Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Apakah Jokowi Masih Punya Pengaruh Politik Usai Dipecat PDIP?

Apakah Jokowi Masih Punya Pengaruh Politik Usai Dipecat PDIP?

Jokowi dipecat PDIP karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan yang berdampak pada rusaknya demokrasi Indonesia. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dianggap masih memiliki pengaruh besar dalam beberapa waktu ke depan meski saat ini tidak memiliki jabatan dan sudah dipecat dari PDIP.
Jokowi dinilai akan menjadi sosok yang mengandalkan pribadi sebagai mantan presiden. Meski saat ini tak berpartai, Jokowi disebut tetap kuat secara personal di mata publik sebagai politikus.

"Menurut saya Jokowi ini harus dilihat sebagai figur yang mengandalkan personality. Jadi itu yang kemudian kenapa ketika ditanya oleh awak media, Jokowi menjawab per orangan," kata Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif'an saat dihubungi, Selasa (17/12).

"Karena dia tanpa partai sekalipun itu leading. Pengaruh dia itu memang besar," imbuhnya.

Ali karenanya meyakini Jokowi masih akan memiliki pengaruh yang kuat dalam dinamika politik Tanah Air.

Ia mengingatkan Jokowi saat ini masih memiliki anak yang menjabat sebagai Wakil Presiden dan Ketua Umum partai. Termasuk menantu yang baru saja terpilih sebagai gubernur.

"Nah artinya karena keluarga Jokowi di politik sepertinya pengaruh Jokowi akan tetap dirawat. Apakah beliau akan bergabung di Golkar atau ke Gerindra, atau membuat Projo menjadi partai, atau seperti sekarang ini, itu tergantung nanti," katanya.

Ali belum bisa membaca arah politik Jokowi ke depan. Apakah akan bergabung dengan partai atau tetap di posisinya saat ini. Namun, dia menduga Jokowi tengah melihat dinamika dalam beberapa waktu ke depan terutama melihat pengaruhnya.

Jika bergabung dengan partai, hanya ada dua partai politik yang memiliki kans paling besar dipilih Jokowi, yakni Golkar dan Gerindra. Pilihan bergabung dengan partai lebih masuk akal buat Jokowi ketimbang membuat partai yang memerlukan ongkos tak sedikit.

"Tapi menurut saya Jokowi lebih nyaman seperti sekarang. Sambil melihat peta ke depan. Yang jelas Jokowi memang interest politiknya masih kuat karena anaknya sekarang wapres dan keluarganya semua di politik," katanya.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri resmi memecat Jokowi dari keanggotaan partai sejak hubungan keduanya merenggang jelang Pilpres 2024.

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun mengumumkan surat pemecatan Jokowi beserta anak dan menantunya, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, pada Senin (16/12) lalu.

Pemecatan itu tertuang dalam tiga surat keputusan (SK) yang berbeda. Masing-masing SK Nomor 1649 untuk Jokowi, SK Nomor 1650 untuk Gibran, dan SK Nomor 1651 untuk Bobby. Tiga surat itu diteken Megawati dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada 4 Desember 2024.

Komar menyebut Jokowi dianggap telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengintervensi MK dengan mencalonkan putranya Gibran Rakabuming maju di Pilpres 2024 menjadi wakil Prabowo Subianto.

"Menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi MK yang menjadi awal rusaknya sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem moral-etika kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan pelanggaran etik dan disiplin partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat," demikian bunyi keterangan pemecatan Jokowi dikutip dari surat resmi yang diterima CNNIndonesia.com.

Merespons itu, Jokowi mengaku menghormati keputusan PDIP yang telah memecatnya. Ia mengaku tidak ingin membela diri atau mencari pembenaran terkait sikap PDIP.

"Ya, enggak apa-apa, saya menghormati itu," katanya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/12).

"Saya tidak dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi. Nanti, waktu yang akan mengujinya, saya rasa itu saja," imbuhnya.

Sementara, terkait kemungkinannya membuat partai politik baru, ia kembali menyinggung partai perorangan.

"Saya sudah menyampaikan, partai perorangan," katanya.

(thr/fra)


https://www.cnnindonesia.com/nasiona...-dipecat-pdip.

Jejak 20 Tahun Jokowi di PDIP, Berujung Dipecat Megawati
CNN Indonesia
Selasa, 17 Des 2024 08:08 WIB
Bagikan:


Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akhirnya resmi memecat Joko Widodo (Jokowi) dari keanggotaan partai sejak hubungan keduanya merenggang jelang Pilpres 2024.
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun mengumumkan surat resmi pemecatan Jokowi beserta anak dan menantunya, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, Senin (16/12).

Pemecatan itu tertuang dalam tiga surat keputusan (SK) yang berbeda. Masing-masing SK Nomor 1649 untuk Jokowi, SK Nomor 1650 untuk Gibran, dan SK Nomor 1651 untuk Bobby. Tiga surat itu diteken Megawati dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada 4 Desember 2024.

Komar menyebut Jokowi dianggap telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengintervensi MK dengan mencalonkan putranya Gibran Rakabuming maju di Pilpres 2024 menjadi wakil Prabowo Subianto.

"Menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi MK yang menjadi awal rusaknya sistem demokrasi, sistem hukum, dan sistem moral-etika kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan pelanggaran etik dan disiplin partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat," demikian bunyi keterangan pemecatan Jokowi dikutip dari surat resmi yang diterima CNNIndonesia.com.

Menjadi kader dan maju Pilkada Solo
Jokowi resmi menjadi kader PDIP selama 20 tahun sejak bergabung pada 2004 silam jelang pencalonannya sebagai wali kota Solo. Kala itu, ia menduduki posisi sebagai salah satu pengurus di DPC PDIP Solo.

Setahun setelahnya pada 2005, pria kelahiran 21 Juni 1961 maju di Pilkada Kota Solo diusung PDIP dan PKB. Jokowi maju bersama politikus senior PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy dan menang dengan mengantongi 36,62 persen suara.

Jokowi dan FX Rusy lalu maju kembali untuk periode keduanya pada 2010 dan menang mutlak usai memperoleh 90,09 persen. Perolehan suara itu menjadi sejarah dalam pemilu di Indonesia.

Maju Pilgub Jakarta hingga Pilpres
Belum genap lima tahun di periode keduanya, Jokowi kemudian diboyong untuk maju di Pilgub DKI Jakarta pada 2012. Jokowi dianggap sukses selama di Solo dan rekam jejaknya menarik perhatian para pimpinan partai di Jakarta.

Di Pilkada Jakarta 2012, Jokowi maju bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kala itu baru bergabung dengan Partai Gerindra usai pindah dari Golkar. Keduanya menang dan dilantik pada Oktober 2012.

Menjelang Pilpres 2014, Jokowi kemudian santer diisukan maju usai namanya moncer di sejumlah hasil survei. Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, akhirnya resmi mengusung Jokowi yang belum genap dua tahun menjadi gubernur Jakarta.

Jokowi yang maju bersama Jusuf Kalla menang mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Setelah selesai pada periode pertama, PDIP kembali mengusung Jokowi pada Pilpres 2019. Kali ini Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin.

Lagi-lagi Jokowi berhasil menumbangkan Prabowo yang menggandeng Sandiaga Uno. Jokowi berhasil mencatatkan sejarah sebagai tokoh sipil yang bisa menjabat presiden dua periode pasca-reformasi.

Selepas pertarungan sengit, Jokowi mengajak Prabowo bergabung dalam pemerintahan. Jokowi memberinya kursi Menteri Pertahanan.

Panas dingin hubungan PDIP-Jokowi
Hubungan Jokowi dan PDIP mulai diisukan merenggang memasuki tahun 2023.

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkit pentingnya peranan partainya bagi Jokowi. Ia mengatakan Jokowi bukan apa-apa tanpa Partai Banteng.

"Pak Jokowi itu ya ngono loh, mentang-mentang. Lah iya, padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan juga, duh kasihan dah," kata Megawati dalam acara HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, 10 Januari 2023.

Pernyataan Megawati itu disambut tepuk tangan ribuan kader yang hadir. Sementara Jokowi hanya tersenyum mendengar perkataan ketua umumnya tersebut.

Apakah Jokowi Masih Punya Pengaruh Politik Usai Dipecat PDIP?

Jokowi terakhir kali bertemu Megawati pada acara Rakernas PDIP ke-IV, JIExpo Kemayoran, Jakarta, 29 September 2023 atau 20 hari sebelum proses pendaftaran capres-cawapres ke KPU. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Kerenggangan antara keduanya terus mengemuka setelah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PPP, dan PAN gagal merayu Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.
Kala itu, KIB disebut-sebut menjadi sekoci Jokowi untuk mengusung Ganjar di luar PDIP. Dia dalam sejumlah kesempatan kerap memberi sinyal mendukung Ganjar dengan menyebut sosok rambut putih.

Namun, Ganjar tetap maju dari PDIP bersama Mahfud MD. KIB pun bubar. PPP kemudian bergabung dengan PDIP dan ikut mengusung Ganjar-Mahfud, sementara PAN dan Golkar bergabung dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto.

Jokowi dikabarkan tidak dilibatkan oleh Megawati ketika PDIP memutuskan mengusung Ganjar sebagai calon presiden 2024.

Momen terakhir kebersamaan Jokowi dengan PDIP dan Megawati terlihat terjadi di Rakernas PDIP ke-IV, JIExpo Kemayoran, Jakarta, 29 September 2023 atau 20 hari sebelum proses pendaftaran capres-cawapres ke KPU.

Kala itu Jokowi dan Ganjar menampilkan kemesraan menggandeng Megawati yang sedang menuruni podium usai pidato. Jokowi juga menyampaikan pidato pada momen itu.

Setelahnya, Presiden Ketujuh RI itu tak lagi pernah hadir di acara penting partainya. Termasuk saat HUT PDIP ke-51 yang digelar secara terbatas di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada 10 Januari 2024. Lalu, Rakernas V partai yang digelar pada 24-26 Mei 2024 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Status Jokowi di PDIP kian dipertanyakan setelah anaknya Gibran Rakabuming Raka maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

Duet Prabowo-Gibran mengalahkan jagon PDIP Ganjar-Mahfud dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang disokong NasDem, PKB, dan PKS.

Jokowi-PDIP berakhir
Namun, meski terus berseberangan selama Pilpres dan Pilkada 2024, PDIP belum benar-benar menyatakan secara terang soal status Jokowi sebagai kader.

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun menjelaskan PDIP menghormati status Jokowi sebagai presiden dua periode di Republik Indonesia.

Menurut Komar, Jokowi secara de facto memang bukan lagi kader partai banteng moncong putih. Namun, pihaknya tak mau reaktif karena menghormati status Jokowi sebagai Presiden.

"Bagaimanapun kita tetap jaga kehormatan dia sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, panglima tertinggi itu kita jaga. Tidak bisa kita ambil tindakan pemecatan," kata Komar di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (4/12) malam.

Kini, Komar resmi mengumumkan surat pemecatan terhadap Presiden ketujuh RI Joko Widodo, serta anak dan menantunya, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, Senin (15/12).

Komar membacakan SK pemecatan terhadap Jokowi, Gibran, dan Bobby yang tertuang dalam tiga surat berbeda. Masing-masing yakni SK 1649, 1650, 1651 yang diteken pada 4 Desember 2024.

Dalam SK Nomor 1649, PDIP menyebut Jokowi telah melanggar AD ART, kode etik dan disiplin partai dengan melawan secara terang-terangan keputusan partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Jokowi disebut, justru mendukung calon yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Satu, memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dua, melarang saudara tersebut di atas, pada diktum satu di atas untuk tidak melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apapun yang mengatasnamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," demikian bunyi penggalan surat tersebut.

: https://www.cnnindonesia.com/nasiona...at-megawati/2.

Sebenarnya 19 tahun menurut saya secara di Desember 2004, Pak Jokowi belum berafiliasi ke partai manapun. Baru jadi kandidat kuat pemilihan wali kota Solo.
0
517
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan