Stasiun televisi nasional ANTV kini ikut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menyusul NET TV yang juga melakukan hal serupa pada bulan lalu.

Melalui unggahan video di akun TikTok @bapaknyabify, karyawan ANTV tersebut mengatakan bahwa seluruh karyawan divisi produksi ANTV menerima keputusan pahit tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal pada 18 Desember 2024.

PHK masal tersebut bahkan tidak menyisakan karyawan satu orang pun.

"Desember ini ANTV melakukan PHK, termasuk departemen saya seluruh departement produksi di phk tanpa disisakan satu orangpun," ujarnya dikutip Serambinews.com, Sabtu (21/12/2024).

Mantan karyawan itu menuturkan, pagi hari saat datang ke kantor, ia memiliki perasaan yang tidak tenang.

Mereka kemudian dikumpulkan dalam satu ruangan oleh Human Capital Dapartment (HCD) untuk mendengarkan kabar PHK besar-besaran.

"Kami mendengarkan seluruh divisi produksi di-PHK," sambungnya.

Mendegar kabar PHK tersebut, ia mengaku tidak siap.


Namun bagaimanapun, kenyataan PHK tersebut harus diterima.

"Siap tentu jelas tidak. Tapi kenyataan ini harus kami terima. Tempat dimana kami menggantungkan harapan, ternyata harus berkahir sampai di sini," timpalnya.

Mendapati kabar PHK, beberapa pegawai ada yang sedih, ada juga yang mencoba untuk semangat walaupun sebenarnya hati tengah berduka.

"Terimakasih ANTV, kami pamit," pungkasnya di akhir pernyataan.

Sementara dalam caption yang diunggah, pemilik akun meminta doa kepada warganet agar mereka dapat kembali menata perekonomian usai kehilangan pekerjaan.

"Doakan kami agar bisa menata perekonomian kami kembali dengan kehilangan pekerjaan ini.. Semoga ANTV bisa bangkit dan jadi tv nomer 1 kembali," katanya.


Postingan curhatan mantan pegawai ANTV itu viral di media sosial TikTok dan telah disaksikan sebanyak 818 ribu kali tayangan, 3,5 ribu komentar dan 5,5 ribu kali dibagikan.

Di kolom komentar, mayoritas warganet menduga bahkwa PHK karyawan stasiun televisi nasional belakangan ini terjadi karena harus menggunakan Set Top Box, program yang tidak berinovasi hingga asumsi peralihan digital saat ini.


https://aceh.tribunnews.com/amp/2024...i-perekonomian