Megamendung, Seorang pria berinisial S alias AJ yang merupakan pimpinan pondok pesantren (Ponpes) Darul Al-Muhajirin di Kampung Paseban, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor ditangkap oleh Densus 88 antiteror karena diduga terafiliasi jaringan teroris pada Senin (23/12/24).

Pimpinan salah satu pondok pesantren itu ditangkap setelah penyelidikan atas kasus jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Megamendung, Duduh Manduh mengatakan bahwa penangkapan AJ dilakukan di pondok pesantren yang diketahui merupakan tempat ilegal.

“Sejak awal pendirian pondok pesantren tersebut belum ada izin. Jadi, kami tidak merekomendasikan apapun terkait perizinan,” ujar Duduh Manduh dalam keterangannya, Selasa, (24/12/24).

Menurutnya, semua jenis perizinan seperti bangunan tidak memiliki unsur perizinan yang sepenuhnya sah.

Bahkan, mayoritas santri di pondok pesantren tersebut berasal dari luar daerah yang bukan warga Megamendung.

“Ada sekitar puluhan santri di Ponpes Darul Al-Muhajirin yang didirikan pada tahun 2019. Ponpes tersebut tidak memiliki izin, dan semua kegiatannya selalu berlangsung secara tertutup,” ucapnya.

Sementara itu, Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hermawan saat coba dikonfirmasi BogorUpdate.com masih belum mau memberikan keterangan resminya mengenai adanya laporan tersebut.

“Saya belum berani komen karena itu Mabes, itu bukan produk kita,” ungkap AKP Dedi Hermawan.

Sebelumnya, AJ ditangkap tim Densus 88 pada Senin, 23 Desember sekitar pukul 17.00 WIB yang diduga merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) jaringan teroris JAD Cilacap yang telah dibubarkan pada tahun 2018 lalu. (Erwin)


Pesantren Mencetak Generasi Mujahid