- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rupiah Dibuka Ambles Menjadi yang Terlemah di Asia Pagi Ini


TS
jaguarxj220
Rupiah Dibuka Ambles Menjadi yang Terlemah di Asia Pagi Ini
Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, rupiah spot dibuka melemah pada perdagangan Kamis pagi ini, di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang menekan mata uang lawannya di hampir semua kawasan.
Data realtime Bloomberg mencatat, rupiah spot dibuka melemah 0,19% di level Rp16.225/US$. Pada pukul 09:07 WIB, rupiah makin tertekan di Rp16.240/US$.
Rupiah menjadi valuta Asia terlemah saat ini dengan penurunan nilai mencapai 0,28%, disusul oleh peso Filipina yang melemah 0,27%, lalu baht 0,09%, ringgit 0,07%, dolar Singapura dan dolar Hong Kong 0,02%.
Sementara sebagian lagi yang lain masih menguat terhadap dolar AS. Won Korsel memimpin dengan penguatan 0,30%, yen 0,14%, yuan offshore 0,09%, dolar Taiwan dan yuan Tiongkok masing-masing 0,02% dan 0,01%.
Pelemahan rupiah terjadi menyusul penguatan indeks dolar AS yang kembali ke kisaran 109. Meski pagi ini dibuka turun tipis tapi posisi indeks yang mengukur kekuatan the greenback melawan enam mata uang utama dunia itu masih bertahan tinggi di 109,01.
Pada pembukaan pasar pagi ini, pergerakan harga aset saham dan surat utang domestik terlihat lebih stagnan.
IHSG dibuka naik 0,18%. Sementara yield surat utang negara tenor acuan 10 tahun bertahan di 7,18%. Tenor 2Y turun ke 6,99%. Tenor 15 tahun yang sempat di 7,21% kini melandai di 7,19%. Sementara tenor 5 tahun ada di 7,09%.
Menuju Rp16.300/US$
Secara teknikal nilai rupiah sudah di area Rp16.220/US$ yang merupakan support terdekat usai break support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.250-Rp16.300/US$.
Apabila kembali break support tersebut, rupiah berpotensi melemah makin jauh menuju level Rp16.340/US$ sebagai support terkuat.
Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term), rupiah berpotensi melemah ke level Rp16.350/US$ sampai dengan Rp16.400/US$ usai breakout support terkuat.
Jika terjadi penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp16.150/US$ dan selanjutnya Rp16.100/US$ sebagai resistance potensial.

Sentimen pasar global memang tengah kurang baik bagi pasar negara berkembang. Tadi malam, bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), merilis risalah rapat pertemuan Desember yang memperkuat nada hawkish.
Risalah rapat itu memperlihatkan stance baru The Fed dalam menentukan kebijakan bunga acuan ke depan. Kenaikan risiko inflasi, penguatan berkelanjutan belanja masyarakat AS, juga penurunan risiko prospek pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi, mendorong para pejabat The Fed menempuh pendekatan lebih lambat perihal penurunan bunga acuan ke depan.
"Para peserta mengindikasikan bahwa komite sudah berada pada atau mendekati titik di mana mereka perlu memperlambat laju pelonggaran," demikian isi notulen rapat.
Kini, pelaku pasar akan menunggu rilis data utama yang jadi perhatian pekan ini yakni laporan pekerjaan AS pada Jumat.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia hari ini akan merilis hasil Survei Konsumen bulan Desember yang akan menunjukkan apakah keyakinan para konsumen terhadap kondisi ekonomi kini dan ke depan masih bertahan lebih baik.
Sebelumnya, rilis data cadangan devisa Desember yang memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah, ternyata tidak cukup mampu menolong rupiah bergerak lebih kuat.
Tekanan jual di pasar surat utang domestik masih membebani rupiah. Yield SUN semua tenor bergerak naik di mana tenor acuan 10 tahun sudah di 7,18%. Sementara tenor 15 tahun kini sudah di 7,21%.
Meski demikian, nilai cadev yang besar di akhir tahun diyakini memberikan amunisi lebih besar bagi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar di tengah guncangan ketidakpastian global yang silih berganti menerpa.
Yang terbaru, Pemerintah RI berniat memperpanjang periode penempatan devisa hasil ekspor (DHE) dari tiga bulan menjadi 12 bulan, menurut penjelasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilansir dari media lokal.
Aturan terkait perubahan kewajiban itu akan dirilis dalam waktu dekat. Penempatan dolar AS hasil ekspor lebih lama di perbankan domestik diharapkan bisa memberi sokongan lebih besar bagi rupiah.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...asia-pagi-ini/
Lama2 kangen juga sama bajjer yang suka posting rupiah menguat.. Kemana ya dia..
Data realtime Bloomberg mencatat, rupiah spot dibuka melemah 0,19% di level Rp16.225/US$. Pada pukul 09:07 WIB, rupiah makin tertekan di Rp16.240/US$.
Rupiah menjadi valuta Asia terlemah saat ini dengan penurunan nilai mencapai 0,28%, disusul oleh peso Filipina yang melemah 0,27%, lalu baht 0,09%, ringgit 0,07%, dolar Singapura dan dolar Hong Kong 0,02%.
Sementara sebagian lagi yang lain masih menguat terhadap dolar AS. Won Korsel memimpin dengan penguatan 0,30%, yen 0,14%, yuan offshore 0,09%, dolar Taiwan dan yuan Tiongkok masing-masing 0,02% dan 0,01%.
Pelemahan rupiah terjadi menyusul penguatan indeks dolar AS yang kembali ke kisaran 109. Meski pagi ini dibuka turun tipis tapi posisi indeks yang mengukur kekuatan the greenback melawan enam mata uang utama dunia itu masih bertahan tinggi di 109,01.
Pada pembukaan pasar pagi ini, pergerakan harga aset saham dan surat utang domestik terlihat lebih stagnan.
IHSG dibuka naik 0,18%. Sementara yield surat utang negara tenor acuan 10 tahun bertahan di 7,18%. Tenor 2Y turun ke 6,99%. Tenor 15 tahun yang sempat di 7,21% kini melandai di 7,19%. Sementara tenor 5 tahun ada di 7,09%.
Menuju Rp16.300/US$
Secara teknikal nilai rupiah sudah di area Rp16.220/US$ yang merupakan support terdekat usai break support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.250-Rp16.300/US$.
Apabila kembali break support tersebut, rupiah berpotensi melemah makin jauh menuju level Rp16.340/US$ sebagai support terkuat.
Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term), rupiah berpotensi melemah ke level Rp16.350/US$ sampai dengan Rp16.400/US$ usai breakout support terkuat.
Jika terjadi penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp16.150/US$ dan selanjutnya Rp16.100/US$ sebagai resistance potensial.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 9 Januari 2025 (Riset Bloomberg Technoz)
Sentimen pasar global memang tengah kurang baik bagi pasar negara berkembang. Tadi malam, bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), merilis risalah rapat pertemuan Desember yang memperkuat nada hawkish.
Risalah rapat itu memperlihatkan stance baru The Fed dalam menentukan kebijakan bunga acuan ke depan. Kenaikan risiko inflasi, penguatan berkelanjutan belanja masyarakat AS, juga penurunan risiko prospek pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi, mendorong para pejabat The Fed menempuh pendekatan lebih lambat perihal penurunan bunga acuan ke depan.
"Para peserta mengindikasikan bahwa komite sudah berada pada atau mendekati titik di mana mereka perlu memperlambat laju pelonggaran," demikian isi notulen rapat.
Kini, pelaku pasar akan menunggu rilis data utama yang jadi perhatian pekan ini yakni laporan pekerjaan AS pada Jumat.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia hari ini akan merilis hasil Survei Konsumen bulan Desember yang akan menunjukkan apakah keyakinan para konsumen terhadap kondisi ekonomi kini dan ke depan masih bertahan lebih baik.
Sebelumnya, rilis data cadangan devisa Desember yang memecahkan rekor tertinggi dalam sejarah, ternyata tidak cukup mampu menolong rupiah bergerak lebih kuat.
Tekanan jual di pasar surat utang domestik masih membebani rupiah. Yield SUN semua tenor bergerak naik di mana tenor acuan 10 tahun sudah di 7,18%. Sementara tenor 15 tahun kini sudah di 7,21%.
Meski demikian, nilai cadev yang besar di akhir tahun diyakini memberikan amunisi lebih besar bagi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar di tengah guncangan ketidakpastian global yang silih berganti menerpa.
Yang terbaru, Pemerintah RI berniat memperpanjang periode penempatan devisa hasil ekspor (DHE) dari tiga bulan menjadi 12 bulan, menurut penjelasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilansir dari media lokal.
Aturan terkait perubahan kewajiban itu akan dirilis dalam waktu dekat. Penempatan dolar AS hasil ekspor lebih lama di perbankan domestik diharapkan bisa memberi sokongan lebih besar bagi rupiah.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...asia-pagi-ini/
Lama2 kangen juga sama bajjer yang suka posting rupiah menguat.. Kemana ya dia..





BALI999 dan steinberger memberi reputasi
2
208
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan