Zaenur Rohman, peneliti dari Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), mengungkapkan kekhawatirannya terhadap komposisi calon pimpinan KPK yang mayoritas berasal dari institusi penegak hukum.

Menurut Zaenur, hal ini berpotensi mengurangi independensi KPK, karena pimpinan yang berasal dari kepolisian, kejaksaan, dan lembaga hukum lainnya cenderung akan bergantung pada institusi-institusi tersebut.

Sebagai akibatnya, KPK akan menghadapi kesulitan dalam menangani kasus-kasus korupsi yang melibatkan institusi yang memiliki pimpinan di dalam KPK.

Zaenur menilai bahwa jika KPK dipimpin oleh individu yang berasal dari lembaga penegak hukum dan auditor seperti BPK, hal ini dapat memunculkan tantangan besar dalam memberantas korupsi di dalam institusi yang mereka wakili.

“Komposisi pimpinan yang didominasi oleh kepolisian, kejaksaan, dan BPK ini akan membuat KPK kesulitan menindak kasus korupsi yang melibatkan lembaga-lembaga tersebut," ujarnya.

Selain itu, Zaenur menyoroti bahwa lembaga penegak hukum dan audit seperti kepolisian, kejaksaan, dan BPK seringkali menjadi tempat terjadinya praktik korupsi, yang menjadi salah satu episentrum masalah korupsi di Indonesia.

Tanpa adanya representasi dari kalangan masyarakat atau akademisi, ia khawatir KPK tidak akan mampu menjalankan tugasnya secara objektif dan efektif dalam memberantas korupsi.

Rakyat pun seolah setuju dengan pernyataan Peneliti Pukat UGM. Banyak pihak mengkhawatirkan hal yang sama sampai-sampai mengungkit gaya Mulyono.


"Mulyono style, yg test DPR badan paling mulia dan bersih di Indonesia," tulis @anto****

"Cuma di Konoha bukannya diberantas korupsi malah dipelihara sbg lahan mencari nafkah pejabat yang berkuasa," tulis @ubunt***

"YANG MEMILIH KETUA KPK SARANG KORUPSI, PASTI SEBELUM TERPILIH AKAN TERJADI KESEPAKATAN CONTOH SALAH SATUNYA "HAPUS OTT" tulis @Rad***

"Bener2 penerus rezim mulyono. Plek ketiplek," tulis @rahm****

https://www.ayoindonesia.com/news/am...di-penyebabnya

Ditunggu hasil kinerja kpk berikut nya apakah akan seperti era firly