- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sipaguik - Mitos Hantu Air dari Sumatera Barat


TS
zoelmai
Sipaguik - Mitos Hantu Air dari Sumatera Barat

Bab 1: Legenda Sipaguik
Spoiler for BUKA:
Desa Pinggir Batang terletak di tepian sebuah sungai besar yang mengalir deras, membelah tanah Sumatera Barat. Sungai yang airnya begitu jernih dan tampak tenang di siang hari, namun menyimpan banyak cerita menyeramkan di balik kedalamannya. Salah satu cerita yang selalu diceritakan oleh orang tua kepada anak-anak mereka adalah legenda tentang Sipaguik—makhluk air yang dipercaya sering menculik anak-anak nakal yang bermain di sungai.
Arga, seorang pemuda yang baru saja kembali dari kota untuk liburan panjang, sudah mendengar cerita itu sejak kecil. Namun, bagi Arga, semua itu hanyalah mitos. Sebuah cerita lama yang hanya digunakan orang dewasa untuk menakut-nakuti anak-anak. Baginya, Sungai Batang adalah tempat yang damai, tempat yang mengingatkan pada masa kecilnya yang penuh kebahagiaan.
Namun, selama beberapa minggu terakhir, ada yang aneh. Anak-anak yang biasa bermain di pinggir sungai mulai menghilang satu per satu. Tiga anak hilang dalam waktu kurang dari sebulan, dan meskipun banyak yang meyakini bahwa itu adalah ulah Sipaguik, Arga merasa itu bukanlah kebetulan semata.
"Arga, kamu harus hati-hati kalau main di sungai," kata ibu Arga, suara khawatirnya mengingatkan dia akan mitos yang sering diulang-ulang.
"Jangan sampai kamu juga hilang seperti mereka."
Arga hanya tersenyum dan mengangguk.
"Iya, Bu. Tapi, kalau itu benar-benar Sipaguik, kenapa baru sekarang muncul? Selama ini, kami nggak pernah takut sama legenda itu."
Ibu Arga menarik napas panjang, wajahnya terlihat khawatir.
"Kamu belum tahu yang sebenarnya, Arga. Banyak yang tidak ingin cerita ini kembali terdengar. Ada alasan mengapa orang-orang berhati-hati di sini."
Arga tidak bisa menahan rasa penasaran. Meskipun ia merasa itu hanyalah cerita rakyat belaka, ia merasa ada yang perlu diselidiki. Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak-anak yang hilang itu?
Di malam hari, setelah makan malam, Arga memutuskan untuk pergi ke sungai. Mila, teman masa kecilnya, yang juga curiga dengan kejadian aneh tersebut, memutuskan untuk ikut. Mereka berdua berjalan menuju tepi sungai, tempat di mana sungai itu terlihat lebih gelap, lebih menyeramkan.
"Sipaguik... benar-benar ada, atau cuma cerita untuk menakut-nakuti?" tanya Mila sambil menggenggam lengan Arga, wajahnya sedikit pucat.
"Aku rasa cuma mitos. Tapi, kita harus pastikan," jawab Arga, berusaha menenangkan temannya.
"Ayo, kita lihat saja apa yang terjadi di sini."
Mereka duduk di bawah pohon besar yang tumbang, tepat di tepi sungai, mencoba mengawasi dengan cermat. Malam semakin larut, udara menjadi semakin dingin. Arga merasa ada sesuatu yang ganjil, seperti sebuah kegelisahan yang menyelimuti. Tiba-tiba, ada suara gemerisik di antara semak-semak di seberang sungai. Arga dan Mila saling berpandangan.
"Suaranya dari sana," kata Arga, menunjuk ke arah suara itu.
Mereka melangkah perlahan menuju arah suara, namun saat hampir sampai, tiba-tiba terdengar suara desisan pelan, seolah sesuatu bergerak cepat di air. Arga dan Mila berhenti, wajah mereka ketakutan.
"Sipaguik," bisik Mila, suaranya hampir tidak terdengar.
Arga menatap air sungai yang hitam pekat, mencoba mencari tahu dari mana suara itu berasal. Namun yang ia lihat, hanya riak air yang perlahan bergerak, seolah ada sesuatu yang mengintai dari kedalaman sungai.
Arga, seorang pemuda yang baru saja kembali dari kota untuk liburan panjang, sudah mendengar cerita itu sejak kecil. Namun, bagi Arga, semua itu hanyalah mitos. Sebuah cerita lama yang hanya digunakan orang dewasa untuk menakut-nakuti anak-anak. Baginya, Sungai Batang adalah tempat yang damai, tempat yang mengingatkan pada masa kecilnya yang penuh kebahagiaan.
Namun, selama beberapa minggu terakhir, ada yang aneh. Anak-anak yang biasa bermain di pinggir sungai mulai menghilang satu per satu. Tiga anak hilang dalam waktu kurang dari sebulan, dan meskipun banyak yang meyakini bahwa itu adalah ulah Sipaguik, Arga merasa itu bukanlah kebetulan semata.
"Arga, kamu harus hati-hati kalau main di sungai," kata ibu Arga, suara khawatirnya mengingatkan dia akan mitos yang sering diulang-ulang.
"Jangan sampai kamu juga hilang seperti mereka."
Arga hanya tersenyum dan mengangguk.
"Iya, Bu. Tapi, kalau itu benar-benar Sipaguik, kenapa baru sekarang muncul? Selama ini, kami nggak pernah takut sama legenda itu."
Ibu Arga menarik napas panjang, wajahnya terlihat khawatir.
"Kamu belum tahu yang sebenarnya, Arga. Banyak yang tidak ingin cerita ini kembali terdengar. Ada alasan mengapa orang-orang berhati-hati di sini."
Arga tidak bisa menahan rasa penasaran. Meskipun ia merasa itu hanyalah cerita rakyat belaka, ia merasa ada yang perlu diselidiki. Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak-anak yang hilang itu?
Di malam hari, setelah makan malam, Arga memutuskan untuk pergi ke sungai. Mila, teman masa kecilnya, yang juga curiga dengan kejadian aneh tersebut, memutuskan untuk ikut. Mereka berdua berjalan menuju tepi sungai, tempat di mana sungai itu terlihat lebih gelap, lebih menyeramkan.
"Sipaguik... benar-benar ada, atau cuma cerita untuk menakut-nakuti?" tanya Mila sambil menggenggam lengan Arga, wajahnya sedikit pucat.
"Aku rasa cuma mitos. Tapi, kita harus pastikan," jawab Arga, berusaha menenangkan temannya.
"Ayo, kita lihat saja apa yang terjadi di sini."
Mereka duduk di bawah pohon besar yang tumbang, tepat di tepi sungai, mencoba mengawasi dengan cermat. Malam semakin larut, udara menjadi semakin dingin. Arga merasa ada sesuatu yang ganjil, seperti sebuah kegelisahan yang menyelimuti. Tiba-tiba, ada suara gemerisik di antara semak-semak di seberang sungai. Arga dan Mila saling berpandangan.
"Suaranya dari sana," kata Arga, menunjuk ke arah suara itu.
Mereka melangkah perlahan menuju arah suara, namun saat hampir sampai, tiba-tiba terdengar suara desisan pelan, seolah sesuatu bergerak cepat di air. Arga dan Mila berhenti, wajah mereka ketakutan.
"Sipaguik," bisik Mila, suaranya hampir tidak terdengar.
Arga menatap air sungai yang hitam pekat, mencoba mencari tahu dari mana suara itu berasal. Namun yang ia lihat, hanya riak air yang perlahan bergerak, seolah ada sesuatu yang mengintai dari kedalaman sungai.
Diubah oleh zoelmai 19-12-2024 07:39






menyun225 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.3K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan