- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lukisan Yos Suprapto Gambarkan Orang-orang Jilat Bokong Raja, Raffi Ahmad Terseret


TS
mabdulkarim
Lukisan Yos Suprapto Gambarkan Orang-orang Jilat Bokong Raja, Raffi Ahmad Terseret
Viral Lukisan Yos Suprapto Gambarkan Orang-orang Jilat Bokong Raja, Nama Raffi Ahmad Terseret

Suara.com - Pembredelan lukisan karya Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia masih menjadi topik perbincangan hangat, terutama di platform media sosial X (dulunya Twitter).
Sejumlah warganet masih mencoba menyelami makna di balik lukisan Yos Suprapto yang kontroversial karena dianggap mirip mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Lukisan Yos Suprapto yang dianggap menyindir pada pendukung Jokowi, Prabowo dan Gibran (Twitter)
Salah satunya lukisan bertema surealis yang di dalamnya menggambarkan berbagai macam kondisi.
Terlihat dua orang tanpa busana sedang santai memakan hidangan seolah tengah berpesta. Satu di antaranya memakai kuluk raja Jawa menduduki ribuan orang yang sedang menjilati bokongnya.
Ada pula wanita-wanita membawa pisau seolah sedang bertarung, para laki-laki mengangkat tangan seperti berdemo, dan ratusan orang sedang menengadahkan tangan.
Sebagai latar, tergambar bagunan mirip Ibu Kota Negara (IKN) sekaligus gedung-gedung tinggi menjulang dan sawah terbentang hijau.
Pada bagian sisi kanan dan kiri, Yos Suprapto menggambar ratusan tikus-tikus kecil dengan warna merah. Di bagian paling atas, tergambar satu mata membelalak, langit di sekitarnya dilukiskan bagai kobaran api.
Dari penggambaran pada lukisan itu, publik menyoroti orang-orang yang menjilat bokong sang raja.
Warganet mencurigai orang-orang itu sebagai public figure yang dengan gigih mendukung pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 lalu. Saat itu, Jokowi juga 'meng-endorse' mereka di beberapa kesempatan.
Menariknya, para penjilat di dalam lukisan diwarnai biru, yang merupakan 'ikon' warna dari pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 2 kala itu.
Kecurigaan warganet terungkap dalam cuitan akun X andikamalreza. Ia menyatukan gambar lukisan Yos Suprapto dengan daftar nama puluhan public figure di kubu Prabowo-Gibran.
Tercatat nama Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Kiky Saputri, Atta Halilintar, Celine Evangelista, Aurel Hermansyah, hingga Syahnaz Sadiqah.
Daftar nama tersebut diambil dari poster acara nonton bareng debat terakhir para capres yang dibuat oleh tim Kreator Indonesia Maju pada Februari 2024 lalu.
Cuitan akun andikamalreza itu pun mendapat 300 lebih tanggapan dari warganet. Sebagian besar menghujat para selebriti yang dianggap menjilat Prabowo-Gibran.
"Apa benar jumlah penjilat biru sama dengan jumlah nama yang ditulis itu?" tanya seorang warganet, dikutip pada Minggu (22/12/2024).
"Itu penjilat paling atas, hahaha, langsung kena dan jabatan/proyeknya nggak main-main," sindir warganet yang lain.
"Di antara penjilat, ada yang ngecekek dan nginjek muka penjilat lainnya. Persaingan, konflik, sentimen, heu heu," kata warganet lainnya.
https://www.suara.com/entertainment/...ahmad-terseret
Yos Suprapto Bertekad Melakukan Perlawanan atas Pembredelan Pameran Lukisannya di Galeri Nasional

Tayang: Sabtu, 21 Desember 2024 21:05 WIB
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
zoom-inlihat fotoYos Suprapto Bertekad Melakukan Perlawanan atas Pembredelan Pameran Lukisannya di Galeri Nasional
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Seniman senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto (tengah) saat konferensi pers di Gedung YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Seniman senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto, mendapat perlakuan sewenang-wenang.
Pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, secara tiba-tiba dihentikan.
Awalnya, kurator menilai, ada lima lukisan Yos Suprapto yang menggambarkan caci maki kepada seorang tokoh nasional.
Pameran kemudian dihentikan dan ruang pameran dikunci. Bahkan Yos Suprapto pun dilarang mengakses karya-karyanya.
Yos Suprapto berencana mengambil langkah hukum untuk melawan tindakan pembatalan pameran lukisan bertajuk ‘Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan’ di Galeri Nasional Indonesia.
Yos menjelaskan, langkah hukum bakal diambil jika pihak Galeri Nasional Indonesia tidak memberi akses ke masyarakat untuk menikmati karya-karyanya.
"Seandainya masyarakat luas tidak bisa mengakses ke pameran saya, dan tetap terkunci seperti ini, bahkan saya seorang senimannya saja tidak bisa masuk, lebih baik saya akan menggunakan pendekatan hukum untuk mendapatkan kunci membuka pintu itu," kata Yos saat konferensi pers di Gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Meski begitu, Yos mengaku belum dapat memastikan kapan langkah hukum itu akan diambil.
Namun, dia menyatakan akan mengambil tindakan tersebut. "Saya akan menggunakan pendekatan hukum,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, bahwa tak menutup kemungkinan untuk membuka dialog dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam masalah ini, sebelum nantinya benar-benar mengambil langkah hukum.
Yos juga berharap ada penjelasan terkait nasib karya-karya miliknya yang telah siap dipamerkan dan masih terpajang di Galeri Nasional Indonesia.
Lebih lanjut, dia juga berencana untuk menyatakan sikap tidak bersedia melanjutkan pameran, setelah langkah hukum itu diambil.
“Saya akan membawa pulang karya-karya saya, menurunkan karya-karya saya dan saya bawa pulang, ke Jogja," ujar Yos.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional mencederai kebebasan berekspresi.
"Melarang karya seni Yos Suprapto karena mengandung kritik terhadap bekas Presiden Joko Widodo adalah hal yang keliru dan tidak bertanggung jawab," kata Usman melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/12/2024).
Usman menegaskan, pembatalan ini mengirimkan pesan berbahaya bahwa kritik terhadap pemerintah atau tokoh publik tidak akan ditoleransi.
"Penggembokan dan pemutusan listrik untuk meredam lukisan kritik sosial itu adalah cara dan alasan pengecut untuk membungkam kebebasan berekspresi," ujarnya.
Dia mengingatkan agar tindakan yang berupaya untuk membungkam kebebasan berekpresi tak boleh dibiarkan.
"Ini tidak boleh dibiarkan. Sebab, pola represi seperti ini bisa berujung pada situasi di mana orang-orang dijebloskan ke penjara semata-mata karena secara damai menggunakan hak kebebasan berekspresi mereka," kata Usman.
Usman juga mempertanyakan semangat di balik visi "Indonesia Maju" yang digaungkan pemerintah.
"Jika benar begitu, maka muncul pertanyaan apakah ide Indonesia Maju itu Indonesia tanpa ekspresi seni yang kritis? Lalu di mana majunya?" tanya dia.
Terpisah, Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menilai tindakan tersebut sebagai bentuk "pembredelan" yang mencederai kebebasan berekspresi.
Dia meminta pemerintah tidak mengintervensi karya seni dan memberikan ruang diskusi yang kritis.
"Mestinya negara bisa memberi ruang pada masyarakat atau pelaku seni dan kepada kurator untuk bisa berdiskusi secara kritis dengan publik. Jadi jangan malah alergi dan intervensi," kata Bonnie melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/12/2024).
Terlalu Vulgar
Telah diberitakan, pameran bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”, yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu, batal digelar beberapa menit sebelum pembukaan pada Kamis (19/12/2024).
Saat itu, pintu kaca galeri digembok dan lampu dimatikan, meskipun pameran dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Galeri Nasional menyebut pembatalan terjadi karena lima dari 30 lukisan yang dipamerkan dianggap tidak sesuai dengan tema kedaulatan pangan.

Seniman Yos Suprapto memberikan tanggapannya atas pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menilai beberapa lukisannya bernada makian. (Tribunnews.com)
Beberapa karya dianggap terlalu vulgar, misalnya, menggambarkan sosok mirip Presiden ke-7 Joko Widodo atau yang diinjak oleh figur lain, serta lukisan petani yang memberi makan konglomerat.
Pihak kurator, Suwarno Wisetrotomo, disebut meminta beberapa karya ditutup dengan kain hitam, yang kemudian ditolak Yos.
Bonnie menilai, langkah ini dapat menjadi preseden buruk bagi kebebasan berekspresi di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Negara harus menjamin kebebasan berekspresi seniman. Sensor karya yang terjadi dalam pameran ini bisa jadi preseden buruk dalam pemerintahan Prabowo Subianto," ucapnya.
Bonnie menegaskan bahwa seni rupa, dalam hal ini adalah seni lukis merupakan ranah multitafsir.
Menurutnya, seniman memiliki otoritas dalam berkarya dengan temanya masing-masing, dan tidak akan menimbulkan bencana politik apa-apa.
"Bagaimana pun karya seni merupakan medium untuk kritik sosial adalah hal yang lazim. Dan seni itu multitafsir sehingga bahaya juga kalau dilihat hanya dari satu perspektif," terang Bonnie.
Lebih lanjut, Bonnie mengingatkan, karya seni merupakan kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi negara.
"Menurut saya kegiatan pameran seni konteksnya dalam negara demokrasi itu ya bebas saja. Biar publik yang menilai secara perspektif seninya seperti apa," tuturnya.
"Lagian lukisan ini sudah beredar di media sosial dan sudah dilihat semua orang. Tidak perlu ada sensor karena karya seni itu multitafsir," ucap Bonnie.
https://bekasi.tribunnews.com/2024/1...onal?page=all.
perlawanan Yos Suprapto...

Suara.com - Pembredelan lukisan karya Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia masih menjadi topik perbincangan hangat, terutama di platform media sosial X (dulunya Twitter).
Sejumlah warganet masih mencoba menyelami makna di balik lukisan Yos Suprapto yang kontroversial karena dianggap mirip mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Lukisan Yos Suprapto yang dianggap menyindir pada pendukung Jokowi, Prabowo dan Gibran (Twitter)
Salah satunya lukisan bertema surealis yang di dalamnya menggambarkan berbagai macam kondisi.
Terlihat dua orang tanpa busana sedang santai memakan hidangan seolah tengah berpesta. Satu di antaranya memakai kuluk raja Jawa menduduki ribuan orang yang sedang menjilati bokongnya.
Ada pula wanita-wanita membawa pisau seolah sedang bertarung, para laki-laki mengangkat tangan seperti berdemo, dan ratusan orang sedang menengadahkan tangan.
Sebagai latar, tergambar bagunan mirip Ibu Kota Negara (IKN) sekaligus gedung-gedung tinggi menjulang dan sawah terbentang hijau.
Pada bagian sisi kanan dan kiri, Yos Suprapto menggambar ratusan tikus-tikus kecil dengan warna merah. Di bagian paling atas, tergambar satu mata membelalak, langit di sekitarnya dilukiskan bagai kobaran api.
Dari penggambaran pada lukisan itu, publik menyoroti orang-orang yang menjilat bokong sang raja.
Warganet mencurigai orang-orang itu sebagai public figure yang dengan gigih mendukung pencalonan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 lalu. Saat itu, Jokowi juga 'meng-endorse' mereka di beberapa kesempatan.
Menariknya, para penjilat di dalam lukisan diwarnai biru, yang merupakan 'ikon' warna dari pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 2 kala itu.
Kecurigaan warganet terungkap dalam cuitan akun X andikamalreza. Ia menyatukan gambar lukisan Yos Suprapto dengan daftar nama puluhan public figure di kubu Prabowo-Gibran.
Tercatat nama Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Kiky Saputri, Atta Halilintar, Celine Evangelista, Aurel Hermansyah, hingga Syahnaz Sadiqah.
Daftar nama tersebut diambil dari poster acara nonton bareng debat terakhir para capres yang dibuat oleh tim Kreator Indonesia Maju pada Februari 2024 lalu.
Cuitan akun andikamalreza itu pun mendapat 300 lebih tanggapan dari warganet. Sebagian besar menghujat para selebriti yang dianggap menjilat Prabowo-Gibran.
"Apa benar jumlah penjilat biru sama dengan jumlah nama yang ditulis itu?" tanya seorang warganet, dikutip pada Minggu (22/12/2024).
"Itu penjilat paling atas, hahaha, langsung kena dan jabatan/proyeknya nggak main-main," sindir warganet yang lain.
"Di antara penjilat, ada yang ngecekek dan nginjek muka penjilat lainnya. Persaingan, konflik, sentimen, heu heu," kata warganet lainnya.
https://www.suara.com/entertainment/...ahmad-terseret
Yos Suprapto Bertekad Melakukan Perlawanan atas Pembredelan Pameran Lukisannya di Galeri Nasional

Tayang: Sabtu, 21 Desember 2024 21:05 WIB
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
zoom-inlihat fotoYos Suprapto Bertekad Melakukan Perlawanan atas Pembredelan Pameran Lukisannya di Galeri Nasional
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Seniman senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto (tengah) saat konferensi pers di Gedung YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Seniman senior asal Yogyakarta, Yos Suprapto, mendapat perlakuan sewenang-wenang.
Pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional, Jakarta, secara tiba-tiba dihentikan.
Awalnya, kurator menilai, ada lima lukisan Yos Suprapto yang menggambarkan caci maki kepada seorang tokoh nasional.
Pameran kemudian dihentikan dan ruang pameran dikunci. Bahkan Yos Suprapto pun dilarang mengakses karya-karyanya.
Yos Suprapto berencana mengambil langkah hukum untuk melawan tindakan pembatalan pameran lukisan bertajuk ‘Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan’ di Galeri Nasional Indonesia.
Yos menjelaskan, langkah hukum bakal diambil jika pihak Galeri Nasional Indonesia tidak memberi akses ke masyarakat untuk menikmati karya-karyanya.
"Seandainya masyarakat luas tidak bisa mengakses ke pameran saya, dan tetap terkunci seperti ini, bahkan saya seorang senimannya saja tidak bisa masuk, lebih baik saya akan menggunakan pendekatan hukum untuk mendapatkan kunci membuka pintu itu," kata Yos saat konferensi pers di Gedung YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Meski begitu, Yos mengaku belum dapat memastikan kapan langkah hukum itu akan diambil.
Namun, dia menyatakan akan mengambil tindakan tersebut. "Saya akan menggunakan pendekatan hukum,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, bahwa tak menutup kemungkinan untuk membuka dialog dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam masalah ini, sebelum nantinya benar-benar mengambil langkah hukum.
Yos juga berharap ada penjelasan terkait nasib karya-karya miliknya yang telah siap dipamerkan dan masih terpajang di Galeri Nasional Indonesia.
Lebih lanjut, dia juga berencana untuk menyatakan sikap tidak bersedia melanjutkan pameran, setelah langkah hukum itu diambil.
“Saya akan membawa pulang karya-karya saya, menurunkan karya-karya saya dan saya bawa pulang, ke Jogja," ujar Yos.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional mencederai kebebasan berekspresi.
"Melarang karya seni Yos Suprapto karena mengandung kritik terhadap bekas Presiden Joko Widodo adalah hal yang keliru dan tidak bertanggung jawab," kata Usman melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/12/2024).
Usman menegaskan, pembatalan ini mengirimkan pesan berbahaya bahwa kritik terhadap pemerintah atau tokoh publik tidak akan ditoleransi.
"Penggembokan dan pemutusan listrik untuk meredam lukisan kritik sosial itu adalah cara dan alasan pengecut untuk membungkam kebebasan berekspresi," ujarnya.
Dia mengingatkan agar tindakan yang berupaya untuk membungkam kebebasan berekpresi tak boleh dibiarkan.
"Ini tidak boleh dibiarkan. Sebab, pola represi seperti ini bisa berujung pada situasi di mana orang-orang dijebloskan ke penjara semata-mata karena secara damai menggunakan hak kebebasan berekspresi mereka," kata Usman.
Usman juga mempertanyakan semangat di balik visi "Indonesia Maju" yang digaungkan pemerintah.
"Jika benar begitu, maka muncul pertanyaan apakah ide Indonesia Maju itu Indonesia tanpa ekspresi seni yang kritis? Lalu di mana majunya?" tanya dia.
Terpisah, Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, menilai tindakan tersebut sebagai bentuk "pembredelan" yang mencederai kebebasan berekspresi.
Dia meminta pemerintah tidak mengintervensi karya seni dan memberikan ruang diskusi yang kritis.
"Mestinya negara bisa memberi ruang pada masyarakat atau pelaku seni dan kepada kurator untuk bisa berdiskusi secara kritis dengan publik. Jadi jangan malah alergi dan intervensi," kata Bonnie melalui keterangan tertulisnya pada Sabtu (21/12/2024).
Terlalu Vulgar
Telah diberitakan, pameran bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan”, yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu, batal digelar beberapa menit sebelum pembukaan pada Kamis (19/12/2024).
Saat itu, pintu kaca galeri digembok dan lampu dimatikan, meskipun pameran dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025.
Galeri Nasional menyebut pembatalan terjadi karena lima dari 30 lukisan yang dipamerkan dianggap tidak sesuai dengan tema kedaulatan pangan.

Seniman Yos Suprapto memberikan tanggapannya atas pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menilai beberapa lukisannya bernada makian. (Tribunnews.com)
Beberapa karya dianggap terlalu vulgar, misalnya, menggambarkan sosok mirip Presiden ke-7 Joko Widodo atau yang diinjak oleh figur lain, serta lukisan petani yang memberi makan konglomerat.
Pihak kurator, Suwarno Wisetrotomo, disebut meminta beberapa karya ditutup dengan kain hitam, yang kemudian ditolak Yos.
Bonnie menilai, langkah ini dapat menjadi preseden buruk bagi kebebasan berekspresi di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Negara harus menjamin kebebasan berekspresi seniman. Sensor karya yang terjadi dalam pameran ini bisa jadi preseden buruk dalam pemerintahan Prabowo Subianto," ucapnya.
Bonnie menegaskan bahwa seni rupa, dalam hal ini adalah seni lukis merupakan ranah multitafsir.
Menurutnya, seniman memiliki otoritas dalam berkarya dengan temanya masing-masing, dan tidak akan menimbulkan bencana politik apa-apa.
"Bagaimana pun karya seni merupakan medium untuk kritik sosial adalah hal yang lazim. Dan seni itu multitafsir sehingga bahaya juga kalau dilihat hanya dari satu perspektif," terang Bonnie.
Lebih lanjut, Bonnie mengingatkan, karya seni merupakan kebebasan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi negara.
"Menurut saya kegiatan pameran seni konteksnya dalam negara demokrasi itu ya bebas saja. Biar publik yang menilai secara perspektif seninya seperti apa," tuturnya.
"Lagian lukisan ini sudah beredar di media sosial dan sudah dilihat semua orang. Tidak perlu ada sensor karena karya seni itu multitafsir," ucap Bonnie.
https://bekasi.tribunnews.com/2024/1...onal?page=all.
perlawanan Yos Suprapto...






servesiwi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.3K
57


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan