- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rupiah Tancap Gas, Pimpin Penguatan Valuta Asia


TS
jaguarxj220
Rupiah Tancap Gas, Pimpin Penguatan Valuta Asia
Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai prediksi, rupiah langsung tancap gas menguat meninggalkan zona Rp15.900-an pagi ini di pasar spot, didukung oleh sentimen pasar global yang cenderung lebih bullish pasca rilis data inflasi PCE semalam.
Rupiah spot dibuka naik 0,41% ke level Rp15.865/US$, menjadikannya sebagai valuta Asia dengan penguatan terbanyak pagi ini. Di belakang rupiah ada baht yang juga menguat 0,23%, dolar Taiwan 0,11%, ringgit 0,09% juga yuan 0,03%.
Sebagian mata uang Asia masih tertekan oleh dolar AS terutama yen yang melemah 0,22%. Won Korsel juga melemah 0,16% setelah bank sentral Negeri Ginseng itu mengejutkan pasar dengan memangkas bunga acuan.
Dolar Singapura juga melemah 0,09%, yuan offshore juga turun 0,04% dan peso serta dolar Hong Kong masing-masing tergerus 0,04% dan 0,02%.
Penguatan rupiah pagi ini berlangsung ketika tekanan masih berlanjut di pasar saham domestik. IHSG pagi ini dibuka turun 0,41%. Sedangkan di pasar surat utang, gerak surat berharga negara (SBN) cenderung variatif namun untuk tenor acuan masih terlihat naik imbal hasilnya. Yield IndonesiaB-2Y naik 1,2 bps ke 6,59%. Sementara tenor 10Y juga masih naik 4 bps ke 6,97%.
Rilis data Pendapatan dan Belanja AS tadi malam disambut dengan gerak indeks dolar yang lebih lemah. Yield Treasury, surat utang AS, juga turun.
Meski pagi ini, indeks dolar AS kembali naik di kisaran terbatas, akan tetapi arus beli masih berlanjut di pasar Treasury pada sesi Asia, mengindikasikan sentimen bullish yang lebih kuat.
Turunnya imbal hasil surat utang AS menaikkan daya tarik aset-aset di emerging market karena selisih imbal hasil bisa kembali melebar.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini menuju area level Rp15.900/US$ dan selanjutnya ke Rp15.880/US$ sampai dengan Rp15.850/US$.
Apabila kembali break resistance tersebut, rupiah berpotensi menguat lebih lanjut menuju level Rp15.810/US$ sampai dengan Rp15.800/US$ sebagai resistance paling potensialnya usai tembus MA-200.
Jika nilai rupiah melemah dan tertekan pada perdagangan hari ini, support menarik dicermati pada level Rp15.950/US$ dan selanjutnya Rp16.000/US$. Adapun support terkuat dan support psikologis ada di level Rp16.100/US$.

Perhatian pasar global hari ini akan tertuju ke Uni Eropa yang akan merilis data Keyakinan Konsumen. Sementara pasca rilis Risalah Rapat The Fed pada Selasa, serta Laporan Pendapatan dan Belanja AS termasuk inflasi PCE tadi malam, para pemodal global akan menunggu rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat serta laporan ketenagakerjaan, pekan depan.
Pasar AS libur pada Kamis ini untuk perayaan Thanksgiving. Jumat nanti Wallstreet kembali buka ketika momentum belanja besar, Black Friday, dimulai.
Data yang dilansir tadi malam menunjukkan, pendapatan pribadi AS melampaui ekspektasi dengan tumbuh 0,6% pada Oktober, dari tadinya tumbuh 0,3%. Sedangkan pertumbuhan personal spending sesuai ekspektasi pasar. Inflasi PCE kesemuanya sesuai ekspektasi.
Ekonomi AS terlihat masih tangguh dengan pertumbuhan pada kuartal III-2024 sebesar 2,8%.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...an-valuta-asia
Tumbenan setrong ini IDR. Pasar AS lagi libur Thanksgiving.
Kesempatan buat Rupiah menguat dulu, sebelum dihajar balik as usual.
Rupiah spot dibuka naik 0,41% ke level Rp15.865/US$, menjadikannya sebagai valuta Asia dengan penguatan terbanyak pagi ini. Di belakang rupiah ada baht yang juga menguat 0,23%, dolar Taiwan 0,11%, ringgit 0,09% juga yuan 0,03%.
Sebagian mata uang Asia masih tertekan oleh dolar AS terutama yen yang melemah 0,22%. Won Korsel juga melemah 0,16% setelah bank sentral Negeri Ginseng itu mengejutkan pasar dengan memangkas bunga acuan.
Dolar Singapura juga melemah 0,09%, yuan offshore juga turun 0,04% dan peso serta dolar Hong Kong masing-masing tergerus 0,04% dan 0,02%.
Penguatan rupiah pagi ini berlangsung ketika tekanan masih berlanjut di pasar saham domestik. IHSG pagi ini dibuka turun 0,41%. Sedangkan di pasar surat utang, gerak surat berharga negara (SBN) cenderung variatif namun untuk tenor acuan masih terlihat naik imbal hasilnya. Yield IndonesiaB-2Y naik 1,2 bps ke 6,59%. Sementara tenor 10Y juga masih naik 4 bps ke 6,97%.
Rilis data Pendapatan dan Belanja AS tadi malam disambut dengan gerak indeks dolar yang lebih lemah. Yield Treasury, surat utang AS, juga turun.
Meski pagi ini, indeks dolar AS kembali naik di kisaran terbatas, akan tetapi arus beli masih berlanjut di pasar Treasury pada sesi Asia, mengindikasikan sentimen bullish yang lebih kuat.
Turunnya imbal hasil surat utang AS menaikkan daya tarik aset-aset di emerging market karena selisih imbal hasil bisa kembali melebar.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini menuju area level Rp15.900/US$ dan selanjutnya ke Rp15.880/US$ sampai dengan Rp15.850/US$.
Apabila kembali break resistance tersebut, rupiah berpotensi menguat lebih lanjut menuju level Rp15.810/US$ sampai dengan Rp15.800/US$ sebagai resistance paling potensialnya usai tembus MA-200.
Jika nilai rupiah melemah dan tertekan pada perdagangan hari ini, support menarik dicermati pada level Rp15.950/US$ dan selanjutnya Rp16.000/US$. Adapun support terkuat dan support psikologis ada di level Rp16.100/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 28 November 2024 (Riset Bloomberg Technoz)
Perhatian pasar global hari ini akan tertuju ke Uni Eropa yang akan merilis data Keyakinan Konsumen. Sementara pasca rilis Risalah Rapat The Fed pada Selasa, serta Laporan Pendapatan dan Belanja AS termasuk inflasi PCE tadi malam, para pemodal global akan menunggu rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat serta laporan ketenagakerjaan, pekan depan.
Pasar AS libur pada Kamis ini untuk perayaan Thanksgiving. Jumat nanti Wallstreet kembali buka ketika momentum belanja besar, Black Friday, dimulai.
Data yang dilansir tadi malam menunjukkan, pendapatan pribadi AS melampaui ekspektasi dengan tumbuh 0,6% pada Oktober, dari tadinya tumbuh 0,3%. Sedangkan pertumbuhan personal spending sesuai ekspektasi pasar. Inflasi PCE kesemuanya sesuai ekspektasi.
Ekonomi AS terlihat masih tangguh dengan pertumbuhan pada kuartal III-2024 sebesar 2,8%.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...an-valuta-asia
Tumbenan setrong ini IDR. Pasar AS lagi libur Thanksgiving.
Kesempatan buat Rupiah menguat dulu, sebelum dihajar balik as usual.




kakekane.cell dan soelojo4503 memberi reputasi
2
156
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan