Kaskus

News

bernadrs80Avatar border
TS
bernadrs80
Presiden Suriah Digulingkan! Berakhirnya 50thn Kekuasaan Bashar al-Assad
Presiden Suriah Digulingkan! Berakhirnya 50thn Kekuasaan Bashar al-Assad

Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan menandai akhir dari suatu rezim yang telah berkuasa selama lebih dari lima dekade.

Setelah bertahun-tahun konflik berdarah dan perjalanan yang penuh liku, momen bersejarah ini bukan hanya mengubah wajah politik Suriah, tetapi juga memberikan dampak besar bagi stabilitas kawasan Timur Tengah. 

Mari kita simak latar belakang kekuasaan Assad, proses jatuhnya rezimnya, serta implikasi dari kejadian tersebut bagi Suriah dan dunia internasional.

Latar Belakang Kekuasaan Bashar al-Assad

Bashar al-Assad, yang lahir pada 11 September 1965, mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya, Hafez al-Assad, yang telah mendominasi politik Suriah selama 30 tahun. Memanfaatkan kekuatan militer dan dukungan kuat dari partai Ba'ath, Bashar melanjutkan agenda politik yang diterapkan oleh ayahnya. Sejak awal, ia berusaha untuk mempertahankan kontrol ketat atas masyarakat dan melawan setiap bentuk oposisi.

Rezim Assad terkenal dengan pendekatan brutal terhadap lawan politiknya. Penyiksaan, penahanan sewenang-wenang, dan pembunuhan para pembangkang adalah hal yang umum terjadi. Selama masa pemerintahannya, Assad menjaga citra korupsi dan ketidakadilan yang diciptakan oleh kekuasaan absolut yang dipegangnya. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan rakyat Suriah, yang pada akhirnya akan memicu gelombang protes.

Pada tahun 2011, dengan meletusnya Arab Spring, gelombang unjuk rasa damai terjadi di banyak negara Arab, termasuk Suriah. Rakyat Suriah menuntut reformasi politik dan hak asasi manusia. Namun, respon brutal dari rejim Assad terhadap para demonstran membuat keadaan semakin memburuk. Kekuatan militer mulai menembaki pengunjuk rasa, dan insiden ini memicu konflik bersenjata yang berkepanjangan.

Proses Kejatuhan Rezim Assad

Konflik bersenjata di Suriah dimulai dengan aksi protes damai yang berujung pada penindasan brutal. Dalam beberapa bulan, situasi berubah menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok bersenjata, termasuk pasukan pemerintah, milisi, dan kelompok pemberontak. Perang ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur Suriah tetapi juga merusak tatanan sosial di negara itu.

Pemberontak Suriah mulai menerima dukungan dari negara-negara lain, termasuk senjata dan pelatihan. Meskipun Assad pada awalnya tampak dapat mempertahankan kekuasaannya berkat dukungan dari Rusia dan Iran, berbagai kelompok baru muncul dalam konflik, memperburuk ketidakstabilan. Pembagian antara kelompok sekuler dan ekstremis agama, seperti ISIS dan Hayat Tahrir al-Sham, menjadikan konflik semakin kompleks.

Satu titik balik penting dalam konflik ini adalah intervensi Rusia pada tahun 2015. Melalui serangan udara dan dukungan militer, Rusia membantu pasukan Assad merebut kembali beberapa wilayah yang hilang. Meskipun intervensi ini memperkuat posisi Assad, banyak analis memperingatkan bahwa dukungan eksternal tidak akan mampu mengalahkan ketidakpuasan rakyat yang terus meningkat.

Pada tahun 2024, situasi di Suriah berubah drastis dengan revitalisasi kekuatan pemberontak, terutama kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Dalam waktu yang singkat, mereka mulai merebut kota-kota kunci, termasuk Aleppo, Hama, dan Homs. Serangan kilat yang dipimpin oleh HTS menunjukkan kekuatan militer Assad yang menurun dan lemahnya dukungan internasional.

Tanggal 8 Desember 2024, menjadi momen bersejarah ketika Damaskus, ibu kota Suriah, jatuh ke tangan HTS. Pengumuman ini disertai dengan pernyataan dari pemberontak yang menyatakan bahwa era kelam di bawah kekuasaan Assad telah berakhir. Moment ini memberi harapan baru bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita akibat perang dan penindasan.

Setelah Damaskus direbut, laporan menyatakan bahwa Bashar al-Assad melarikan diri dari Suriah menggunakan pesawat. Kepergiannya dianggap sebagai pengkhianatan terhadap rakyat yang telah memperjuangkan hak-hak mereka. Dalam waktu yang singkat, kepemimpinannya yang otoriter dan brutal terhapus dari sejarah, menandai akhir dari dominasi keluarga Assad selama lebih dari lima dekade.

Implikasi Kejatuhan Rezim Assad

Kejatuhan rezim Assad membuka babak baru dalam sejarah Suriah. Namun, ketidakpastian tetap menghantui masa depan negara ini. Dengan kekosongan kekuasaan, berbagai kelompok bersenjata yang sebelumnya berperang melawan Assad sekarang bersaing untuk menguasai wilayah. Fragmentasi politik ini dapat mengakibatkan konflik berkepanjangan dan memperlambat pemulihan Suriah yang sudah hancur.

Presiden Suriah Digulingkan tidak hanya berdampak pada Suriah, tetapi juga menciptakan kekhawatiran di negara-negara tetangga. Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan penyebaran ekstremisme dan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah. Negara-negara seperti Turki dan Lebanon harus bersiap menghadapi arus pengungsi yang meningkat akibat perang.

Setelah jatuhnya Assad, dunia internasional harus menghadapi fakta baru. Negara-negara yang sebelumnya mendukung rezim Assad, seperti Rusia dan Iran, kini harus menyesuaikan strategi mereka. Perubahan ini juga menimbulkan spekulasi mengenai hubungan baru dan kemungkinan pembentukan aliansi regional yang berbeda.

sumber berita :
detik.com
liputan6.com
kompas.com

superman313Avatar border
combustorAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan