- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menu Ayam Teriyaki di Program Makan Bergizi Gratis, PB IDI: Makanan yang Berisiko


TS
dragonroar
Menu Ayam Teriyaki di Program Makan Bergizi Gratis, PB IDI: Makanan yang Berisiko
Menu Ayam Teriyaki di Program Makan Bergizi Gratis, PB IDI: Makanan yang Berisiko
- Rabu, 15 Januari 2025 | 10:36 WIB
Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dilakukan di SDN 08 Binjai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan (Kominfo Pesisir Selatan)
HARIANHALUAN.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak Senin, 6 Januari 2025, mendapat perhatian khusus dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). DR dr. Tan Shot Yen, M.Hum, seorang influencer dari PB IDI, memberikan beberapa catatan penting terkait program ini.
dr. Tan menekankan pentingnya kuantitas makanan yang sesuai dengan kebutuhan penerima. "Secara kuantitas harus memenuhi kebutuhan makan orang yang menerima," jelasnya dalam sesi media briefing online, Rabu (8/1/2024). Selain kuantitas, kualitas makanan juga menjadi perhatian utama. Menu yang disajikan harus memenuhi konsep gizi seimbang, terutama untuk anak-anak.
dr. Tan mengungkapkan kekhawatirannya saat melihat menu ayam teriyaki disajikan pada hari pertama program di Palmerah. "Oh my God, ayam teriyaki. Padahal bumbunya, sausnya itu sarat dengan bahan makanan yang berisiko,” ujarnya. Ia mempertanyakan mengapa tidak memilih menu lokal seperti ayam woku, ayam kalasan, atau ayam bakar bumbu rujak yang lebih aman dan sehat.
Lebih lanjut, dr. Tan menyoroti pentingnya penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dalam program ini. Ada lima poin utama yang harus diperhatikan, yaitu keamanan pangan dan keselamatan makanan. Pertama, pemilihan bahan pangan harus cermat agar tidak menggunakan bahan yang sudah busuk, seperti daging, bawang merah, atau jahe.
Poin kedua adalah penyimpanan bahan makanan mentah. dr. Tan mengingatkan pentingnya penyimpanan yang tepat untuk menjaga kualitas bahan. Ketiga, dalam meracik makanan, hindari bahan pangan berisiko. Gunakan bahan alami Indonesia seperti kencur, jahe, dan lengkuas.
dr. Tan juga menekankan pentingnya metode memasak yang sehat. Ia menyarankan agar makanan dimasak dengan cara dipepes, dibakar, atau dibuat sup, bukan digoreng. Metode ini lebih sehat dan dapat menjaga kandungan gizi makanan.
Poin terakhir yang disoroti adalah distribusi dan konsumsi makanan. dr. Tan mengingatkan bahwa makanan yang sudah jadi harus segera dikonsumsi. Sebab, makanan di suhu ruangan selama lebih dari dua jam, akan berisiko terkontaminasi bakteri dan jamur.
Ia menekankan bahwa semua penyedia makanan, baik di pabrik, instansi besar, maupun maskapai penerbangan, harus memahami risiko ini.
Dengan catatan-catatan ini, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
https://www.harianhaluan.com/lifesty...oogle_vignette
- Rabu, 15 Januari 2025 | 10:36 WIB

Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dilakukan di SDN 08 Binjai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan (Kominfo Pesisir Selatan)
HARIANHALUAN.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak Senin, 6 Januari 2025, mendapat perhatian khusus dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). DR dr. Tan Shot Yen, M.Hum, seorang influencer dari PB IDI, memberikan beberapa catatan penting terkait program ini.
dr. Tan menekankan pentingnya kuantitas makanan yang sesuai dengan kebutuhan penerima. "Secara kuantitas harus memenuhi kebutuhan makan orang yang menerima," jelasnya dalam sesi media briefing online, Rabu (8/1/2024). Selain kuantitas, kualitas makanan juga menjadi perhatian utama. Menu yang disajikan harus memenuhi konsep gizi seimbang, terutama untuk anak-anak.
dr. Tan mengungkapkan kekhawatirannya saat melihat menu ayam teriyaki disajikan pada hari pertama program di Palmerah. "Oh my God, ayam teriyaki. Padahal bumbunya, sausnya itu sarat dengan bahan makanan yang berisiko,” ujarnya. Ia mempertanyakan mengapa tidak memilih menu lokal seperti ayam woku, ayam kalasan, atau ayam bakar bumbu rujak yang lebih aman dan sehat.
Lebih lanjut, dr. Tan menyoroti pentingnya penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dalam program ini. Ada lima poin utama yang harus diperhatikan, yaitu keamanan pangan dan keselamatan makanan. Pertama, pemilihan bahan pangan harus cermat agar tidak menggunakan bahan yang sudah busuk, seperti daging, bawang merah, atau jahe.
Poin kedua adalah penyimpanan bahan makanan mentah. dr. Tan mengingatkan pentingnya penyimpanan yang tepat untuk menjaga kualitas bahan. Ketiga, dalam meracik makanan, hindari bahan pangan berisiko. Gunakan bahan alami Indonesia seperti kencur, jahe, dan lengkuas.
dr. Tan juga menekankan pentingnya metode memasak yang sehat. Ia menyarankan agar makanan dimasak dengan cara dipepes, dibakar, atau dibuat sup, bukan digoreng. Metode ini lebih sehat dan dapat menjaga kandungan gizi makanan.
Poin terakhir yang disoroti adalah distribusi dan konsumsi makanan. dr. Tan mengingatkan bahwa makanan yang sudah jadi harus segera dikonsumsi. Sebab, makanan di suhu ruangan selama lebih dari dua jam, akan berisiko terkontaminasi bakteri dan jamur.
Ia menekankan bahwa semua penyedia makanan, baik di pabrik, instansi besar, maupun maskapai penerbangan, harus memahami risiko ini.
Dengan catatan-catatan ini, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
https://www.harianhaluan.com/lifesty...oogle_vignette
Diubah oleh dragonroar 15-01-2025 15:27






aldonistic dan 2 lainnya memberi reputasi
3
741
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan