Kaskus

Story

ramdhyahmad0433Avatar border
TS
ramdhyahmad0433
Kenapa Kebodohan Bisa Jadi Aset Berharga?
Kenapa Kebodohan Bisa Jadi Aset Berharga?

Kalau kita bahas soal masalah terbesar di Indonesia, pendidikan itu pasti jadi salah satu topiknya. Menurut data dari Program for International Student Assessment (PISA), pendidikan Indonesia tertinggal 128 tahun dibanding negara-negara maju. Gila kan, bayangin gap sejauh itu. Dampaknya? Kualitas SDM kita juga ketinggalan. Nggak cuma di pendidikan formal, tapi juga dari segi rata-rata IQ penduduk Indonesia.

Dulu di 2022, data dari World Population Review nunjukin rata-rata IQ kita ada di angka 78,49. Itu bikin geger, karena angka segitu katanya hampir setara gorila. Tapi sekarang, naik jadi 92,64. Tetep aja, kalau dibandingin sama negara ASEAN lain, kita masih peringkat terbawah.

Masalahnya tuh bukan cuma di angka. Banyak orang Indonesia yang sorry to say, masih anti edukasi. Bahkan nganggap pendidikan itu nggak penting. Nggak perlu jauh-jauh cari bukti, lihat aja gimana gampangnya orang kita ketipu hoax. Kemampuan berpikir kritis kayak hilang entah ke mana.

Contoh Paling Nyata: Hoax dan Sosial Media
Pernah liat kan, konten di TikTok yang viral tapi ternyata cuma editan atau opini ngawur? Gue sempet nemu video soal Rocky Gerung yang katanya bilang, "Indonesia nggak bakal maju kalau masih ada habib." Setelah gue cari-cari, itu nggak ada di mana-mana. Hoax doang. Tapi apa yang terjadi? Kolom komen langsung panas.

Orang-orang kita tuh sering banget nggak ngecek dulu kebenaran info, langsung aja percaya. Ini bukan cuma soal kurang kritis, tapi juga malas cari tahu. Kalau begini terus, ya nggak heran masyarakat kita gampang dimanfaatin.

Kebodohan Sebagai "Aset"
Lo sadar nggak sih, orang-orang yang kurang edukasi itu justru jadi "aset" buat pihak-pihak tertentu? Misalnya aja di politik. Orang-orang yang nggak ngerti hak dan kewajibannya gampang banget dibeli suaranya. Cuma dikasih Rp50.000 sampai Rp100.000, mereka langsung nurut nyoblos paslon tertentu.

Bayangin kalau rakyat kita pintar dan sejahtera. Mereka pasti nggak bakal mau jual suaranya segitu murah. Politikus bakal keluar uang lebih banyak, kan? Nah, makanya kebodohan ini "dipelihara" supaya lebih gampang dikontrol.

Bisnis dari Kebodohan
Nggak cuma di politik, kebodohan juga jadi ladang keuntungan buat bisnis. Lihat aja media sosial. Konten drama, perselingkuhan, atau flexing tuh laku banget. Kenapa? Karena orang-orang lebih suka ngurusin urusan orang lain daripada fokus ke diri sendiri.

Media digital tau celah ini, makanya mereka terus nge-push konten yang "bodoh". Karena itu yang bikin cuan. Padahal kalau masyarakat kita lebih pinter, mereka nggak bakal buang waktu buat hal-hal nggak penting kayak gitu.

Sosial Media dan Algoritma
Lo pernah bikin akun baru di TikTok? Coba deh liat, 10 video pertama yang muncul kebanyakan konten receh, drama, atau hal nggak penting. Gue nggak tau ini emang karena algoritma atau gimana, tapi jelas banget kalau platform kayak gitu emang ngasih apa yang kita tonton.

Masalahnya, kalau orang terus-terusan dikasih konten bodoh, mereka nggak bakal berkembang. Malah makin terjebak di ekosistem kebodohan.

Kenapa Kebodohan Dipelihara?
Simple aja, orang yang bodoh lebih gampang dikontrol. Kalau masyarakat mulai berpikir kritis, pihak-pihak berkepentingan bakal kehilangan kendali. Mereka nggak bisa lagi ngejalanin agenda-agenda yang cuma menguntungkan segelintir orang.

Jadi, lo sadar kan? Kebodohan itu kayak "aset" yang terus dipelihara. Tapi ini bukan berarti kita harus nyerah. Justru kita yang sadar harus mulai dari diri sendiri untuk jadi lebih kritis, lebih teredukasi, dan nggak gampang dimanfaatin.

Gimana menurut lo? Setuju nggak sama pendapat gue?

mukagedekAvatar border
mukagedek memberi reputasi
1
132
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan