- Beranda
- Komunitas
- Automotive
- Otomotif
Masih Jadi Andalan, Pemberontak Suriah Pakai Pickup Toyota untuk Perang


TS
deni.ka
Masih Jadi Andalan, Pemberontak Suriah Pakai Pickup Toyota untuk Perang
Kelompok pemberontak Suriah akhir-akhir ini menjadi sorotan setelah berhasil melakukan serangan kilat terhadap tentara rezim al-Assad yang memimpin negara yang dilanda perang tersebut. Beberapa wilayah berhasil direbut, salah satu yang strategis adalah kota Aleppo.
Yang menarik nih Gan Sist, para pemberontak itu banyak memakai kendaraan buatan Toyota dalam menggeser kekuatan pasukannya. Paling banyak dipakai adalah pickup Toyota. Baik versi double cabin atau single cabin. Bahkan dalam sebuah video di X menunjukkan pasukan pemberontak melakukan drift di kota Aleppo memakai Toyota Hilux.
Disini TS tidak akan membahas konfliknya, tapi lebih ke kendaraan yang dipakai. Mungkin ada Agan dan Sista yang bertanya-tanya mengapa pickup Toyota selalu hadir di setiap perang atau konflik di Timur Tengah ? Dan berikut ini adalah 3 alasannya:
Penggunaan pickup Toyota dalam perang dikenal dengan istilah Toyota War,istilah tersebut muncul pada akhir 80-an; ketika pasukan Chad memakai Toyota Hilux untuk melawan Libya. Dari perang inilah nama Hilux semakin meroket sebagai kendaraan perang. Selama perang tersebut, Prancis mengirim 400 unit Hilux untuk membantu Chad melawan Libya.
Sejak saat itu, nama Hilux terus melambung sebagai kendaraan perang yang andal. Menurut berbagai laporan media, seluruh pemberontak (milisi) di negara dunia ketiga memakai Hilux sebagai kendaraan tempur. Di Somalia, Hilux justru digunakan sebagai kendaraan sehari-hari para perompak.
Pasukan AS yang bertugas di Afghanistan dan negara lain yang berkonflik juga memilih pickup Toyota sebagai kendaraan operasional pendukung. Untuk tentara AS mereka mamakai Toyota Tacoma (Hilux versi AS). Ada cerita menarik tentang Tacoma yang dipakai pasukan AS nih Gan, dalam sebuah misi yang melibatkan pasukan khusus AS, sebuah Tacoma terkena ledakan ranjau rakitan milisi (IED).
Ledakan itu cuma mengakibatkan kerusakan pada salah satu rodanya, pasukan kembali melanjutkan misi setelah mengganti roda yang rusak tersebut. Ini menunjukkan masih perkasanya pickup Toyota di era modern.

Toyota Tacoma milik pasukan khusus AS terkena ledakan ranjau pada salah satu rodanya, kendaraan ini kembali bertugas setelah ban yang rusak diganti. Foto: @TheDeadDistrict | X

Unit pasukan khusus AS mengendarai Toyota Land Cruiser Series 79 di Suriah pada 2016. Foto: Pat | X

Pasukan khusus AS Green Berets memakai pickup Toyota selama misi di Suriah. Foto: Dennis Kurt | X
Menurut beberapa sumber, sebagian pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah dipasok oleh Turki. Negara itu mendapat kendaraan pickup dari diler mobil bekas di Amerika. Meski sering membantah telah memasok senjata atau kendaraan, sebenarnya Turki sendiri ingin rezim al-Assad agar segera digulingkan.
Yang menarik lagi nih Gan, berdasarkan data penjualan pickup di tahun 2024, Hilux berada di posisi ketiga. Urutan pertama dipegang Ford F-series, dan urutan kedua dipegang Chevrolet Silverado. Perang yang terus berkobar kemungkinan akan membuat pickup ini bisa berada di posisi 1 sebagai yang terlaris.
Yang menarik nih Gan Sist, para pemberontak itu banyak memakai kendaraan buatan Toyota dalam menggeser kekuatan pasukannya. Paling banyak dipakai adalah pickup Toyota. Baik versi double cabin atau single cabin. Bahkan dalam sebuah video di X menunjukkan pasukan pemberontak melakukan drift di kota Aleppo memakai Toyota Hilux.
Spoiler for Ngedrift di Aleppo:
Disini TS tidak akan membahas konfliknya, tapi lebih ke kendaraan yang dipakai. Mungkin ada Agan dan Sista yang bertanya-tanya mengapa pickup Toyota selalu hadir di setiap perang atau konflik di Timur Tengah ? Dan berikut ini adalah 3 alasannya:
1. Tangguh dan Awet

Pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah. Foto: Clash Report | X
Medan peperangan seperti di Timur Tengah dan Afrika yang dominan gurun, memaksa kelompok pemberontak harus mencari kendaraan tangguh (kuat) untuk melewati jalanan yang kebanyakan tidak diaspal. Tak cuma tangguh, komponen seperti mesin dan sasisnya juga harus awet, karena kemungkinan dalam masa perang; perawatan kendaraan menjadi tidak diperhatikan.
2. Suku Cadang Melimpah

Pemberontak Suriah melewati desa Talhiyah memakai pickup Toyota, desa terletek sebelah timut kota Idlib dan barat laut Suriah. Foto: Omar Haj Kadour | AFP
Penjualan mobil Toyota di Timur Tengah dan Afrika cukup tinggi, bisa dibilang mereka menguasai pasar tersebut. Dengan tingginya nilai penjualan, maka suku cadang untuk kendaraan juga pasti akan dibuat dalam jumlah banyak. Ini juga jadi pertimbangan pemilihan pickup Toyota sebagai kendaraan perang.
Pada awal tahun 2023, Toyota menguasai lebih dari 30% pangsa pasar kendaraan secara keseluruhan, diikuti oleh merek Jepang lainnya Nissan di posisi kedua, dengan sekitar 18%. Merek Korea Hyundai (4%) dan Kia (3,5%) ada di posisi tiga dan empat. Di Afrika, Toyota menguasai 15% pangsa pasar kendaraan di benua tersebut.
3. Harga Murah dan Perawatan Mudah

Pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah. Foto: Martin Zabel | X
Faktor ketiga ini sih tipikal mobil Jepang ya Gan Sist, terutama mobil yang dipakai buat nguli seperti pickup. Harga kendaraan seperti pickup tentu lebih murah, selain itu jenis kendaraan ini juga multi fungsi. Bisa digunakan membawa logistik atau pasukan saat perang, bahkan bisa dipasangi senjata pada bak belakangnya.
Selain harga murah, perawatan yang mudah menjadi alasan kenapa banyak kelompok pemberontak/milisi memilih pickup Toyota. Misalnya terjadi masalah saat digunakan dalam perang, pickup yang dimaksud bisa dengan mudah diperbaiki untuk dengan cepat digunakan kembali.

Pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah. Foto: Clash Report | X
Medan peperangan seperti di Timur Tengah dan Afrika yang dominan gurun, memaksa kelompok pemberontak harus mencari kendaraan tangguh (kuat) untuk melewati jalanan yang kebanyakan tidak diaspal. Tak cuma tangguh, komponen seperti mesin dan sasisnya juga harus awet, karena kemungkinan dalam masa perang; perawatan kendaraan menjadi tidak diperhatikan.
2. Suku Cadang Melimpah

Pemberontak Suriah melewati desa Talhiyah memakai pickup Toyota, desa terletek sebelah timut kota Idlib dan barat laut Suriah. Foto: Omar Haj Kadour | AFP
Penjualan mobil Toyota di Timur Tengah dan Afrika cukup tinggi, bisa dibilang mereka menguasai pasar tersebut. Dengan tingginya nilai penjualan, maka suku cadang untuk kendaraan juga pasti akan dibuat dalam jumlah banyak. Ini juga jadi pertimbangan pemilihan pickup Toyota sebagai kendaraan perang.
Pada awal tahun 2023, Toyota menguasai lebih dari 30% pangsa pasar kendaraan secara keseluruhan, diikuti oleh merek Jepang lainnya Nissan di posisi kedua, dengan sekitar 18%. Merek Korea Hyundai (4%) dan Kia (3,5%) ada di posisi tiga dan empat. Di Afrika, Toyota menguasai 15% pangsa pasar kendaraan di benua tersebut.
3. Harga Murah dan Perawatan Mudah

Pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah. Foto: Martin Zabel | X
Faktor ketiga ini sih tipikal mobil Jepang ya Gan Sist, terutama mobil yang dipakai buat nguli seperti pickup. Harga kendaraan seperti pickup tentu lebih murah, selain itu jenis kendaraan ini juga multi fungsi. Bisa digunakan membawa logistik atau pasukan saat perang, bahkan bisa dipasangi senjata pada bak belakangnya.
Selain harga murah, perawatan yang mudah menjadi alasan kenapa banyak kelompok pemberontak/milisi memilih pickup Toyota. Misalnya terjadi masalah saat digunakan dalam perang, pickup yang dimaksud bisa dengan mudah diperbaiki untuk dengan cepat digunakan kembali.
Toyota War
Penggunaan pickup Toyota dalam perang dikenal dengan istilah Toyota War,istilah tersebut muncul pada akhir 80-an; ketika pasukan Chad memakai Toyota Hilux untuk melawan Libya. Dari perang inilah nama Hilux semakin meroket sebagai kendaraan perang. Selama perang tersebut, Prancis mengirim 400 unit Hilux untuk membantu Chad melawan Libya.
Sejak saat itu, nama Hilux terus melambung sebagai kendaraan perang yang andal. Menurut berbagai laporan media, seluruh pemberontak (milisi) di negara dunia ketiga memakai Hilux sebagai kendaraan tempur. Di Somalia, Hilux justru digunakan sebagai kendaraan sehari-hari para perompak.
Pasukan AS yang bertugas di Afghanistan dan negara lain yang berkonflik juga memilih pickup Toyota sebagai kendaraan operasional pendukung. Untuk tentara AS mereka mamakai Toyota Tacoma (Hilux versi AS). Ada cerita menarik tentang Tacoma yang dipakai pasukan AS nih Gan, dalam sebuah misi yang melibatkan pasukan khusus AS, sebuah Tacoma terkena ledakan ranjau rakitan milisi (IED).
Ledakan itu cuma mengakibatkan kerusakan pada salah satu rodanya, pasukan kembali melanjutkan misi setelah mengganti roda yang rusak tersebut. Ini menunjukkan masih perkasanya pickup Toyota di era modern.

Toyota Tacoma milik pasukan khusus AS terkena ledakan ranjau pada salah satu rodanya, kendaraan ini kembali bertugas setelah ban yang rusak diganti. Foto: @TheDeadDistrict | X

Unit pasukan khusus AS mengendarai Toyota Land Cruiser Series 79 di Suriah pada 2016. Foto: Pat | X

Pasukan khusus AS Green Berets memakai pickup Toyota selama misi di Suriah. Foto: Dennis Kurt | X
Menurut beberapa sumber, sebagian pickup Toyota yang dipakai pemberontak Suriah dipasok oleh Turki. Negara itu mendapat kendaraan pickup dari diler mobil bekas di Amerika. Meski sering membantah telah memasok senjata atau kendaraan, sebenarnya Turki sendiri ingin rezim al-Assad agar segera digulingkan.
Yang menarik lagi nih Gan, berdasarkan data penjualan pickup di tahun 2024, Hilux berada di posisi ketiga. Urutan pertama dipegang Ford F-series, dan urutan kedua dipegang Chevrolet Silverado. Perang yang terus berkobar kemungkinan akan membuat pickup ini bisa berada di posisi 1 sebagai yang terlaris.
Nah, kira-kira bagaimana pendapat Agan tentang pemakaian pickup Toyota di medan perang ? Jangan lupa nanti berkomentar dibawah 

*****






jlamp dan 6 lainnya memberi reputasi
7
431
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan