- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ditegur Karyawan Minimarket, Pasutri Mabuk Lem Aniaya Anaknya Sampai Tewas di Bekasi


TS
mabdulkarim
Ditegur Karyawan Minimarket, Pasutri Mabuk Lem Aniaya Anaknya Sampai Tewas di Bekasi
Ditegur Karyawan Minimarket, Pasutri Mabuk Lem Aniaya Anaknya Sampai Tewas di Bekasi
Tayang: Senin, 13 Januari 2025 16:58 WIB
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Program Makan Bergizi Gratis Perdana di Jakarta Utara Sasar 2.991 Siswa di Koja dan Kelapa Gading
X
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pasangan suami istri (pasutri) bernama Aidil Zacky Rahman alias Zack alias Kidoy (19) dan Sinta Dewi (22) dalam pengaruh mabuk lem saat menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 4 tahun.
Dua tersangka yang sehari-hari menjadi pengemis itu membeli lem aibon di sebuah minimarket di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Sebelum meninggalkan minimarket, tersangka AZR meminta tersangka SD untuk membeli lem Aibon terlebih dahulu untuk dihirup," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Senin (13/1/2025).
Zacky dan Sinta kemudian kembali ke ruko tempatnya biasa beristirahat. Di tempat itulah keduanya menghirup lem sebelum menganiaya korban hingga tewas.
"Setelah selesai menghirup lem Aibon atau masih dalam pengaruh lem Aibon, tersangka AZR meluapkan emosinya," ucap Wira.
Adapun pembunuhan terhadap bocah berinisial RMR itu dipicu karena kedua tersangka kesal setelah korban muntah di teras minimarket tempat mereka mengemis.
"Pada Minggu, 5 Januari 2025 sekitar pukul 20.45 WIB, korban muntah di teras minimarket karena habis minum susu pemberian orang," kata Wira.
Tersangka Zacky lalu membersihkan muntah korban yang berceceran di teras minimarket.
Namun, ketika hendak meninggalkan lokasi, Zacky dipanggil oleh seorang karyawan minimarket untuk kembali membersihkan sisa muntah anaknya.
"Karyawan tersebut menyampaikan kepada para tersangka 'apabila diulangi lagi (muntah di teras), maka tidak diperbolehkan mengemis di tempat tersebut'," ujar Wira.
Teguran itu membuat Zacky kesal. Ia dan Sinta pun kembali ke ruko tempatnya biasa beristirahat. Di ruko inilah kedua tersangka menganiaya korban hingga tewas.
Sambil menasihati anaknya, Sinta menampar pipi dan mencubit paha korban berkali-kali. Setelahnya, giliran Zacky yang menganiaya korban.
"Tersangka AZR meluapkan emosinya dengan cara menarik tangan korban, kemudian menampar keras pada bagian pipi kiri sebanyak dua kali, lalu memukul bagian dada," ungkap Dirreskrimum.
Setelah itu, Zacky mengambil kemoceng dan memukuli bokong korban. Tak sampai di situ, Zacky juga menendang dada korban hingga terjatuh dalam posisi terduduk.[/]
Aksi brutal para tersangka membuat korban pun tidak berdaya dan terlihat sesak napas. Lama kelamaan, korban menjadi tak sadarkan diri.
Sinta sempat berusaha membangunkan korban dengan mengolesi tubuh anaknya dengan minyak kayu putih. Namun korban tetap tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya, Senin (6/1/2025), korban sudah benar-benar tidak bernapas. Tubuh korban juga dingin dan kaku.
Menyadari anaknya telah meninggal dunia, Zacky dan Sinta membungkus jasad korban dan memindahkannya ke ruko sebelah.
"Kemudian para tersangka meninggalkan ruko tersebut melarikan diri ke Karawang yang akhirnya ditangkap saat sedang istirahat di samping musala SPBU Karawang," ucap Wira.
https://jakarta.tribunnews.com/2025/...kasi?page=all.
Ortu di Bekasi Ngaku Ketakutan, Pilih Kabur Usai Tahu Anaknya Tewas
Mei Amelia R - detikNews
Senin, 13 Jan 2025 15:42 WIB
Jakarta - Suami-istri, Aidil Zacky Rahman alias Zack (19) alias Kidoy dan Sinta Dewi (22), memilih melarikan diri setelah mengetahui putranya tewas akibat disiksa di dalam ruko di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Zack dan Sinta mengaku ketakutan sehingga memilih meninggalkan jasad anaknya itu di dalam ruko.
"Mereka ketakutan karena korban sudah kaku atau meninggal dunia," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy saat dihubungi detikcom, Senin (13/1/2025).
Setelah mengetahui putranya itu meninggal, Zack dan Sinta lalu membawa jasad korban ke ruko sebelah. Tujuannya untuk menutupi perbuatan jahatnya.
"Kemudian mereka berinisiatif membawa ke ruko sebelah biar tidak ketahuan kejadian di tempat mereka tinggal sehari-hari," imbuhnya.
Korban ditemukan pada Senin (6/1) pagi di sebuah ruko kosong di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Korban ditemukan dalam kondisi penuh luka di sekujur tubuhnya.
Kedua tersangka memindahkan jasad korban dengan menggunakan sarung. Momen ini sempat disaksikan oleh juru parkir di sekitar lokasi.
Kesaksian juru parkir ini kemudian menjadi petunjuk bagi kepolisian. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap keduanya di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (8/1).
Korban Sakit Saat Disiksa
Korban dibunuh orang tuanya yang kesal setelah ditegur pegawai minimarket tempat mereka mengemis. Ortu korban sempat diingatkan pegawai minimarket soal anaknya yang muntah.
Korban mengalami muntah-muntah setelah diberi susu oleh seseorang. Saat itu kondisinya sedang sakit, tetapi tetap dianiaya oleh kedua orang tuanya.
"(Kondisi sakit korban) hanya muntah. Indikasinya sakit karena muntah-muntah habis minum susu," kata Ressa.
Ressa menambahkan korban juga sebelumnya sakit-sakitan. Korban mengalami muntaber selama satu minggu sebelum tewas dianiaya orang tuanya.
"Ternyata anak itu sudah muntaber seminggu," imbuhnya.
https://news.detik.com/berita/d-7730...anaknya-tewas.
Kronologi Orang Tua di Tambun Bekasi Aniaya Anaknya Sampai Tewas

Pers rilis kasus pembunuhan anak oleh orang tuanya di Bekasi, Senin (13/1/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanzoom-in-white
Perbesar
Pers rilis kasus pembunuhan anak oleh orang tuanya di Bekasi, Senin (13/1/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Seorang balita berusia 3 tahun tewas usai dianiaya oleh orang tuanya yang berinisial SD (22) dan AZR (19) di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Keduanya sudah ditangkap dan ditetapkan jadi tersangka.
Balita malang ini dianiaya lantaran ia muntah di depan minimarket usai meminum susu yang diberikan oleh seseorang. Orang tua bocah kemudian ditegur pegawai minimarket.
Hal tersebut menimbulkan emosi orang tua sehingga keduanya menganiaya korban. Berikut ini kronologi kasus tersebut:
Minggu, 5 Januari 2025
Pukul 19.30 WIB
Korban bersama ibunya yakni SD pergi ke minimarket yang acap kali dijadikan sebagai tempat untuk mengemis di wilayah Tambun Selatan. Sehari-hari, mereka mengemis di halaman minimarket tersebut.
Pukul 20.45 WIB
Korban muntah di halaman minimarket usai meminum susu yang diberikan oleh seseorang. Bekas muntahan itu kemudian dibersihkan oleh SD.
Polsek Tambun Selatan mengecek ruko kosong tempat anak usia 5 tahun ditemukan tewas dalam sarung di Kampung Jatibaru, Setiadarma, Tambun Selatan, Kab. Bekasi. Foto: Dok. Istimewazoom-in-white
Polsek Tambun Selatan mengecek ruko kosong tempat anak usia 5 tahun ditemukan tewas dalam sarung di Kampung Jatibaru, Setiadarma, Tambun Selatan, Kab. Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
Pukul 21.00 WIB hingga pukul 21.50 WIB
AZR tiba di minimarket untuk menemani mengemis. Sebelum pergi meninggalkan minimarket, AZR sempat meminta kepada SD untuk membeli lem aibon terlebih dahulu di minimarket.
Setelah membeli lem aibon dan hendak pergi, salah seorang petugas minimarket menegur SD dan AZR agar anak mereka tak lagi muntah di halaman minimarket. Jika kembali terulang, maka mereka tak diperbolehkan lagi untuk mengemis di halaman minimarket. Hal itu membuat kedua pelaku emosi.
"Tidak diperbolehkan mengemis di tempat tersebut mendengar teguran tersebut tersangka AZR emosi," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, kata dia di Polda Metro Jaya pada Senin (13/1).
Pukul 22.30 WIB
AZR, SD, dan korban tiba di sebuah ruko yang berada di Kelurahan Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan. Ruko itu acap kali digunakan oleh para pelaku untuk beristirahat. Di sana, kedua pelaku menghirup lem aibon yang sudah dibeli dan menganiaya korban.
Korban dianiaya dengan cara ditampar, dipukul, dan ditendang hingga korban mengalami sesak napas serta tak sadarkan diri. Saat korban mengalami sesak napas, AZR sempat meminta kepada SD untuk membeli minyak kayu putih di sebuah toko kelontong dan dioleskan ke bagian perut dan hidung korban.
Akan tetapi, korban tetap tak sadarkan diri. Para pelaku lalu memutuskan untuk beristirahat. Mereka berharap korban dapat kembali siuman keesokan harinya.
Senin, 6 Januari 2025
Pukul 06.00 WIB
SD bangun dari tidurnya dan mengecek kondisi korban. Saat dicek, korban ternyata sudah tak bernapas dan kaki serta tangannya sudah kaku. Korban sudah meninggal dunia.
Kedua pelaku lalu berinisiatif untuk memindahkan jasad korban ke ruko yang letaknya bersebelahan dengan ruko tempat pelaku beristirahat. Jasad korban pun dibungkus dengan menggunakan kain sarung. Setelah itu, kedua pelaku melarikan diri ke wilayah Karawang. Aksi para pelaku ketika memindahkan jasad korban ternyata dilihat oleh salah seorang saksi.
"Melihat para tersangka membawa mengangkat seseorang dari tempat istirahat mereka dan membawa ke ruko di sebelahnya," papar Wira.
Pukul 09.00 WIB
Mayat korban ditemukan di dalam ruko. Temuan itu kemudian dilaporkan ke polisi. Polisi mulai melakukan rangkaian penyelidikan.
Rabu, 8 Januari 2025
Pukul 21.30 WIB
Polisi berhasil mengidentifikasi identitas kedua pelaku dengan didasarkan hasil olah TKP. Selain itu, dari hasil pemeriksaan CCTV, keberadaan kedua pelaku berhasil diketahui. Pelaku akhirnya ditangkap ketika sedang beristirahat di SPBU yang berada di Jalan Raya Pangulah, Kabupaten Karawang.
"Selanjutnya kedua tersangka dibawa ke Subdit 3 Tahbang atau Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna proses penyidikan lebih lanjut," kata Wira.
Akibat perbuatannya, kedua pelaku disangkakan Pasal 76 c juncto Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 ayat 2 ke-3 e dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun.
https://kumparan.com/kumparannews/kr...IKlT2ijTy/full
Efek kemiskinan ditambah emosional...
Tayang: Senin, 13 Januari 2025 16:58 WIB
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Program Makan Bergizi Gratis Perdana di Jakarta Utara Sasar 2.991 Siswa di Koja dan Kelapa Gading
X
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pasangan suami istri (pasutri) bernama Aidil Zacky Rahman alias Zack alias Kidoy (19) dan Sinta Dewi (22) dalam pengaruh mabuk lem saat menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 4 tahun.
Dua tersangka yang sehari-hari menjadi pengemis itu membeli lem aibon di sebuah minimarket di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
"Sebelum meninggalkan minimarket, tersangka AZR meminta tersangka SD untuk membeli lem Aibon terlebih dahulu untuk dihirup," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Senin (13/1/2025).
Zacky dan Sinta kemudian kembali ke ruko tempatnya biasa beristirahat. Di tempat itulah keduanya menghirup lem sebelum menganiaya korban hingga tewas.
"Setelah selesai menghirup lem Aibon atau masih dalam pengaruh lem Aibon, tersangka AZR meluapkan emosinya," ucap Wira.
Adapun pembunuhan terhadap bocah berinisial RMR itu dipicu karena kedua tersangka kesal setelah korban muntah di teras minimarket tempat mereka mengemis.
"Pada Minggu, 5 Januari 2025 sekitar pukul 20.45 WIB, korban muntah di teras minimarket karena habis minum susu pemberian orang," kata Wira.
Tersangka Zacky lalu membersihkan muntah korban yang berceceran di teras minimarket.
Namun, ketika hendak meninggalkan lokasi, Zacky dipanggil oleh seorang karyawan minimarket untuk kembali membersihkan sisa muntah anaknya.
"Karyawan tersebut menyampaikan kepada para tersangka 'apabila diulangi lagi (muntah di teras), maka tidak diperbolehkan mengemis di tempat tersebut'," ujar Wira.
Teguran itu membuat Zacky kesal. Ia dan Sinta pun kembali ke ruko tempatnya biasa beristirahat. Di ruko inilah kedua tersangka menganiaya korban hingga tewas.
Sambil menasihati anaknya, Sinta menampar pipi dan mencubit paha korban berkali-kali. Setelahnya, giliran Zacky yang menganiaya korban.
"Tersangka AZR meluapkan emosinya dengan cara menarik tangan korban, kemudian menampar keras pada bagian pipi kiri sebanyak dua kali, lalu memukul bagian dada," ungkap Dirreskrimum.
Setelah itu, Zacky mengambil kemoceng dan memukuli bokong korban. Tak sampai di situ, Zacky juga menendang dada korban hingga terjatuh dalam posisi terduduk.[/]
Aksi brutal para tersangka membuat korban pun tidak berdaya dan terlihat sesak napas. Lama kelamaan, korban menjadi tak sadarkan diri.
Sinta sempat berusaha membangunkan korban dengan mengolesi tubuh anaknya dengan minyak kayu putih. Namun korban tetap tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya, Senin (6/1/2025), korban sudah benar-benar tidak bernapas. Tubuh korban juga dingin dan kaku.
Menyadari anaknya telah meninggal dunia, Zacky dan Sinta membungkus jasad korban dan memindahkannya ke ruko sebelah.
"Kemudian para tersangka meninggalkan ruko tersebut melarikan diri ke Karawang yang akhirnya ditangkap saat sedang istirahat di samping musala SPBU Karawang," ucap Wira.
https://jakarta.tribunnews.com/2025/...kasi?page=all.
Ortu di Bekasi Ngaku Ketakutan, Pilih Kabur Usai Tahu Anaknya Tewas
Mei Amelia R - detikNews
Senin, 13 Jan 2025 15:42 WIB
Jakarta - Suami-istri, Aidil Zacky Rahman alias Zack (19) alias Kidoy dan Sinta Dewi (22), memilih melarikan diri setelah mengetahui putranya tewas akibat disiksa di dalam ruko di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Zack dan Sinta mengaku ketakutan sehingga memilih meninggalkan jasad anaknya itu di dalam ruko.
"Mereka ketakutan karena korban sudah kaku atau meninggal dunia," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy saat dihubungi detikcom, Senin (13/1/2025).
Setelah mengetahui putranya itu meninggal, Zack dan Sinta lalu membawa jasad korban ke ruko sebelah. Tujuannya untuk menutupi perbuatan jahatnya.
"Kemudian mereka berinisiatif membawa ke ruko sebelah biar tidak ketahuan kejadian di tempat mereka tinggal sehari-hari," imbuhnya.
Korban ditemukan pada Senin (6/1) pagi di sebuah ruko kosong di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Korban ditemukan dalam kondisi penuh luka di sekujur tubuhnya.
Kedua tersangka memindahkan jasad korban dengan menggunakan sarung. Momen ini sempat disaksikan oleh juru parkir di sekitar lokasi.
Kesaksian juru parkir ini kemudian menjadi petunjuk bagi kepolisian. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap keduanya di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (8/1).
Korban Sakit Saat Disiksa
Korban dibunuh orang tuanya yang kesal setelah ditegur pegawai minimarket tempat mereka mengemis. Ortu korban sempat diingatkan pegawai minimarket soal anaknya yang muntah.
Korban mengalami muntah-muntah setelah diberi susu oleh seseorang. Saat itu kondisinya sedang sakit, tetapi tetap dianiaya oleh kedua orang tuanya.
"(Kondisi sakit korban) hanya muntah. Indikasinya sakit karena muntah-muntah habis minum susu," kata Ressa.
Ressa menambahkan korban juga sebelumnya sakit-sakitan. Korban mengalami muntaber selama satu minggu sebelum tewas dianiaya orang tuanya.
"Ternyata anak itu sudah muntaber seminggu," imbuhnya.
https://news.detik.com/berita/d-7730...anaknya-tewas.
Kronologi Orang Tua di Tambun Bekasi Aniaya Anaknya Sampai Tewas

Pers rilis kasus pembunuhan anak oleh orang tuanya di Bekasi, Senin (13/1/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanzoom-in-white
Perbesar
Pers rilis kasus pembunuhan anak oleh orang tuanya di Bekasi, Senin (13/1/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Seorang balita berusia 3 tahun tewas usai dianiaya oleh orang tuanya yang berinisial SD (22) dan AZR (19) di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Keduanya sudah ditangkap dan ditetapkan jadi tersangka.
Balita malang ini dianiaya lantaran ia muntah di depan minimarket usai meminum susu yang diberikan oleh seseorang. Orang tua bocah kemudian ditegur pegawai minimarket.
Hal tersebut menimbulkan emosi orang tua sehingga keduanya menganiaya korban. Berikut ini kronologi kasus tersebut:
Minggu, 5 Januari 2025
Pukul 19.30 WIB
Korban bersama ibunya yakni SD pergi ke minimarket yang acap kali dijadikan sebagai tempat untuk mengemis di wilayah Tambun Selatan. Sehari-hari, mereka mengemis di halaman minimarket tersebut.
Pukul 20.45 WIB
Korban muntah di halaman minimarket usai meminum susu yang diberikan oleh seseorang. Bekas muntahan itu kemudian dibersihkan oleh SD.
Polsek Tambun Selatan mengecek ruko kosong tempat anak usia 5 tahun ditemukan tewas dalam sarung di Kampung Jatibaru, Setiadarma, Tambun Selatan, Kab. Bekasi. Foto: Dok. Istimewazoom-in-white
Polsek Tambun Selatan mengecek ruko kosong tempat anak usia 5 tahun ditemukan tewas dalam sarung di Kampung Jatibaru, Setiadarma, Tambun Selatan, Kab. Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
Pukul 21.00 WIB hingga pukul 21.50 WIB
AZR tiba di minimarket untuk menemani mengemis. Sebelum pergi meninggalkan minimarket, AZR sempat meminta kepada SD untuk membeli lem aibon terlebih dahulu di minimarket.
Setelah membeli lem aibon dan hendak pergi, salah seorang petugas minimarket menegur SD dan AZR agar anak mereka tak lagi muntah di halaman minimarket. Jika kembali terulang, maka mereka tak diperbolehkan lagi untuk mengemis di halaman minimarket. Hal itu membuat kedua pelaku emosi.
"Tidak diperbolehkan mengemis di tempat tersebut mendengar teguran tersebut tersangka AZR emosi," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, kata dia di Polda Metro Jaya pada Senin (13/1).
Pukul 22.30 WIB
AZR, SD, dan korban tiba di sebuah ruko yang berada di Kelurahan Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan. Ruko itu acap kali digunakan oleh para pelaku untuk beristirahat. Di sana, kedua pelaku menghirup lem aibon yang sudah dibeli dan menganiaya korban.
Korban dianiaya dengan cara ditampar, dipukul, dan ditendang hingga korban mengalami sesak napas serta tak sadarkan diri. Saat korban mengalami sesak napas, AZR sempat meminta kepada SD untuk membeli minyak kayu putih di sebuah toko kelontong dan dioleskan ke bagian perut dan hidung korban.
Akan tetapi, korban tetap tak sadarkan diri. Para pelaku lalu memutuskan untuk beristirahat. Mereka berharap korban dapat kembali siuman keesokan harinya.
Senin, 6 Januari 2025
Pukul 06.00 WIB
SD bangun dari tidurnya dan mengecek kondisi korban. Saat dicek, korban ternyata sudah tak bernapas dan kaki serta tangannya sudah kaku. Korban sudah meninggal dunia.
Kedua pelaku lalu berinisiatif untuk memindahkan jasad korban ke ruko yang letaknya bersebelahan dengan ruko tempat pelaku beristirahat. Jasad korban pun dibungkus dengan menggunakan kain sarung. Setelah itu, kedua pelaku melarikan diri ke wilayah Karawang. Aksi para pelaku ketika memindahkan jasad korban ternyata dilihat oleh salah seorang saksi.
"Melihat para tersangka membawa mengangkat seseorang dari tempat istirahat mereka dan membawa ke ruko di sebelahnya," papar Wira.
Pukul 09.00 WIB
Mayat korban ditemukan di dalam ruko. Temuan itu kemudian dilaporkan ke polisi. Polisi mulai melakukan rangkaian penyelidikan.
Rabu, 8 Januari 2025
Pukul 21.30 WIB
Polisi berhasil mengidentifikasi identitas kedua pelaku dengan didasarkan hasil olah TKP. Selain itu, dari hasil pemeriksaan CCTV, keberadaan kedua pelaku berhasil diketahui. Pelaku akhirnya ditangkap ketika sedang beristirahat di SPBU yang berada di Jalan Raya Pangulah, Kabupaten Karawang.
"Selanjutnya kedua tersangka dibawa ke Subdit 3 Tahbang atau Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna proses penyidikan lebih lanjut," kata Wira.
Akibat perbuatannya, kedua pelaku disangkakan Pasal 76 c juncto Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 ayat 2 ke-3 e dan atau Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana penjara hingga 15 tahun.
https://kumparan.com/kumparannews/kr...IKlT2ijTy/full
Efek kemiskinan ditambah emosional...






mnotorious19150 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
740
62


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan