Kaskus

News

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Menyoroti Film Superhero Indonesia yang Kian Mati Suri, Kehilangan Arah dan Mengalami
Menyoroti Film Superhero Indonesia yang Kian Mati Suri, Kehilangan Arah dan Mengalami Masa Hibernasi Panjang

- Minggu, 24 November 2024 | 11:16 WIB

Menyoroti Film Superhero Indonesia yang Kian Mati Suri, Kehilangan Arah dan Mengalami
Cuplikan Film Superhero karya anak bangsa (Tangkap Layar Video)

DKLIKNEWS - Perjalanan film superhero di Indonesia bagaikan roller coaster yang penuh dengan tanjakan dan turunan tajam. Di tengah gegap gempita film-film superhero Hollywood yang terus membanjiri bioskop tanah air, nasib para pahlawan super lokal justru mengalami fenomena mati suri yang memprihatinkan.

Sejak era keemasan Gundala Putra Petir di tahun 1981 yang diperankan oleh Bima Santosa, industri film superhero Indonesia seolah kehilangan arah dan mengalami masa hibernasi panjang yang tak berkesudahan.

Pada dekade 80-an, film-film superhero Indonesia sempat menjadi primadona di layar lebar. Selain Gundala, tokoh-tokoh seperti Sembrani, Valentine, dan Si Buta dari Gua Hantu turut meramaikan perfilman nasional dengan aksi heroik mereka.

Para pembuat film saat itu berhasil menghadirkan sosok pahlawan super yang kental dengan nilai-nilai lokal, mengombinasikan elemen budaya Indonesia dengan konsep superhero yang universal.

Namun, seiring berjalannya waktu, pamor film superhero lokal mulai meredup. Berbagai faktor seperti keterbatasan teknologi special effects, minimnya dana produksi, hingga persaingan dengan film-film luar negeri menjadi penyebab utama kemunduran genre ini.

 Memasuki era 90-an hingga awal 2000-an, produksi film superhero Indonesia praktis terhenti total. Kondisi ini berbanding terbalik dengan maraknya komik-komik superhero lokal yang tetap bertahan melalui karya-karya legendaris seperti Godam, Aquanus, dan Panji Tengkorak.

Industri perfilman lebih memilih menggarap genre drama, horor, dan komedi yang dianggap lebih menguntungkan dan minim risiko. Ketiadaan film superhero selama puluhan tahun ini menciptakan kekosongan yang sangat disayangkan, mengingat kekayaan cerita dan karakter superhero Indonesia yang sebenarnya sangat potensial untuk diangkat ke layar lebar.

Secercah harapan muncul ketika Bumilangit Cinematic Universe (BCU) diperkenalkan pada tahun 2019 melalui film Gundala garapan Joko Anwar. Film ini mencoba membangkitkan kembali kejayaan superhero lokal dengan pendekatan yang lebih modern dan produksi yang lebih berkualitas.

Meski mendapat sambutan yang cukup positif, upaya kebangkitan ini masih harus berjuang keras melawan dominasi film-film superhero Hollywood yang telah mengakar kuat di benak penonton Indonesia. Tantangan lain datang dari aspek finansial, di mana biaya produksi film superhero yang sangat tinggi harus berhadapan dengan keterbatasan pasar dan budaya menonton film lokal yang belum sepenuhnya pulih.

Fenomena mati suri film superhero Indonesia juga tidak terlepas dari kurangnya dukungan ekosistem industri kreatif yang komprehensif. Minimnya kolaborasi antara industri komik, film, merchandise, dan platform digital membuat pengembangan intellectual property (IP) superhero lokal tidak berjalan optimal. Padahal, keberhasilan franchise superhero global seperti Marvel dan DC Comics tidak lepas dari kuatnya integrasi berbagai lini bisnis yang saling mendukung.

Di tengah kondisi yang masih gamang ini, beberapa sineas dan produser film mulai menyadari pentingnya membangun fondasi yang kuat untuk kebangkitan film superhero Indonesia. Upaya-upaya seperti pengembangan teknologi visual effect dalam negeri, peningkatan kualitas naskah dan storytelling, serta pembentukan universe yang solid mulai dilakukan secara serius.

Harapannya, langkah-langkah ini dapat menjadi katalis bagi kebangkitan permanen genre superhero di industri film tanah air.

Menatap ke masa depan, industri film superhero Indonesia masih memiliki potensi besar untuk bangkit dari mati surinya. Kekayaan cerita rakyat, mitologi, dan budaya lokal dapat menjadi sumber inspirasi tak terbatas bagi penciptaan karakter-karakter superhero yang unik dan original.

Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan terjangkau, serta meningkatnya apresiasi penonton terhadap film lokal, bukan tidak mungkin era keemasan film superhero Indonesia akan kembali hadir, bahkan dengan skala yang lebih besar dari sebelumnya.

Namun, kebangkitan ini tentunya membutuhkan komitmen jangka panjang dari seluruh pemangku kepentingan industri film nasional. Mulai dari pemerintah sebagai regulator, pelaku industri sebagai creator, hingga penonton sebagai konsumen, semua pihak harus bersinergi menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan genre superhero.

Dengan demikian, fenomena mati suri yang telah berlangsung puluhan tahun ini dapat berakhir, digantikan dengan era baru kejayaan film superhero Indonesia yang lebih cerah dan menjanjikan.***

https://www.dkliknews.com/hiburan/34...njang?page=all
mnotorious19150Avatar border
rizkync108Avatar border
4l3x4ndr4Avatar border
4l3x4ndr4 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
667
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan