Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada hari Jumat terhadap miliarder Georgia Bidzina Ivanishvili, mantan perdana menteri dan secara luas dianggap sebagai pemimpin de facto Georgia. Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Georgia, di bawah partai Mimpi Georgia-nya, telah bergeser ke arah otoriterisme dan pro-Rusia dalam beberapa bulan terakhir.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa sanksi tersebut dijatuhkan karena tindakan Ivanishvili yang dianggap merusak aspirasi demokrasi dan Euro-Atlantik Georgia demi Federasi Rusia.

Penetapan Ivanishvili merupakan sanksi terbaru dalam serangkaian sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada politisi, anggota parlemen, dan pihak lain di Georgia tahun ini. Sanksi tersebut meliputi pembekuan aset dan properti yang mungkin dimiliki oleh mereka yang menjadi sasaran di wilayah hukum AS atau yang mungkin memasuki wilayah hukum AS serta larangan bepergian bagi mereka yang menjadi sasaran dan anggota keluarga mereka.

"Kami mengutuk keras tindakan Georgian Dream di bawah kepemimpinan Ivanishvili, termasuk penindasan yang terus-menerus dan penuh kekerasan terhadap warga Georgia, pengunjuk rasa, anggota media, aktivis hak asasi manusia, dan tokoh oposisi," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. "Amerika Serikat berkomitmen untuk mendorong akuntabilitas bagi mereka yang merusak demokrasi dan hak asasi manusia di Georgia."

FirstPost
VoaNews