2 Teroris Terkait Bom Bali asal Malaysia Dipulangkan dari Penjara Guantanamo, Keluarga Korban Kecewa!

Dua teroris asal Malaysia yang mengakui keterlibatan mereka dalam serangan bom di Bali pada tahun 2002 kini berada di bawah pengawasan pemerintah Malaysia setelah Amerika Serikat mengumumkan pemulangan mereka dari penjara militer di Teluk Guantanamo, di mana mereka ditahan selama 18 tahun.

Keduanya telah dinyatakan bersalah atas lima tuduhan yang berkaitan dengan peran mereka dalam dua serangan yang mengakibatkan kematian 202 orang pada bulan Oktober 2002 di Bali, yang merupakan serangan teroris paling mematikan dalam sejarah Indonesia.

Mohammed Farik bin Amin dan Mohammed Nazir bin Lep telah diserahkan kepada otoritas Malaysia, sebagaimana dinyatakan oleh Kementerian Dalam Negeri di Kuala Lumpur pada hari Rabu. Keputusan ini menimbulkan kekecewaan di kalangan keluarga korban Bom Bali, karena mereka merasa hukuman yang dijatuhkan terlalu ringan.







Mary Jane Veloso, seorang narapidana yang terlibat dalam kasus narkoba, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menko Yusril Ihza Mahendra atas keputusan untuk memulangkannya ke Filipina. Dalam pernyataannya, Mary Jane mengungkapkan rasa cintanya terhadap Indonesia, meskipun ia harus kembali ke negara asalnya untuk melanjutkan proses hukum yang masih berlangsung.

Setelah 15 tahun menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta, Mary Jane sempat menghadapi ancaman eksekusi mati pada tahun 2015, namun pelaksanaan hukuman tersebut ditunda. Sebelum meninggalkan Indonesia, ia menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Hingga saat ini, belum ada reaksi kekecewaan dari pihak korban terkait pemulangan narapidana yang terlibat dalam penyelundupan narkoba jenis heroin di Indonesia tersebut. Namun dikabarkan presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Rabu (18/12), menyatakan berterima kasih ke Indonesia atas usaha ini.


Sumber Tulisan dan Gambar:

detikNews

Kompas