- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Asal-usul Penyakit Sifilis dan Keterkaitannya dengan Christopher Columbus


TS
mnotorious19150
Asal-usul Penyakit Sifilis dan Keterkaitannya dengan Christopher Columbus

London, Beritasatu.com – Ilmuwan telah mengungkapkan asal-usul penyakit sifilis, yang merebak di Eropa pada akhir abad ke-15, dan telah lama menjadi misteri dalam dunia medis dan sejarah. Dua tahun setelah Christopher Columbus kembali dari Dunia Baru (Benua Amerika), penyakit ini mulai menyebar secara masif.
Kini, penelitian genetik terbaru memperkuat dugaan bahwa asal-usul sifilis berasal dari Amerika dan menyebar melalui para penjelajah.
Para ilmuwan mempelajari DNA dari tulang individu yang hidup di Amerika antara abad ke-13 hingga ke-15, sebelum kedatangan Columbus. Penemuan ini menunjukkan bahwa bentuk awal sifilis telah ada di Amerika, dan kontak antara pelaut Eropa dan penduduk asli Amerika kemungkinan menjadi jalur penyebarannya.
“Data ini jelas mendukung asal-usul sifilis di Amerika, yang kemudian diperkenalkan ke Eropa pada akhir abad ke-15,” kata Kirsten Bos, pakar paleopatologi molekuler di Institut Max Planck.
Wabah sifilis pertama kali tercatat pada tentara Prancis yang bertempur di Italia di bawah Charles VIII. Penyakit ini, yang dijuluki cacar besar atau penyakit Prancis, menewaskan jutaan orang pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gejalanya dimulai dari luka tak nyeri hingga kerusakan jaringan yang parah pada tahap akhir.
Dokter Jerman Joseph Grunpeck pernah menggambarkan asal-usul sifilis ini sebagai sangat mengerikan, tidak ada yang lebih menjijikkan di bumi. Di sisi lain, penyair Ulrich von Hutten mencatat bagaimana bisul yang timbul mengeluarkan cairan dengan bau busuk, menambah penderitaan bagi para penderitanya.
Lesi tulang dan gigi yang khas sebelumnya telah ditemukan pada sisa-sisa manusia di Eropa, tetapi belum dapat dipastikan apakah itu disebabkan oleh sifilis. Melalui analisis DNA, para peneliti kini berhasil mengidentifikasi lima genom kuno dari keluarga penyakit sifilis, yang memberikan bukti kuat tentang hubungan antara jenis kuno dan modern.
“Kita telah mengetahui bahwa infeksi mirip sifilis telah ada di Amerika selama ribuan tahun, tetapi hanya melalui DNA kita dapat memverifikasi jenisnya,” ungkap Dr Casey Kirkpatrick.
Selama masa kolonial, banyak penyakit seperti cacar dan campak berpindah dari Eropa ke Amerika, namun sifilis mungkin menjadi pengecualian, sebuah penyakit yang berpindah arah sebaliknya.
Tim peneliti berharap dapat melanjutkan penelitian pada tulang kuno Eropa untuk lebih memahami sejarah penyakit ini sebelum wabah besar di abad ke-15. “DNA purba membuka jendela baru untuk memahami evolusi penyakit menular,” kata Dr Johannes Krause.
“Penemuan ini mungkin hanya permulaan,” lanjutnya.
Penelitian asal-usul sifilis ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature, memberikan wawasan baru yang memperkuat pentingnya penelitian arkeogenetika untuk memahami sejarah dan dampaknya terhadap manusia.
beritasatu.com






ommoeza dan 37 lainnya memberi reputasi
38
4.4K
208


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan