Jika Anda berpikir bahwa ulama hanya ditemukan di masjid atau majelis taklim, Gus Miftah siap mematahkan stereotip itu. Pria dengan nama asli Miftah Maulana Habiburrahman ini bukanlah pendakwah biasa. Ia adalah sosok yang berani mendobrak batasan, mendatangi tempat-tempat yang tak lazim untuk ulama, dan berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan.



Menemukan Tuhan di Gang Sempit
Di era di mana banyak orang mencari ketenangan spiritual di tempat-tempat suci, Gus Miftah justru menempuh jalan yang berbeda. Ia dikenal sering berdakwah di gang-gang sempit dan kumuh, tempat yang jarang sekali dijamah oleh pendakwah lain. Bagi Gus Miftah, Tuhan tidak hanya hadir di tempat-tempat suci, tapi juga di setiap sudut kehidupan, termasuk di tempat-tempat yang sering terlupakan oleh masyarakat.
Dengan gaya ceramahnya yang santai, penuh humor, dan mengena, Gus Miftah berhasil menarik perhatian warga di gang-gang sempit. Ia berbicara tentang agama dengan cara yang membumi, menyentuh masalah-masalah sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat miskin kota. Tidak jarang, ceramahnya diselingi dengan cerita-cerita lucu yang membuat suasana menjadi lebih akrab dan hangat.

Dakwah di Kelab Malam: Merangkul yang Terlupakan
Gus Miftah tidak hanya berdakwah di gang-gang sempit, ia juga dikenal sering berdakwah di tempat-tempat hiburan malam. Kelab malam, tempat yang sering dianggap sebagai sarang dosa, justru menjadi ladang dakwah bagi Gus Miftah. Baginya, para pekerja malam juga berhak mendapatkan pencerahan dan bimbingan spiritual.
Dengan pendekatannya yang tanpa menghakimi, Gus Miftah berhasil merangkul banyak pekerja malam. Ia berbicara dengan bahasa mereka, memahami pergulatan hidup yang mereka hadapi, dan memberikan solusi yang praktis dan realistis. Pendekatan ini tidak hanya membuatnya diterima oleh para pekerja malam, tetapi juga membawanya pada pengakuan dan penghargaan dari berbagai kalangan.

Teknologi sebagai Alat Dakwah
Di zaman sekarang, teknologi memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan-pesan positif. Gus Miftah menyadari hal ini dan dengan cerdas memanfaatkan media sosial sebagai alat dakwahnya. Melalui platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, ia menyebarkan ceramah-ceramahnya kepada jutaan pengikut dari berbagai penjuru dunia.
Konten-kontennya yang segar, humoris, dan inspiratif membuat dakwahnya diterima oleh berbagai kalangan, terutama generasi milenial. Ia sering mengadakan sesi tanya jawab langsung, memberikan nasihat tentang berbagai masalah kehidupan, dan berbagi cerita-cerita inspiratif yang dapat membangkitkan semangat. Dengan cara ini, Gus Miftah berhasil membangun komunitas yang aktif dan saling mendukung.

Revolusi Pesantren: Pesantren Ora Aji
Tidak hanya di dunia maya, Gus Miftah juga membawa revolusi di dunia nyata melalui Pondok Pesantren Ora Aji yang didirikannya di Sleman, Yogyakarta. Pesantren ini menawarkan pendidikan yang komprehensif, menggabungkan pendidikan agama dan umum dengan pendekatan yang inovatif. Santri-santri di Pesantren Ora Aji tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama, tetapi juga diberi bekal keterampilan hidup yang berguna di dunia modern.
Pesantren Ora Aji juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Dengan berbagai program pemberdayaan ekonomi dan sosial, pesantren ini berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan memberikan solusi nyata bagi permasalahan sosial yang ada. Gus Miftah percaya bahwa pesantren harus menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan bagi masyarakat luas.

Toleransi dan Kerukunan dalam Keberagaman
Di tengah keberagaman Indonesia, Gus Miftah juga aktif mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Ia sering terlibat dalam dialog antaragama dan kegiatan lintas iman, berusaha menjembatani perbedaan dan membangun masyarakat yang harmonis. Baginya, perbedaan adalah kekayaan yang harus dihargai dan dirayakan.
Sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Gus Miftah memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ia bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.

Masa Depan Dakwah: Inklusif dan Menyentuh Hati
Melihat ke depan, Gus Miftah berencana untuk terus mengembangkan dakwahnya dengan pendekatan yang inklusif dan menyentuh hati. Ia akan terus memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak orang, mengembangkan pesantren, dan berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan semangatnya yang tak pernah padam dan dedikasinya yang kuat, Gus Miftah bertekad untuk terus menjadi sumber inspirasi dan pemandu bagi banyak orang.
Di era yang penuh dengan tantangan dan perubahan, Gus Miftah telah membuktikan bahwa dakwah bisa dilakukan dengan cara yang lebih inklusif, inovatif, dan menyentuh hati. Pendekatannya yang unik dan modern membuatnya menjadi salah satu tokoh agama yang paling relevan dan berpengaruh di era ini. Masa depan dakwah di Indonesia terlihat cerah dengan kehadiran tokoh seperti Gus Miftah yang terus berinovasi dan memberikan inspirasi bagi banyak orang.