saat kenaikan kelas sudah tiba, aku naik kelas 5 dan Sony juga sudah memasuki kelas 1 SMP. kita semakin jarang ketemu , dia pulang sore. jadi selama ini hanya menggunakan surat saja. Yoga menjadi andalanku saat ini, kita tak pernah janjian untuk ketemu. jadi hanya bertahan diposisi yg sama.
aku disibukkan oleh kegiatanku saat sd dan dia juga pastinya sibuk dengan awal kegiatan sebagai murid baru. kadang aku mencuri info dari mamaku, ada kegiatan apa di sekolah.
entah kenapa aku agak kawatir juga. karena di smp murid semakin banyak dan juga banyak yang cantik2 juga. huhhh .. sumpah menggangu sekali pikirku.
ada beberapa momen yang tidak sengaja kita bertemu, dia sengaja ke sd dan nyamperin, seneng tapi kayak ada yang hilang saja. hambar , tidak sehangat dulu.
"apa kabar" saat itu dia menyapaku. mengobati kangen iya, tapi seperti ada yang hilang. surat yang dulunya banyak lembar jadinya juga cuma 1 lembar. dan menjadi tidak saling membalas.
aku sudah memasuki kelas 6, aku harus belajar giat. sangat giat karena menentukan aku masuk ke smp mana. yang jelas aku tidak mau ke sekolah mamaku. aku merasa tidak kompeten maunya sekolah yang lebih favorit. karena lumayan juara kelas disekolah.
dan kita lost komunikasi , hilang begitu saja , menguap begitu saja. entah kenapa. tapi saat ketemu perasaan itu muncul lagi. begitu terus. aku merasa sudah tidak ada hubungan lagi, mungkin juga secara otomatis juga kita sudah mengakhirinya.
hingga suatu saat aku mendengar dia lagi dekat dan jalan sama temen smp nya. aku dikasih tau Yoga. "nes, kayaknya Sony udah enggak deh ke kamu" ya shock juga, kaget pastinya. tapi aku diam saja. hatiku yang banyak bicara. aku hanya ingin tanya saja kepastiannya sama dia.
"kamu sudah ada yang kamu suka di sekolah" tanyaku suatu hari saat bersama Sony. dia hanya tersenyum "kata siapa?" tanyanya " ya adalah yang ngomong, gp2 sih, aku gp2, lagian aku gak akan sekolah disana, jadi kita temenan saja" kataku langsung to the point. dia diam saja "ada yang suka aku, tapi aku gk suka dia, aku tetep sperti dulu" katanya. dan itu adalah kata2 terakhir saat kita bertemu. intinya sama.
pada kenyatannya , saat aku kelulusan , mendapat kabar dia jadian sama ini lah itulah , dan itu menggangguku. aku menyimpulkan semua usai dan aku menganggap perasaan ini menguap begitu saja.
aku diterima di smp yang lebih paling favorit se -kabupaten, dan kegiatan sangatlah padat. jadi tidak ada waktu untuk mengisi perasaanku. meskipun setitik masih ada sedikit celah untuk memasukkan Sony dalam pikiranku. . . . . . . . .

end -- ---- ----- ----- ---