- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yogyakarta Mencekam, Sejumlah Elemen Masyarakat Demo Datangi Markas Mahasiswa Papua


TS
mabdulkarim
Yogyakarta Mencekam, Sejumlah Elemen Masyarakat Demo Datangi Markas Mahasiswa Papua
Yogyakarta Mencekam, Sejumlah Elemen Masyarakat Demo Datangi Markas Mahasiswa Asal Papua

BeritaSiber.com
Jumat, 6 Desember 2024 - 14:52 WIB
Yogyakarta Mencekam, Sejumlah Elemen Masyarakat Demo Datangi Markas Mahasiswa Asal Papua
Sejumlah elemen masyarakat dari berbagai organisasi kemasyarakatan melaksanakan aksi unjuk rasa di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta
BERITASIBER.COM | YOGYAKARTA – Sejumlah elemen masyarakat dari berbagai organisasi kemasyarakatan melaksanakan aksi unjuk rasa di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, Jumat (6/12/2024) sore.
Pantauan awak media dilokasi, ratusan aparat Kepolisian dari Polda DIY dan Polresta Yogyakarta berjaga-jaga.
Selain aparat kepolisian, tampak ratusan warga sekitar menyaksikan bagaimana berjalannya UNRAS.
Seperti diketahui, massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) melakukan aksi di Jalan Kusumanegara, Kota Yogyakarta, Minggu (1/12). Aksi yang awalnya damai ini berujung bentrok usai massa menyerang polisi yang berjaga.
Aksi AMP memadati pertigaan Jalan Kusumanegara sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menyerukan soal penolakan program transmigrasi reguler di Papua yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto.
Massa kemudian bergerak dari titik unjuk rasa ke arah timur. Pergerakan massa dikawal oleh aparat kepolisian gabungan dari Polresta Jogja dan Polda DIY.
Kericuhan tiba-tiba terjadi di depan SPBU Kusumanegara. Massa tiba-tiba menyerang polisi.
Massa terlihat memukul, mendorong hingga melempar barang ke arah polisi. Polisi mencoba mengondisikan massa dengan menembakkan water canon.
Sekitar pukul 17.55 WIB, massa perlahan mundur. Kericuhan melandai namun polisi masih tampak berjaga di Jalan Kusumanegara. (WR)
https://www.beritasiber.com/yogyakarta-mencekam-sejumlah-elemen-masyarakat-demo-datangi-markas-mahasiswa-asal-papua/2/
Merespons Demo Papua di Jogja, Front Jihad Islam Turun ke Jalan

Jumat, 06 Desember 2024 – 15:43 WIB
Merespons Demo Papua di Jogja, Front Jihad Islam Turun ke Jalan - JPNN.com Jogja
Demonstrasi Front Jihad Islam menolak separatisme di Yogyakarta pada Jumat (6/12). Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sejumlah massa dari Front Jihad Islam (FJI) menggelar aksi unjuk rasa di perempatan Jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta pada Jumat siang (6/12).
Mereka memulai aksi dari depan Masjid Gede Kauman sekitar pukul 13.30 WIB.
Dalam spanduk yang dibentangkan, aksi tersebut dilakukan untuk merespons keributan yang terjadi saat demonstrasi mahasiswa asal Papua di Jl. Kusumanegara beberapa waktu lalu.
Mereka mendesak pihak kepolisian untuk menindak dalang di balik kericuhan tersebut.
Koordinator aksi FJI, Abdurrahman, mengatakan keamanan dan kenyamanan di Jogja harus dijaga bersama.
"Tuntutan kami asrama Kamasan itu hanya dipakai untuk mahasiswa saja yang benar-benar mau kuliah di Jogja," katanya.
Dia menyebut di Jogja banyak warga pendatang sehingga kenyamanan harus diciptakan oleh semua pihak.
Sebelumnya, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) berdemo di Jl. Kusumanegara, Kota Yogyakarta pada 1 Desember 2024.
Aksi yang awalnya berjalan lancar tersebut, menjelang sore terjadi keributan antara pendemo dan aparat kepolisian.
Dalam keterangan tertulisnya, AMP dan FRI-WP menyatakan penolakan terhadap proyek strategis nasional (PSN), mengecam eksploitasi sumber daya alam, menolak pembentukan otonomi daerah baru hingga meminta penghentian program transmigrasi ke Papua.
Mereka khawatir program transmigrasi ini mengancam keberadaan orang asli Papua (OAP). Selain itu, program transmigrasi dinilai sebagai bentuk cuci tangan negara setelah memiskinkan rakyat lewat perampasan tanah di berbagai wilayah.
Banyaknya PSN dan proyek di Papua dikhawatirkan mengancam lingkungan.
Kebijakan yang selama ini diterapkan di Papua juga dianggap menyumbang besarnya angka deforestasi dan kerusakan lingkungan. (mcr25/jpnn)
https://jogja.jpnn.com/jogja-terkini/10183/merespons-demo-papua-di-jogja-front-jihad-islam-turun-ke-jalan?page=2
tuntutan massa agar mahasiswa Papua fokus kuliah, bukan membawa isu kemerdekaan Papua
Polisi Sekat Perempatan Gondomanan Cegah Massa Datangi Asrama Kamasan Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 06 Des 2024 16:51 WIB
Situasi Jalan Kusumanegara, depan Asrama Kamasan. Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja.
Jogja - Jajaran kepolisian menyekat akses jalan di perempatan Gondomanan, Kota Jogja, guna mencegah massa yang hendak mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kusumunegara, Kamasan, Umbulharjo, Jumat (6/12/2024) siang.
Dari informasi yang dihimpun detikJogja, massa yang mengatasnamakan diri Front Jihad Islam (FJI) menggelar aksi yang berangkat dari Masjid Gedhe Kauman menuju asrama Kamasan. Aksi ini digelar buntut dari kejadian ricuhnya aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di jalan Kusumanegara, Minggu (1/12) lalu.
"Ada rencana dari teman-teman dari FJI melaksanakan aksi menuju Kamasan terkait kejadian hari Minggu yang lalu," jelas Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma dijumpai wartawan di kawasan Nol KM Jogja, Jumat (6/12/2024).
Aditya menjelaskan, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terjadi, kepolisian kemudian menutup perempatan Gondomanan dari arah barat ke timur, atau tepatnya di Jalan Panembahan Senopati.
"Tadi sih sekitar eh 80-100 lah (jumlah massa), kita menghindari konflik yang lebih besar lagi karena semuanya demi kondusifitas di Kota Jogja," ungkap Aditya.
"Alhamdulillah, teman-teman FJI mau, di situ kemudian mereka melakukan orasi sehingga dan akhirnya jam 15.30 tadi sudah selesai dan bisa kembali dengan tertib," sambungnya.
Pantauan detikJogja, situasi di simpamg Gondomanan hingga pukul 15.00 WIB kondusif dan arus lalu lintas lancar. Meski masih ada anggota polisi yang berjaga di pos polisi simpang Gondomanan.
Sedangkan di depan asrama Kamasan, hingga pukul 15.15 WIB, beberapa personel kepolisian masih berjaga di sepanjang jalan Kusumanegara meski hujan mengguyur sejak pukul 14.30 WIB.
"Jadi kami bagi sebagian kami pengamanan situasional titik-titik nol. Sebagian lagi kami antisipasi di Kamasan, Alhamdulillah sudah tertib," pungkas Aditya.
https://www.detik.com/jogja/berita/d...kamasan-jogja.
Aksi Damai Mahasiswa Papua Direpresif, KontraS Kecam Pelanggaran Hukum dan HAM

Berita Baru, Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama KontraS Tanah Papua dalam siaran persnya, mengecam keras tindakan represif aparat terhadap aksi damai Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan masyarakat sipil dalam peringatan deklarasi kemerdekaan West Papua pada 1 Desember 2024. Insiden ini terjadi di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Makassar, dengan pola kekerasan yang seragam berupa pemukulan, penembakan water cannon, gas air mata, dan penangkapan sewenang-wenang.
“Kami melihat ini sebagai bukti nyata nihilnya perlindungan hukum dan HAM bagi rakyat Papua. Aparat bertindak arogan dan melanggar prinsip-prinsip penggunaan kekuatan yang semestinya menjamin rasa aman warga,” ujar Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti.
Di Yogyakarta, ketegangan bermula ketika massa aksi mulai membubarkan diri, disusul oleh perebutan bendera Bintang Kejora oleh aparat. Situasi serupa terjadi di Makassar, di mana aparat kepolisian dan TNI terlibat dalam pemaksaan hingga tindak kekerasan fisik di depan Asrama Papua. Seorang asisten pembantu bantuan hukum dari LBH Makassar juga turut ditangkap.
KontraS menyoroti pelibatan TNI dalam pengamanan massa aksi di Jakarta dan Makassar, yang dianggap tidak memiliki dasar hukum. “TNI tidak memiliki tupoksi dalam pengamanan aksi massa. Ini melanggar UU Nomor 34 Tahun 2004 dan menunjukkan cacat formil dalam penerapan MoU TNI-Polri terkait keamanan,” tegas Fatia.
Selain itu, KontraS juga mengecam pelibatan organisasi masyarakat (ormas) dalam pengamanan aksi di Bali dan Yogyakarta, yang dinilai memicu konflik horizontal. “Ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga rentan menjadi alat kekuasaan tanpa mekanisme pengawasan yang transparan,” tambahnya.
“Pengibaran Bintang Kejora seharusnya dimaknai sebagai simbol budaya, bukan ancaman. Pendekatan represif hanya akan memperdalam luka dan ketegangan,” pungkas Fatia, mengingatkan tentang pendekatan humanis yang pernah diterapkan oleh Presiden Gus Dur.
Pelanggaran ini dinilai KontraS melanggar UUD 1945, UU HAM, serta berbagai peraturan internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia, menegaskan pentingnya tindakan korektif yang segera dan menyeluruh.
https://beritabaru.co/aksi-damai-mah...hukum-dan-ham/
masalah represif ke mahasiswa Papua

BeritaSiber.com
Jumat, 6 Desember 2024 - 14:52 WIB
Yogyakarta Mencekam, Sejumlah Elemen Masyarakat Demo Datangi Markas Mahasiswa Asal Papua
Sejumlah elemen masyarakat dari berbagai organisasi kemasyarakatan melaksanakan aksi unjuk rasa di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta
BERITASIBER.COM | YOGYAKARTA – Sejumlah elemen masyarakat dari berbagai organisasi kemasyarakatan melaksanakan aksi unjuk rasa di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, Jumat (6/12/2024) sore.
Pantauan awak media dilokasi, ratusan aparat Kepolisian dari Polda DIY dan Polresta Yogyakarta berjaga-jaga.
Selain aparat kepolisian, tampak ratusan warga sekitar menyaksikan bagaimana berjalannya UNRAS.
Seperti diketahui, massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) melakukan aksi di Jalan Kusumanegara, Kota Yogyakarta, Minggu (1/12). Aksi yang awalnya damai ini berujung bentrok usai massa menyerang polisi yang berjaga.
Aksi AMP memadati pertigaan Jalan Kusumanegara sejak pukul 09.00 WIB. Mereka menyerukan soal penolakan program transmigrasi reguler di Papua yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto.
Massa kemudian bergerak dari titik unjuk rasa ke arah timur. Pergerakan massa dikawal oleh aparat kepolisian gabungan dari Polresta Jogja dan Polda DIY.
Kericuhan tiba-tiba terjadi di depan SPBU Kusumanegara. Massa tiba-tiba menyerang polisi.
Massa terlihat memukul, mendorong hingga melempar barang ke arah polisi. Polisi mencoba mengondisikan massa dengan menembakkan water canon.
Sekitar pukul 17.55 WIB, massa perlahan mundur. Kericuhan melandai namun polisi masih tampak berjaga di Jalan Kusumanegara. (WR)
https://www.beritasiber.com/yogyakarta-mencekam-sejumlah-elemen-masyarakat-demo-datangi-markas-mahasiswa-asal-papua/2/
Merespons Demo Papua di Jogja, Front Jihad Islam Turun ke Jalan

Jumat, 06 Desember 2024 – 15:43 WIB
Merespons Demo Papua di Jogja, Front Jihad Islam Turun ke Jalan - JPNN.com Jogja
Demonstrasi Front Jihad Islam menolak separatisme di Yogyakarta pada Jumat (6/12). Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com
jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Sejumlah massa dari Front Jihad Islam (FJI) menggelar aksi unjuk rasa di perempatan Jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta pada Jumat siang (6/12).
Mereka memulai aksi dari depan Masjid Gede Kauman sekitar pukul 13.30 WIB.
Dalam spanduk yang dibentangkan, aksi tersebut dilakukan untuk merespons keributan yang terjadi saat demonstrasi mahasiswa asal Papua di Jl. Kusumanegara beberapa waktu lalu.
Mereka mendesak pihak kepolisian untuk menindak dalang di balik kericuhan tersebut.
Koordinator aksi FJI, Abdurrahman, mengatakan keamanan dan kenyamanan di Jogja harus dijaga bersama.
"Tuntutan kami asrama Kamasan itu hanya dipakai untuk mahasiswa saja yang benar-benar mau kuliah di Jogja," katanya.
Dia menyebut di Jogja banyak warga pendatang sehingga kenyamanan harus diciptakan oleh semua pihak.
Sebelumnya, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) berdemo di Jl. Kusumanegara, Kota Yogyakarta pada 1 Desember 2024.
Aksi yang awalnya berjalan lancar tersebut, menjelang sore terjadi keributan antara pendemo dan aparat kepolisian.
Dalam keterangan tertulisnya, AMP dan FRI-WP menyatakan penolakan terhadap proyek strategis nasional (PSN), mengecam eksploitasi sumber daya alam, menolak pembentukan otonomi daerah baru hingga meminta penghentian program transmigrasi ke Papua.
Mereka khawatir program transmigrasi ini mengancam keberadaan orang asli Papua (OAP). Selain itu, program transmigrasi dinilai sebagai bentuk cuci tangan negara setelah memiskinkan rakyat lewat perampasan tanah di berbagai wilayah.
Banyaknya PSN dan proyek di Papua dikhawatirkan mengancam lingkungan.
Kebijakan yang selama ini diterapkan di Papua juga dianggap menyumbang besarnya angka deforestasi dan kerusakan lingkungan. (mcr25/jpnn)
https://jogja.jpnn.com/jogja-terkini/10183/merespons-demo-papua-di-jogja-front-jihad-islam-turun-ke-jalan?page=2
tuntutan massa agar mahasiswa Papua fokus kuliah, bukan membawa isu kemerdekaan Papua
Polisi Sekat Perempatan Gondomanan Cegah Massa Datangi Asrama Kamasan Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 06 Des 2024 16:51 WIB
Situasi Jalan Kusumanegara, depan Asrama Kamasan. Foto: Adji Ganda Rinepta/detikJogja.
Jogja - Jajaran kepolisian menyekat akses jalan di perempatan Gondomanan, Kota Jogja, guna mencegah massa yang hendak mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kusumunegara, Kamasan, Umbulharjo, Jumat (6/12/2024) siang.
Dari informasi yang dihimpun detikJogja, massa yang mengatasnamakan diri Front Jihad Islam (FJI) menggelar aksi yang berangkat dari Masjid Gedhe Kauman menuju asrama Kamasan. Aksi ini digelar buntut dari kejadian ricuhnya aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di jalan Kusumanegara, Minggu (1/12) lalu.
"Ada rencana dari teman-teman dari FJI melaksanakan aksi menuju Kamasan terkait kejadian hari Minggu yang lalu," jelas Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma dijumpai wartawan di kawasan Nol KM Jogja, Jumat (6/12/2024).
Aditya menjelaskan, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terjadi, kepolisian kemudian menutup perempatan Gondomanan dari arah barat ke timur, atau tepatnya di Jalan Panembahan Senopati.
"Tadi sih sekitar eh 80-100 lah (jumlah massa), kita menghindari konflik yang lebih besar lagi karena semuanya demi kondusifitas di Kota Jogja," ungkap Aditya.
"Alhamdulillah, teman-teman FJI mau, di situ kemudian mereka melakukan orasi sehingga dan akhirnya jam 15.30 tadi sudah selesai dan bisa kembali dengan tertib," sambungnya.
Pantauan detikJogja, situasi di simpamg Gondomanan hingga pukul 15.00 WIB kondusif dan arus lalu lintas lancar. Meski masih ada anggota polisi yang berjaga di pos polisi simpang Gondomanan.
Sedangkan di depan asrama Kamasan, hingga pukul 15.15 WIB, beberapa personel kepolisian masih berjaga di sepanjang jalan Kusumanegara meski hujan mengguyur sejak pukul 14.30 WIB.
"Jadi kami bagi sebagian kami pengamanan situasional titik-titik nol. Sebagian lagi kami antisipasi di Kamasan, Alhamdulillah sudah tertib," pungkas Aditya.
https://www.detik.com/jogja/berita/d...kamasan-jogja.
Aksi Damai Mahasiswa Papua Direpresif, KontraS Kecam Pelanggaran Hukum dan HAM

Berita Baru, Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama KontraS Tanah Papua dalam siaran persnya, mengecam keras tindakan represif aparat terhadap aksi damai Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan masyarakat sipil dalam peringatan deklarasi kemerdekaan West Papua pada 1 Desember 2024. Insiden ini terjadi di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Makassar, dengan pola kekerasan yang seragam berupa pemukulan, penembakan water cannon, gas air mata, dan penangkapan sewenang-wenang.
“Kami melihat ini sebagai bukti nyata nihilnya perlindungan hukum dan HAM bagi rakyat Papua. Aparat bertindak arogan dan melanggar prinsip-prinsip penggunaan kekuatan yang semestinya menjamin rasa aman warga,” ujar Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti.
Di Yogyakarta, ketegangan bermula ketika massa aksi mulai membubarkan diri, disusul oleh perebutan bendera Bintang Kejora oleh aparat. Situasi serupa terjadi di Makassar, di mana aparat kepolisian dan TNI terlibat dalam pemaksaan hingga tindak kekerasan fisik di depan Asrama Papua. Seorang asisten pembantu bantuan hukum dari LBH Makassar juga turut ditangkap.
KontraS menyoroti pelibatan TNI dalam pengamanan massa aksi di Jakarta dan Makassar, yang dianggap tidak memiliki dasar hukum. “TNI tidak memiliki tupoksi dalam pengamanan aksi massa. Ini melanggar UU Nomor 34 Tahun 2004 dan menunjukkan cacat formil dalam penerapan MoU TNI-Polri terkait keamanan,” tegas Fatia.
Selain itu, KontraS juga mengecam pelibatan organisasi masyarakat (ormas) dalam pengamanan aksi di Bali dan Yogyakarta, yang dinilai memicu konflik horizontal. “Ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga rentan menjadi alat kekuasaan tanpa mekanisme pengawasan yang transparan,” tambahnya.
“Pengibaran Bintang Kejora seharusnya dimaknai sebagai simbol budaya, bukan ancaman. Pendekatan represif hanya akan memperdalam luka dan ketegangan,” pungkas Fatia, mengingatkan tentang pendekatan humanis yang pernah diterapkan oleh Presiden Gus Dur.
Pelanggaran ini dinilai KontraS melanggar UUD 1945, UU HAM, serta berbagai peraturan internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia, menegaskan pentingnya tindakan korektif yang segera dan menyeluruh.
https://beritabaru.co/aksi-damai-mah...hukum-dan-ham/
masalah represif ke mahasiswa Papua


dragunov762mm memberi reputasi
1
717
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan