Kaskus

Entertainment

wowonwaeAvatar border
TS
wowonwae
Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?
Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?

Gambar ilustrasi gen z pencari lowongan kerja

Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?


Siapa nih yang pernah liat tagar #desperates  di profil LinkedIn? Yup, itu tanda banyaknya Gen Z yang mulai stres nyari kerja! Fenomena ini makin sering muncul dan jadi bukti nyata kalau anak muda sekarang emang lagi struggle banget masuk ke dunia kerja.


Spoiler for Makna Desperate:


Yuk kita bahas beberapa faktor yang mungkin jadi pemicu munculnya fenomena ini!

Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?

Ekonomi Lagi Nggak Stabil dan Pasar Kerja Super Ketat

Dunia kerja sekarang makin kejam, apalagi buat posisi yang lagi tren di kalangan Gen Z, kayak digital marketing atau teknologi kreatif. Banyak lulusan baru yang berebut posisi, tapi sayangnya lowongannya terbatas banget. Hasilnya? Banyak yang nyoba ngelamar tapi hasilnya nihil, bikin stres berkepanjangan.

Pasca pandemic hingga sekarang ini, banyak perusahaan yang mengurangi karyawan atau malah nggak buka lowongan sama sekali. Ini bikin anak-anak muda harus bersaing ketat sama pekerja yang lebih berpengalaman. Berat banget guys!

Ekspektasi Ketinggian vs Realita yang Menyakitkan

Gen Z tuh biasanya punya harapan besar sama karier mereka. Nggak cuma cari duit, tapi juga nyari makna, fleksibilitas, dan kesempatan buat berkembang. Tapi begitu masuk dunia kerja, kenyataan sering kali nggak sesuai ekspektasi, bikin frustasi.

Banyak perusahaan maunya kandidat yang udah siap tempur dengan skill khusus dan pengalaman kerja, padahal banyak lulusan baru cuma punya teori doang. Skill gapini bikin Gen Z susah banget nemu kerjaan yang pas.

Tekanan Sosial + Media Sosial = Overthinking Parah

Media sosial, terutama LinkedIn, jadi tempat dimana anak muda saling banding-bandingin pencapaian. Liat temen udah dapet kerja atau promosi bikin kita merasa inferior atau gagal. Ini jelas bikin stress makin numpuk. Tagar #desperates jadi semacam teriakan frustrasi publik, biar dapet simpati. Tapi, di balik itu, sebenernya ada banyak anak muda yang merasa nggak dilirik perekrut dan perusahaan.

Kurangnya Koneksi = Susahnya Nembus Industri

Gen Z yang baru lulus biasanya belum punya banyak kenalan atau mentor di industri yang mereka pengen. Nggak ada koneksi bikin mereka makin susah buat nembus dunia kerja yang udah penuh sesak. Sementara kurikulum di kampus sendiri seringkali juga ketinggalan zaman, nggak nyambung sama kebutuhan industri. Jadi, lulusan baru mesti nambah skill sendiri lewat kursus online atau sertifikasi biar lebih kompetitif.

Nah, mungkin itu beberapa factor yang memicu munculnya fenomena tagar #desperate ini. 

Quote:

Perusahaan dan Institusi Mulai Bergerak

Gen Z tak perlu berkecil hati, nampaknya sekarang ada beberapa perusahaan yang udah sadar sama fenomena ini dan mulai buka program magang, pelatihan, bahkan kerja fleksibel buat menarik minat Gen Z. Tapi, masih banyak juga perusahaan yang keukeuh sama model perekrutan jadul.

Beberapa institusi pendidikan dan pemerintah juga udah mulai ngebantu dengan program pelatihan skill yang relevan. Tapi, sayangnya, implementasi program ini masih terbatas di beberapa negara atau daerah.

Fenomena keputusasaan Gen Z dalam mencari pekerjaan adalah hasil dari tekanan ekonomi, ekspektasi sosial, dan kesenjangan skill yang ribet. Biar masalah ini bisa segera diatasi, sepertinya memang harus ada kolaborasi antara ketiga pihak terkait, yaitu perusahaan, generasi Z itu sendiri dan institusi Pendidikan. 

Ada beberapa langkah yang mungkin bisa diterapkan di negeri ini:

Perusahaan :Buka program mentoring dan pelatihan buat ngembangin skill Gen Z, serta kasih kesempatan buat yang belum punya pengalaman formal.

Generasi Z : Jangan takut belajar skill baru lewat kursus online, magang, atau proyek sukarela, dan jangan lupa bangun jaringan profesional di LinkedIn atau platform lain.

Institusi Pendidikan : Mesti lebih nyambung sama industri biar kurikulum yang diajarin sesuai sama kebutuhan dunia kerja, plus sediain juga program pendampingan karir yang lebih efektif.

Quote:

Semoga ke depan lebih banyak anak muda yang bisa dapet karir sesuai potensi mereka.
Tetap semangat Gen Z!emoticon-I Love Indonesia

Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?

Sumur :
indonesiasentinel.com
ripplematch.com
jobtoday.com

Fenomena tagar #Desperates di Linkedln: Kenapa Nyari Kerja Jadi Kayak Drama?

copyright @wowonwae 2024
Diubah oleh wowonwae 18-10-2024 03:59
jupiewanAvatar border
m00n2718Avatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 10 lainnya memberi reputasi
9
1.1K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan