- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Padahal Dikenal Alim, Pemilik Pesantren di Jakarta Timur Diduga Cabuli Empat Santri


TS
felixaryo
Padahal Dikenal Alim, Pemilik Pesantren di Jakarta Timur Diduga Cabuli Empat Santri

WARTAKOTALIVE.COM, DUREN SAWIT - Seorang pemilik pesantren berinisial K di kawasan Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur diduga melakukan pencabulan terhadap sejumlah santri.
Seorang warga, Rudi (49) mengatakan terduga pelaku tersebut pada Rabu (15/1/2025) sudah dibawa pihak kepolisian.
Dia (K) sekaligus pemilik pesantren di sini, jadi untuk sementara, korban dan pelaku sudah dibawa ke Polres Jakarta Timur Jatinegara tadi sore,” kata Rudi saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2025).
Rudi menjelaskan awal ia mengetahui peristiwa itu ketika dirinya melihat adanya keramaian di pesantren tersebut pasca pulang bekerja.
Kemudian para warga sekitar menceritakan keramaian itu lantaran terdapat aksi dugaan pencabulan yang dilakukan K.
“Masyarakat Kampung Tipar di sini ini katanya ada pencabulan pelakunya yang pemilik pesantren ini, jadi si korban ada empat ini, ya kemaluannya yang dii**p itu, jadi lelaki sama lelaki,” jelasnya.
Rudi menuturkan dugaan pencabulan itu terungkap usai diduga seorang santri melapor kepada orangtuanya.
Selanjutnya pihak orangtua langsung mendatangi lokasi pesantren yang diduga memiliki ratusan santri itu.
“Ketahuannya mungkin salah satu muridnya ada yang ngadu tiba-tiba ya ketawannya udah rame aja,” tuturnya.
Rudi menyampaikan berdasarkan pengakuan seorang korban, rupanya dugaan aksi tidak senonoh itu sudah terjadi sejak tahun 2021.
Pencabulan diinformasikan dilakukan di ruangan atau kamar yang ditempati K dan berlangsung saat kondisi pesantren tengah sepi.
“Setahu saya tadi yang saya tanya si korban ada yang udah dilakuin dari tahun 2021 sampai 2024, berarti kan cukup lama,” ucapnya.
Rudi mengungkapkan terkejut usai mengetahui dugaan pencabulan tersebut.
Pasalnya, K yang memiliki istri dan anak itu merupakan tetangganya yang dikenal ramah, sehingga tidak terpikirkan dapat melakukan tindakan tersebut.
“Kemarin juga saya habis rapat di kantor RW sama beliau (K), beliau ya baik-baik saja kami tidak nyangka seperti ini, beliau asli sini (Pondok Kelapa) termasuk saya juga asli sini, teman dari kecil, memang teman sekolah juga,” ungkapnya.
Sementara seorang santri berinisial A (15) menegaskan peristiwa diduga pencabulan itu benar terjadi.
Para terduga korban berkisar usia 14 hingga 15 tahun dan selanjutnya tengah diperiksa pihak kepolisian.
“Korbannya usia SMP mau ke SMA, infonya dilakukannya di kamar (K),” singkat A saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2025).
Sebelumnya, pelecehan seksual dengan pelaku guru ngaji terjadi di Ciledug, Kota Tangerang.
Tokoh agama di Ciledug, Kyai Khairul Azmi, mengungkap sosok guru mengaji yang menjadi pelaku pencabulan puluhan anak di Kawasan Ciledug, Kota Tangerang, berinisial W (40).
Khairul Azmi mengatakan, W merupakan teman masa kecilnya, dan pernah mengaji di majelis yang sama
Meskipun, dirinya dan pelaku jarang terlibat dalam aktivitas dan kegiatan yang sama.
"Secara pribadi saya mengenal pelaku. Bahkan bisa dikatakan teman kecil pernah mengaji di tempat yang sama. Meskipun dalam proses komunikasi dan aktivitas sosial memang kami tidak sering terlibat di dalam kegiatan yang sama," kata dia kepada wartawan, Kamis (2/1/2025).
Khairul mengaku lebih mengenal pelaku sebagai praktisi hadroh atau pegiat selawat di beberapa majelis.
Kegiatan berselawat yang dilakukan pelaku kata Khairul, sudah berjalan cukup lama, yakni sejak W masih remaja.
"Saya kenal sebagai seorang praktisi hadroh atau pegiat selawatan. Cukup lama, cukup lama. Dari masa muda bahkan dia memang sudah aktif dalam kegiatan-kegiatan majlis-majlis ta'lim, masjid maupun musala," ungkapnya.
Setelah cukup lama melakukan kegiatan berselawat, W pun mencoba membuka kegiatan belajar mengaji, hingga memiliki banyak murid.
Hal itu lah yang membuat W mendapatkan panggung di kalangan masyarakat dan mulai dikenal sebagai seorang ustaz.
"Daripada anak-anak hanya belajar selawat, hanya belajar buat mukul rebana ataupun hadroh. Maka berkembang ada pengajian. Pengajian Iqra atau mungkin baca Quran dan lain sebagainya," ungkap Khairul.
"Nah ini yang kemudian menghantarkan beliau mendapatkan panggung di masyarakat sebagai ustaz," tambahnya.
Usai mendengar adanya kasus pelecehan yang dilakukan W, Khairul mengaku tak menyangka.
Dia pun mengaku akan mengutuk keras perbuatan asusila yang telah dilakukan W terhadap para muridnya.
"Tentu siapa pun, tidak hanya para kyai, siapa pun mengutuk keras perbuatan-perbuatan tindak asusila apalagi terhadap muridnya sendiri," ungkapnya.
Dengan adanya kasus ini, Khairul mengatakan pelaku tidak hanya mencoreng nama kyai, ustaz, daj pesantren, namun juga nilai-nilai kemanusiaan.
"Yang tercoreng adalah nilai-nilai kemanusiaan. Di mana letak kemanusiaannya. Ketika ada seorang anak yang datang kepadanya, minta untuk dibimbing. Tapi kemudian dengan kekuasanya, dia malah merenggut kemanusiaan dari orang tersebut," katanya
Kaum gamora lagi




.co.cc17baik dan aldonistic memberi reputasi
2
278
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan