Ngeri! Tragedi Kerusuhan Suporter Sepakbola di Guinea, Lebih dari 135 Orang Dilaporkan Tewas!

Pertandingan sepakbola adalah sebuah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia saat ini, mungkin pada awalnya muncul sepakbola modern dipakai untuk hegemoni kehebatan suatu bangsa. Seperti saat Italia menjuarai 2 kali 2 turnamen piala dunia sebelum perang dunia kedua dahulu, pemimpin Italia waktu itu, Benito Mussolini menekankan keharusan untuk menang agar dunia melihat kehebatan bangsanya.

Namun untuk sekarang, justru sepakbola dipakai untuk persahabatan, perdamaian dan hubungan yang baik antar negara satu dengan yang lainnya. Namun dibandingkan dengan sepakbola dahulu, sepakbola sekarang pun tidak kalah mirisnya, bahkan mungkin tidak lebih baik dari yang di zaman dahulu, dimana tidak ada yang namanya kerusuhan antar suporter.

Sekarang ini justru sangat banyak terjadi kerusuhan akibat fanatisme antar suporter, dengan yang salah satu peristiwa tragisnya terjadi baru-baru ini di Guinea, sebuah negara di Afrika yang mungkin Indonesia sangat kenal dekat dengan mereka, karena beberapa waktu lalu berhasil mengalahkan Indonesia dalam perebutan playoff menuju pentas Olimpiade Paris 2024.







Kejadian yang terjadi di Guinea ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ketertiban dalam setiap acara olahraga. Ketika kita melihat bagaimana situasi bisa berubah menjadi kacau, kita harus menyadari bahwa disiplin dan rasa saling menghormati sangat diperlukan agar semua orang bisa menikmati pertandingan dengan aman.

Di Indonesia, dunia sepak bola juga tidak lepas dari masalah kerusuhan. Sering kali kita mendengar berita tentang bentrokan antara suporter, baik itu antar kelompok suporter yang berbeda atau bahkan di dalam kelompok sesamanya. Kasus-kasus tragis, seperti suporter yang disalahpahami dan mengalami kekerasan hingga kehilangan nyawa, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.

Salah satu contoh yang mencolok adalah kerusuhan di stadion Kanjuruhan, yang menjadi bukti nyata betapa mengerikannya situasi yang bisa terjadi. Meskipun ada yang menyalahkan pihak kepolisian atas kejadian tersebut, kita juga harus ingat bahwa tindakan provokatif dari suporter yang memicu kerusuhan tidak bisa diabaikan. Pada akhirnya, polisi hanya menjalankan tugas mereka untuk menjaga keamanan selama pertandingan berlangsung.


Sumber Tulisan dan Gambar:

Kompas

Jawa Post