- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
Perdebatan Gen Z Gak Bisa Kerja..?


TS
ramdhyahmad0433
Perdebatan Gen Z Gak Bisa Kerja..?
Beberapa waktu lalu gue sempet reply sebuah tweet yang nanya, “Ada nggak sih Gen Z yang bisa kerja bener?” Nah, gue jawab, “Ada.” Di situ gue ceritain tentang betapa gemilang dan brilliant-nya Gen Z yang ada di sekitar gue, termasuk yang kerja di balik layar, di balik kamera, gitu deh. Eh, ternyata tweet gue tuh lumayan rame responsnya. Ada yang pro, ada yang kontra. Gue sendiri agak bingung juga sih, apa yang dipro-kontrakan, ya? Kan gue cuma jawab, "ada," dan cerita berdasarkan pengalaman gue. Nggak bilang semua Gen Z seperti itu, nggak bilang juga di luar sana nggak ada yang seperti itu. Intinya, gue cuma cerita apa yang gue tahu di sekitar gue.
Tapi ada satu pertanyaan menarik yang muncul di replies, yang akhirnya bikin gue kepikiran buat bahas lebih jauh di sini. Pertanyaannya kayak gini: “Tapi kan stereotip itu pasti ada trigger-nya, dong. Kenapa bisa muncul?” Jadi, gue mau coba kasih sudut pandang gue tentang ini.
Sebelum bahas lebih jauh, ada beberapa catatan nih. Gue lihat di replies ada yang bilang kalau sampel gue mungkin super-privileged, kayak mereka datang dari background pendidikan kelas dunia, Harvard, Oxford, gitu-gitu. Padahal, gue pengen banget ngasih tahu kalau Gen Z di sekitar gue justru kebanyakan bukan dari background pendidikan elite. Bahkan, kampus Indonesia mereka pun banyak yang nggak masuk top university list. Jadi, ketika gue bilang mereka keren banget, bukan karena mereka dari kampus keren, tapi karena ada faktor lain.
Informasi dan Stalking Culture
Menurut gue, salah satu yang ngebedain Gen Z sama generasi sebelumnya itu adalah soal informasi. Mereka tuh tumbuh di era di mana informasi tuh super melimpah, dan mereka punya kebiasaan buat cari tahu. Misalnya, pas mereka mau apply kerja, kemungkinan besar mereka udah stalking habis-habisan tempat kerja itu. Mulai dari budaya, nilai-nilai, sampai kreativitasnya cocok apa nggak sama mereka. Ini bikin mereka ngumpul di tempat kerja yang memang sesuai visi-misinya. Jadi, polarisasi ini bikin stereotip muncul. Ada tempat kerja yang penuh sama Gen Z yang motivated banget, dan ada yang sebaliknya.
Idealistik dan Values-Oriented
Gen Z dikenal sebagai generasi yang paling idealistik. Mereka punya sikap jelas soal apa yang mereka dukung atau nggak. Kalau mereka percaya sama misi atau produk suatu tempat kerja, mereka bakal all out. Tapi kalau nggak, ya mungkin mereka nggak tertarik atau bahkan ogah-ogahan. Jadi, kalau employer ngerasa nggak dapet Gen Z yang motivated, mungkin masalahnya bukan di generasinya, tapi di gimana mereka menyampaikan values dan misinya.
Speak-Up Culture dan Ilusi Sosial Media
Gen Z juga punya budaya speak-up yang kuat. Kalau mereka suka atau nggak suka sama tempat kerja, pasti mereka ngomong. Ini bikin informasi tentang tempat kerja nyebar ke mana-mana. Tapi, di sisi lain, ada juga ilusi dari sosial media. Banyak yang ngelihat representasi Gen Z dari influencer atau kreator konten. Masalahnya, ini kan cuma sebagian kecil aja, dan belum tentu mereka representasi Gen Z secara keseluruhan.
Closing Thoughts
Intinya, stereotip soal Gen Z nggak bisa kerja itu muncul karena banyak faktor. Mulai dari informasi, budaya di tempat kerja, sampai cara mereka berkomunikasi dan dilihat di sosial media. Tapi gue yakin banget, kalau employer mau bikin kultur kerja yang jelas, punya misi yang kuat, dan mampu walk the talk, mereka bakal attract Gen Z yang driven dan passionate.
Thank you yang udah baca sampai sini!
Tapi ada satu pertanyaan menarik yang muncul di replies, yang akhirnya bikin gue kepikiran buat bahas lebih jauh di sini. Pertanyaannya kayak gini: “Tapi kan stereotip itu pasti ada trigger-nya, dong. Kenapa bisa muncul?” Jadi, gue mau coba kasih sudut pandang gue tentang ini.
Sebelum bahas lebih jauh, ada beberapa catatan nih. Gue lihat di replies ada yang bilang kalau sampel gue mungkin super-privileged, kayak mereka datang dari background pendidikan kelas dunia, Harvard, Oxford, gitu-gitu. Padahal, gue pengen banget ngasih tahu kalau Gen Z di sekitar gue justru kebanyakan bukan dari background pendidikan elite. Bahkan, kampus Indonesia mereka pun banyak yang nggak masuk top university list. Jadi, ketika gue bilang mereka keren banget, bukan karena mereka dari kampus keren, tapi karena ada faktor lain.
Informasi dan Stalking Culture
Menurut gue, salah satu yang ngebedain Gen Z sama generasi sebelumnya itu adalah soal informasi. Mereka tuh tumbuh di era di mana informasi tuh super melimpah, dan mereka punya kebiasaan buat cari tahu. Misalnya, pas mereka mau apply kerja, kemungkinan besar mereka udah stalking habis-habisan tempat kerja itu. Mulai dari budaya, nilai-nilai, sampai kreativitasnya cocok apa nggak sama mereka. Ini bikin mereka ngumpul di tempat kerja yang memang sesuai visi-misinya. Jadi, polarisasi ini bikin stereotip muncul. Ada tempat kerja yang penuh sama Gen Z yang motivated banget, dan ada yang sebaliknya.
Idealistik dan Values-Oriented
Gen Z dikenal sebagai generasi yang paling idealistik. Mereka punya sikap jelas soal apa yang mereka dukung atau nggak. Kalau mereka percaya sama misi atau produk suatu tempat kerja, mereka bakal all out. Tapi kalau nggak, ya mungkin mereka nggak tertarik atau bahkan ogah-ogahan. Jadi, kalau employer ngerasa nggak dapet Gen Z yang motivated, mungkin masalahnya bukan di generasinya, tapi di gimana mereka menyampaikan values dan misinya.
Speak-Up Culture dan Ilusi Sosial Media
Gen Z juga punya budaya speak-up yang kuat. Kalau mereka suka atau nggak suka sama tempat kerja, pasti mereka ngomong. Ini bikin informasi tentang tempat kerja nyebar ke mana-mana. Tapi, di sisi lain, ada juga ilusi dari sosial media. Banyak yang ngelihat representasi Gen Z dari influencer atau kreator konten. Masalahnya, ini kan cuma sebagian kecil aja, dan belum tentu mereka representasi Gen Z secara keseluruhan.
Closing Thoughts
Intinya, stereotip soal Gen Z nggak bisa kerja itu muncul karena banyak faktor. Mulai dari informasi, budaya di tempat kerja, sampai cara mereka berkomunikasi dan dilihat di sosial media. Tapi gue yakin banget, kalau employer mau bikin kultur kerja yang jelas, punya misi yang kuat, dan mampu walk the talk, mereka bakal attract Gen Z yang driven dan passionate.
Thank you yang udah baca sampai sini!
0
224
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan