Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah menjadi valuta dengan pelemahan terdalam di Asia pada Rabu jelang siang di pasar spot, mendekati level psikologis Rp16.000/US$.

Bank Indonesia memastikan berjaga di pasar untuk menahan tekanan terhadap rupiah, seiring dengan pelemahan yang masih berlangsung menuju level psikologis tersebut.

Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia menyatakan, BI ada di pasar untuk memberikan kepercayaan diri pada pasar, seperti dilansir oleh Bloomberg News pagi tadi.

Permintaan dolar AS dari BUMN migas sudah mereda seharusnya bisa mengurangi tekanan pada rupiah menurut Bank Indonesia.

Pada pukul 09:02 WIB, rupiah sempat menjebol Rp15.969/US$, melampaui level support pertama. Bila level support berikut di Rp15.980/US$ tertembus, hal itu akan mengonfirmasi pelemahan lebih lanjut menuju Rp16.000/US$ yang menjadi support terkuat.

Ketika level itu juga tertembus, maka ada potensi untuk lanjut melemah dalam jangka menengah (Mid-term) ke Rp16.050/US$.

Pada pukul 10:20 WIB, rupiah menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam yaitu ke level Rp15.960/US$, mencerminkan penurunan nilai sebesar 0,13%.

Ketika rupiah menghadapi tekanan, mayoritas mata uang Asia bangkit mengalahkan dolar AS dipimpin oleh won Korsel yang jelang siang ini menguat 0,88%, juga peso 0,29%, baht 0,13%, juga dolar Taiwan 0,12%.

Indeks dolar AS masih bertahan lebih kuat di kisaran 106,46 pada saat yang sama. Adapun yield Treasury masih melanjutkan kenaikan pagi ini di mana tenor 10Y merangkak ke 4,225% dan tenor pendek 2Y di 4,169%.

Indeks saham domestik masih bertahan di zona hijau, dengan kenaikan 1,42% ke level 7.298. Adapun di pasar surat utang, mayoritas tenor IndonesiaB menunjukkan kenaikan tingkat imbal hasil, mengekor Treasury.

Yield IndonesiaB-2Y ada di 6,781%, sedangkan tenor 5Y di 6,813% dan 10Y sedikit turun ke 6,892%.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...ahan-pelemahan



Mayoritas Asian Currency menguat.. Rupiah tetap konsisten melemah..

Mantap memang Rupiah...