- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Warga Malaysia Kesulitan Berbahasa Melayu? Ini Dia Alasannya!


TS
michaeljohnr875
Warga Malaysia Kesulitan Berbahasa Melayu? Ini Dia Alasannya!
Kalau kita berbicara dengan orang Indonesia, mau itu dari Papua, Sulawesi, Jawa, Maluku, maupun Aceh, kita tidak perlu kebingungan, karena kita dipersatukan oleh 1 bahasa yang sama, yaitu Bahasa Indonesia. Seperti yang ada pada bait ketiga rumusan kongres Sumpah Pemuda tahun 1928, yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sehingga kita sebagai warga dan masyarakat Indonesia tetap bisa berkomunikasi dengan mudah, tidak peduli lahir di pulau apa, masih memiliki darah keturunan Tionghoa, Arab, atau India, termasuk etnis apa, kita semua berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Tetapi hal yang kita anggap sebagai sesuatu yang sangat normal ini tidak terjadi di negara tetangga, Malaysia. Ternyata banyak sekali warga Malaysia yang tidak bisa berbahasa Melayu, yang menjadi bahasa resmi mereka. Hal ini tentunya membawa kekhawatiran bagi beberapa pihak di negara tersebut, bahkan beberapa pakar studi etnis di Malaysia menyatakan bahwa bahasa Melayu di Negeri Jiran tersebut berpotensi punah.
Sama seperti Indonesia, Malaysia merupakan negara yang terdiri dari banyak kelompok, dengan 3 kelompok terbesarnya adalah warga ras Melayu, ras Tionghoa, dan yang terakhir adalah ras India. Namun, alih-alih menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa resmi dalam kehidupan sehari-hari, kelompok masyarakat India dan Tionghoa ini memilih untuk menggunakan bahasa ibu mereka. Pemerintah Malaysia, pada saat kemerdekaannya, menganggap hal ini tidak akan berdampak banyak di masa depan dan memilih untuk mengakomodasimasing-masing kelompok dalam menggunakan bahasa ibu mereka. Sedangkan pemimpin pemuda-pemuda Indonesia yang saat itu sedang memperjuangkan kemerdekaan, melakukan langkah cerdas. Mereka sadar bahwa Indonesia ini adalah negara yang sangat besar dengan ribuan etnis yang berbeda, sehingga mereka memilih pendekatan asimilasi, dimana semua warga masyarakat Indonesia wajib berbahasa Indonesia. Sesuai yang tertuang pada teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Penamaan “bahasa Indonesia” ini merupakan langkah yang cerdas, karena Indonesia adalah “kata baru”, tidak terikat pada satu suku, etnis, ras, maupun agama apapun. Sehingga tiap-tiap kelompok tidak ada yang merasa superior maupun inferior antara satu sama lain, dan mereka akhirnya menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa milik bersama yang harus mereka jaga dan hormati. Sedangkan Malaysia, memilih bahasa Melayu sebagai bahasa resmi mereka. Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi seolah membuat ras Melayu lebih istimewa, menciptakan sebuah batasan dengan kelompok lain.
Tidak hanya itu, kesalahan juga terletak pada penggunaan bahasa inggris yang intensif di lingkup pemerintahan Malaysia. Bahkan orang Malaysia sendiri merasa bahwa sebagian besar pemerintah Malaysia menggunakan bahasa inggris dalam menulis kabar berita di website resmi mereka. Di sektor perusahaan milik negara pun, seperti Petronas (sekelas BUMN Pertamina) penggunaan bahasa inggris pun lebih ditekankan untuk komunikasi antar karyawan, menyebabkan terjadinya kesenjangan bahasa yang lebih besar. Bahasa Inggris seolah-olah menggantikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi mereka.
Kini pemerintah Malaysia cukup kebingungan untuk mengatasi masalah ini, terlebih lagi adanya ancaman potensi punahnya bahasa Melayu jika kondisi ini terus dibiarkan.
Jika dipikir-pikir kembali, pemikir-pemikir Indonesia di jaman kemerdekaan itu sangat visioner sekali ya. Mulai dari pemilihan “bahasa Indonesia” sebagai bahasa persatuan, adanya sumpah pemuda, dan juga diciptakannya Pancasila, yang bahkan masih sangat relevan hingga sekarang. Bagaimana menurut Gan dan Sis?
0
243
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan