- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sebut Orba Is Coming Back, Deddy Sitorus PDIP: Hanya Penjahat Politik dan Moral...


TS
pengamatamat
Sebut Orba Is Coming Back, Deddy Sitorus PDIP: Hanya Penjahat Politik dan Moral...
Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus menilai era orde baru atau orba telah kembali di Indonesia. Hal itu menyusul adanya pembredelan pameran lukisan karya Yos Suprapto di Galeri Nasional atau Galnas.
"Orba is coming back," kata Deddy saat dihubungi Suara.com, Jumat (20/12/2024).
Deddy menilai langkah membredel adalah kebiasaan negara otoriter.
"Bredel itu kebiasaan di negara otoriter dan tirani," katanya.
Ia menilai jika adanya aksi pembredelan tersebut seperti menunjukan aparatur kembali ke zaman kolonial.
"Sepertinya watak aparatur kita sedang kembali ke zaman kolonial dan praktek sebelum reformasi," katanya.
Ia pun menegaskan hanya penjahat politik dan moral yang takut terhadap karya seni
"Bredel itu kebiasaan di negara otoriter dan tirani," katanya.
Ia menilai jika adanya aksi pembredelan tersebut seperti menunjukan aparatur kembali ke zaman kolonial.
"Sepertinya watak aparatur kita sedang kembali ke zaman kolonial dan praktek sebelum reformasi," katanya.
Ia pun menegaskan hanya penjahat politik dan moral yang takut terhadap karya seni
Seharusnya, ajang bertajuk "Tanah untuk Kedaulatan Pangan" ini digelar pada Kamis (19/12/2024), tapi justru dilarang oleh pihak Galnas.
Yos mengatakan, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima, dari 30 lukisan yang dipamerkan untuk diturunkan. Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia.
Berdasar pengamatan Suara.com, lukisan itu menampilkan wajah mirip Presiden ketujuh RI, Joko Widodo alias Jokowi.
"Orba is coming back," kata Deddy saat dihubungi Suara.com, Jumat (20/12/2024).
Deddy menilai langkah membredel adalah kebiasaan negara otoriter.
"Bredel itu kebiasaan di negara otoriter dan tirani," katanya.
Ia menilai jika adanya aksi pembredelan tersebut seperti menunjukan aparatur kembali ke zaman kolonial.
"Sepertinya watak aparatur kita sedang kembali ke zaman kolonial dan praktek sebelum reformasi," katanya.
Ia pun menegaskan hanya penjahat politik dan moral yang takut terhadap karya seni
"Bredel itu kebiasaan di negara otoriter dan tirani," katanya.
Ia menilai jika adanya aksi pembredelan tersebut seperti menunjukan aparatur kembali ke zaman kolonial.
"Sepertinya watak aparatur kita sedang kembali ke zaman kolonial dan praktek sebelum reformasi," katanya.
Ia pun menegaskan hanya penjahat politik dan moral yang takut terhadap karya seni
Seharusnya, ajang bertajuk "Tanah untuk Kedaulatan Pangan" ini digelar pada Kamis (19/12/2024), tapi justru dilarang oleh pihak Galnas.
Yos mengatakan, kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima, dari 30 lukisan yang dipamerkan untuk diturunkan. Lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia.
Berdasar pengamatan Suara.com, lukisan itu menampilkan wajah mirip Presiden ketujuh RI, Joko Widodo alias Jokowi.
0
423
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan