- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Selain Jakarta, PDIP Babak Belur di Provinsi Besar dalam Hitung Cepat, Ini Daftarnya


TS
sadorpandia7
Selain Jakarta, PDIP Babak Belur di Provinsi Besar dalam Hitung Cepat, Ini Daftarnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan cagub-cawagub yang diusung PDIP Keok bertumbangan di berbagai provinsi dengan jumlah pemilih besar. Di Pulau Jawa, hanya pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang dalam hasil hitung cepat atau quick count unggul, meski ada kemungkinan akan terjadi dua putaran.
Di Banten, pasangan Airin-Ade Sumardi yang disokong PDIP kalah telak dari pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah. Sedangkan di Jawa Timur, pasangan Risma-Gus Hanz juga hampir pasti tidak bisa membendung dominasi incumbent atau pejawat Khofifah-Emil yang dalam hasil hitung cepat unggul signifikan.
Sedangkan di Jawa Barat, pasangan Jeje-Ronald yang diusung PDIP perolehan suaranya sangat kecil. Yang menarik, Jawa Tengah yang diidentikkan sebagai kendang banteng, babak belur. Pasangan Andika-Hendi yang diusung PDIP kalah signifikan dalam hasil hitung cepat berbagai lembaga survei dari pasangan Luthfi-Yasin yang disokong penuh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Di luar Pulau Jawa juga setali tiga uang. Pada Pilgub Sumatra Utara, jagoan PDIP, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala tumbang di tangan Bobby Nasution-Surya. Bobby diketahui tak lain adalah menantu Jokowi. Begitu juga di Pilgub Sulawesi Selatan, calon PDIP Danny-Azhar kalah telak dari pasangan Andi Sudirman-Fatma.
PDIP praktis hanya punya harapan di Jakarta. Meski kemenangan Pramono-Rano belum pasti satu putaran, keunggulan tersebut menjadi harapan bagi PDIP untuk menang dalam kontestasi pilgub.
Di Solo, calon wali kota dari PDIP juga hamper pasti kalah. Hasil real count Bawaslu Kota Solo menunjukkan pasangan calon nomor urut 2, Respati Achmad Ardianto-Astrid Widayani unggul di angka 60,28 persen pada Pilwalkot Solo 2024. Sedangkan paslon nomor urut 1 yang diusung PDIP, Teguh Prakosa-Bambang 'Gage' Nugroho hanya meraih 39,2 persen.
Sebelumnya pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bahwa PDIP memenangi Pilgub di 14 Provinsi mendapatkan sorotan tajam lantaran berbagai kandidat yang diusung pada pilgub kalah telak. Bahkan, banyak yang kalah dengan jarak sangat jauh, khususnya dengan cagub yang diusung Partai Gerindra. Kekalahan itu terjadi di sejumlah provinsi strategis, di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Lampung, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
Benarkah PDIP menang di 14 pilgub se-Indonesia. Republika.co.id mencoba menelusurinya. Misalnya cagub Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem yang berasal dari Partai Aceh dan didukung Gerindra, merupakan orang dekat Prabowo Subianto. Dalam kontestasi di Aceh, PDIP hanya sekadar mendukung calon saja.
Pun dengan cagub Jambi, Al Haris yang meraih suara tertinggi dalam hitung cepat merupakan kader PAN. Dalam koalisi banyak partai, PAN pemilik 10 kursi didukung PPP, PKB, PKS, PDIP, Gerindra, Golkar, dan Demokrat. Di sini, PDIP jelas hanya ikut mendukung saja.
Pun di Pilgub Bengkulu, cagub Helmi Hasan yang unggul juga merupakan kader PAN. Helmi yang hampir dipastikan menang merupakan adik kandung Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Selain PAN, paslon Helmi-Mian didukung Gerindra, PDIP, PKB, Demokrat, dan Nasdem.
Demikian juga di sejumlah provinsi lain, PDIP hanya mendukung paslon saja. Berbeda dengan di Jakarta, Bali, dan Kalimantan Tengah yang memang benar-benar kader partai, walaupun PDIP sudah terbantu dapat mencalonkan kadernya sendiri dengan putusan MK yang menurunkan threshold ambang batas pemilihan Kepala Daerah.
https://news.republika.co.id/berita/...aftarnya-part3
Konten Sensitif


Diubah oleh sadorpandia7 02-12-2024 20:38






andrianallsize dan 2 lainnya memberi reputasi
3
389
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan