan.

Apa yang membuat dia seperti itu, tapi memang selama dirumah saya selalu lebih dress well dibanding saat di luar, karna sudah terbiasa sejak masih gadis.

Sekarang saya bingung harus gimana.