Kaskus

Automotive

deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?

Kalau kita bicara tentang truk, khususnya di Pulau Jawa, Agan dan Sista pasti tak asing dengan istilah truk gandeng.Ini adalah istilah untuk menyebut truk yang memiliki bak tambahan di belakangnya. Namun, bak ini tidak tersambung dengan sasis truk.

Bak tersebut dipasangkan pada sasis sendiri, sasis tersebut dilengkapi dua sumbu roda dengan masing-masing dua ban (double). Total ada 8 ban yang terpasang pada dua sumbu roda tersebut. Untuk sumbu roda depan bisa berbelok, sementara sumbu roda belakang tidak bisa.

Bak tambahan atau yang biasa disebut gandengan tersebut dilengkapi besi pengait yang dilengkapi pengunci, untuk disambungkan ke sasis truk. Agar tidak mudah lepas, selain pengait, gandengan tersebut juga dilengkapi rantai.


Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?

Ilustrasi truk gandeng. Foto: Tangkapan layar Najih1307 via Youtube



Truk gandeng sendiri umumnya memakai truk tronton yang memiliki dua sumbu roda, ada dua roda di sumbu roda depan serta masing-masing dua roda di dua sumbu roda belakang. Jumlah keseluruhan roda truk gandeng total ada 14. Namun, ada juga yang memakai truk tractor head(truk yang dipakai menarik trailer) dengan tiga sunbu roda sebagai truk gandeng.

Truk gandeng ini juga banyak variannya Gan Sist, yang paling umum kita temui adalah truk gandeng dengan bak terbuka. Selain itu, ada juga versi truk gandeng dengan bak berupa box (kotak) yang tertutup rapat. Ada juga versi truk gandeng dengan wujud truk tangki.

Di pulau Jawa sendiri populasi truk gandeng masih banyak, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur biasanya truk-truk itu dipakai mengangkut tebu. Saat TS dulu kerja di Malang dan Pasuruan, sering menjumpai truk gandeng membawa barang-barang dari berbagai pabrik.


Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?

Sambungan truk gandeng dilengkapi rantai agar lebih aman. Foto: Tangkapan layar Najih1307 via Youtube



Yang unik nih, truk gandeng sendiri kebanyakan digunakan di Pulau Jawa. Sementara di Pulau Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan; tidak ada yang memakai truk gandeng. Bisa dibilang di luar Jawa, truk gandeng ini kurang populer.

Saat TS bekerja di Kalimantan Timur, jarang sekali menemui truk gandeng. Mayoritas truk di Kalimantan sasisnya dibuat lebih panjang ditambah bak dibuat tinggi dan lebar. Konfigurasi ini sama seperti truk di Sumatera. Ada 3 alasan kenapa truk gandeng tidak populer di luar Jawa:

1. Jalan mayoritas perbukitan atau pegunungan, merupakan faktor kenapa truk gandeng tidak pouler di luar Jawa. Jalan berkelok-kelok atau naik turun yang seolah enggak habis-habis memang tidak ideal untuk operasional truk gandeng. Di Jawa pun, rata-rata truk gandeng lewat jalur datar seperti Pantura.

Meski ada juga yang lewat jalur gunung, seperti truk gandeng yang membawa tebu dari Malang ke Blitar melewati jalur menanjak, tapi itu pun tidak banyak. Kebanyakan truk gandeng tersebut lewatnya jalan yang datar.


2. Jalur penghubung provinsi yang super sempit, nah kalau ini ada di Sumatera mayoritas. Jalan yang sempit juga tidak ideal untuk operasional truk gandeng. TS ambil contoh jalur penghubung provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar). Terutama Sumut, dimana bangunan rumah warga itu mepet banget ke jalan. Menjadikan ruas jalan menyempit emoticon-Hammer (S)

Kalian yang pernah lewat jalur provinsi perbatasan Sumut-Sumbar pasti paham tantangan kalau lewat jalur tersebut, selepas Sumut masuk ke Sumbar kita harus melewati tikungan dengan kanan tebing dan kiri jurang. Jadi operasional truk gandeng disana agak repot, terutama pas belok dan papasan dengan kendaraan lain. Meski rumah penduduk di Sumbar tidak mepet ke jalan seperti di Sumut, tapi jalan provinsinya masih cukup sempit.


3. Banyak jalan provinsi yang rusak, faktor ketiga ini masih berkaitan dengan yang kedua Gan Sist. Banyaknya jalan penghubung provinsi yang rusak (berlubang) juga menyulitkan operasional truk gandeng di luar Jawa, ditambah jalan tol belum banyak yang dibangun.

Kalau truk gandeng lewat jalur seperti Batu Jomba di Sumut pasti akan kesusahan, karena jalannya sering alami kerusakan dan berlubang; meski sudah sering diperbaiki. Jadi, daripada memakai truk gandeng yang beloknya harus pakai perhitungan matang dan ribet. Pemilik truk di luar Jawa, lebih memilih memanjangkan sasis dan menambah tinggi bak truk agar bisa muat lebih banyak.


Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?


Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?

Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?


Mengapa Truk Gandeng Tidak Populer di Luar Pulau Jawa ?

Varian dari truk gandeng. Foto: Tangkapan layar Najih1307 via Youtube



TS enggak tahu persis berapa panjang truk gandeng Gan Sist, tapi kayaknya truk ini tidak termasuk truk ODOL (Over Dimension Over Loading). Truk ODOL sendiri biasanya memanjangkan sasis truk supaya bisa muat lebih banyak seperti yang TS singgung di atas.

Tapi, kalau dilihat-lihat panjang truk beserta gandengannya hampir setara truk ODOL yang katanya dilarang itu. Mungkin truk ini masih boleh digunakan karena konfigurasinya khusus, yaitu truk gandeng.

Soal daya angkut, sebenarnya truk gandeng tak bisa muat banyak seperti truk ODOL. TS juga masih belum sepenuhnya paham mengapa harus pakai truk gandeng ? Kalau mau muat lebih banyak kenapa enggak sekalian dibikin jadi truk ODOL ? Kalau kalian punya pendapat lain tentang truk gandeng jangan lupa nanti berkomentar dibawah emoticon-Big Grin

TS tutup dengan quotedari sopir truk gandeng emoticon-Cendol (S)

Quote:



*****




Sumber Tulisan: opini dan pengalaman pribadi
Diubah oleh deni.ka 10-12-2024 07:43
rizkync108Avatar border
dansmotovlogAvatar border
jlampAvatar border
jlamp dan 15 lainnya memberi reputasi
16
794
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan