Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Ekonomi 2025 Suram, Ini Jurus Frugal Living untuk Bertahan
Bloomberg Technoz, Jakarta - Seruan menerapkan gaya hidup hemat atau biasa disebut sebagai frugal living lifestyle bergema di media sosial, menjadi respon masyarakat akan kemunculan berbagai kebijakan yang potensial menekan konsumsi rumah tangga ke depan termasuk yang sudah di depan mata adalah kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12%.

Menerapkan frugal living menjadi hal yang masuk akal ketika ada potensi kenaikan pengeluaran karena harga-harga yang meningkat akibat tarif pajak lebih mahal. Masyarakat harus lebih cermat mengatur pengeluaran agar pendapatan yang dimiliki bisa optimal menutup berbagai kebutuhan.

Terlebih ke depan, masyarakat bukan hanya harus bersiap akan berbagai pungutan baru yang membengkakkan pengeluaran. Masyarakat juga harus siap dengan kondisi likuiditas ekonomi yang ketat menyusul sikap Bank Indonesia yang akan cenderung mempertahankan kebijakan moneter restriktif ke depan. Bunga acuan bertahan di level tinggi, likuiditas di perbankan yang dikeluhkan ketat akan menyulitkan debitur dalam mendapatkan bunga pinjaman murah.

Sebaliknya, keketatan likuiditas bila terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan mengerek bunga pinjaman yang ditetapkan pada debitur atau konsumen perbankan. Pendek kata, dua lini baik moneter maupun kebijakan fiskal, kesemuanya potensial membuat pengeluaran masyarakat kian tertekan.

Ekonomi 2025 cenderung suram. "Dengan berbagai rencana kebijakan baru yang potensial menekan konsumsi masyarakat, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa di kisaran 4,7%-4,9% saja," kata Ekonom CELIOS Bhima Yudistira dalam Economic Outlook 2025 yang dihelat Grant Thornton di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

Beradaptasi terhadap perubahan menjadi jalan logis. Menerapkan frugal living menjadi salah satunya. Bahkan, dengan potensi berbagai pungutan baru ke depan, diniatkan atau tidak masyarakat yang memiliki pendapatan menengah dan bawah, mau tidak mau memang harus lebih berhemat.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan mengantisipasi situasi perekonomian yang cenderung ketat, suram dan terbatas, seperti disarikan oleh Certified Financial Planner Divisi Riset Bloomberg Technoz:

Wise Spending

Berhemat ada batasnya. Tidak semua hal bisa dihemat. Di tengah situasi keterbatasan ketika pendapatan stagnan sementara pengeluaran meningkat, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menerapkan wise spending alias pengeluaran bijak nan terukur.

Wise spending tidak sekadar berhemat melainkan memiliki prioritas pengeluaran secara lebih baik. Pengeluaran dalam rumah tangga, misalnya, memiliki pengelompokan berdasarkan urgensi. Ada pengeluaran wajib atau mandatory spending seperti membayar cicilan rumah bila ada, atau cicilan yang lain. Lalu, pembayaran uang sewa rumah bila masih menyewa rumah/indekos, pembayaran uang sekolah anak, pembayaran premi asuransi atau iuran BPJS Kesehatan, dan lain sebagainya.

Ada juga pengeluaran untuk kebutuhan primer mulai dari belanja dapur, membayar berbagai utilities (listrik, air, internet, gas, air galon), pulsa telepon dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah yang termasuk pengeluaran lifestyle atau terkait gaya hidup, mulai dari biaya hiburan seperti langganan streaming musik/film, sampai makan di luar, dan jalan-jalan.

Bila melihat hirarki kebutuhan tersebut, yang terutama harus diprioritaskan adalah pengeluaran wajib dan pengeluaran untuk kebutuhan primer. Sementara yang terkait lifestyle, seseorang bisa mengurangi, menurunkan porsi, beralih ke barang/jasa lebih murah, atau bahkan menghapusnya.

Misalnya, Anda saat ini berlangganan layanan streaming hingga tiga atau empat layanan. Atas nama frugal living, coba kurangi jadi dua saja atau satu. Jurus cerdik, manfaatkan credit points atau reward transaksi yang bisa ditukarkan menjadi pembelian barang/jasa lain.

Cerdik Berhemat

Pengeluaran kecil-kecil kerap kali tidak disadari menjadi sumber pembengkakan pengeluaran alias bocor alus anggaran. Apa yang disebut sebagai 'latte factor' bila serius ditekan bisa cukup membantu Anda mengoptimalkan pendapatan agar tetap memadai menutup biaya hidup.

Misalnya, daripada membeli air minum dalam kemasan setiap kali pergi keluar rumah, biasakan membawa tumbler. Begitu juga bagi penggemar kopi kekinian, bisa memulai membuat kopi sendiri di rumah dan membawanya dalam tumbler.

Biasakan juga membawa bekal makan siang sendiri ketimbang membeli ketika di luar rumah. Selain lebih sehat, Anda bisa terhindar dari pengeluaran lebih mahal karena pajak yang naik.

Lalu, ketimbang berbelanja di supermarket besar yang terkena beban pajak lebih besar, manfaatkan belanja ke warung tetangga untuk kebutuhan groceries yang bisa disubstitusi tempat belinya.

Untuk biaya transportasi, optimalkan transportasi publik yang sudah cukup nyaman saat ini di kota-kota besar.

Tunda Pengeluaran Besar

Bila Anda memiliki rencana dalam waktu dekat untuk renovasi rumah atau membeli furnitur agar rumah makin instagrammable; atau mungkin mau upgrade ponsel lebih canggih, juga mengganti motor butut dengan sepeda motor lebih bagus, rencana-rencana itu bisa ditunda lebih dulu.

Dalam situasi yang cenderung makin tidak pasti dan potensial meningkatkan pengeluaran lebih besar untuk kebutuhan sehari-hari, menunda kebutuhan yang masih bisa ditunda menjadi pilihan yang masuk akal.

Terkecuali barang tersebut merupakan modal kerja yang sangat mempengaruhi produktivitas dalam mencari cuan, maka kategorinya sudah masuk kebutuhan pokok. Selain itu, menunda lebih dulu adalah hal bijak sampai perekonomian terlihat lebih cerah prospeknya.

Tunda Komitmen Jangka Panjang

Komitmen jangka panjang termasuk kredit pemilikan rumah, atau kredit usaha yang mengharuskan Anda memastikan keamanan keuangan dalam jangka panjang, sebaiknya ditunda dahulu. Dengan arah kebijakan moneter masih akan ketat dan mungkin masih akan ketat ke depan, ada prospek biaya pinjaman akan makin mahal di masa mendatang.

Terkecuali Anda bisa memastikan pendapatan memadai dan aman menanggung komitmen kredit jangka panjang tersebut, menunda adalah pilihan lebih aman.

Persoalannya, saat ini dunia usaha pun sedang lesu yang membuat kapasitas produksi turun dan pemakaian tenaga kerja juga lebih rendah. Tidak heran bila gelombang PHK masih besar, naik 40% pada Oktober dibanding tahun lalu.

Di sisi lain, perbankan juga menerapkan lending standard kian ketat di tengah kondisi likuiditas yang kurang leluas hingga menaikkan biaya dana mereka. Jadi, lebih baik menepi dulu.

Perbesar Porsi Dana Darurat

Dengan mengurangi porsi pengeluaran untuk gaya hidup, seseorang bisa memiliki alokasi lebih besar untuk menyiapkan safety net mengantisipasi pemburukan di depan. Jaring pengaman tersebut biasa disebut sebagai dana darurat.

Dana darurat akan menjadi 'sekoci' pertama ketika terjadi guncangan penghasilan yang mengancam konsumsi semakin jauh. Bila dalam situasi normal, alokasi pendapatan untuk darurat cukup 10-20%, atas nama frugal living alokasinya bisa ditingkatkan hingga 30%.

Penempatan dana darurat bisa di instrumen likuid seperti tabungan biasa, bisa juga di reksa dana pasar uang, atau surat berharga tenor pendek. Pilihan lain yang juga bisa ditimbang adalah di reksa dana pasar uang. Bila kurang nyaman dengan instrumen pasar keuangan, penempatan di emas digital juga bisa ditimbang karena cukup likuid.

Selain itu, dengan prospek penguatan dolar AS ke depan, menempatkan sebagian dana darurat di valuta asing yakni dolar Amerika, juga bisa ditimbang.

Investasi Future Spending

Bila pengeluaran primer dan wajib dipertahankan, sedangkan konsumsi lifestyle dipangkas serta pengeluaran besar ditunda, bagaimana dengan pengeluaran untuk kebutuhan masa depan alias future spending?

Yang termasuk future spending seperti persiapan biaya anak masuk sekolah dasar setahun ke depan, rencana pergi haji, rencana renovasi rumah tiga tahun lagi, dan pengeluaran di masa depan yang pasti akan dilakukan, sebaiknya tetap dijalankan persiapannya.

Namun, agar lebih aman, bila target pemakaian dana sudah dekat, pindahkan ke aset yang lebih kecil risikonya. Misalnya, biaya masuk SD anak Anda tahun depan sudah terkumpul 80% dan kebanyakan di saham. Sebelum tersandung kemerosotan harga aset, pindahkan ke aset berisiko lebih rendah misalnya ke surat berharga bertenor pendek, atau ke deposito perbankan.

Cari Side Hustle

Berhemat ada batasnya, begitu juga mengakali pengeluaran agar tetap terkejar ketika pendapatan stagnan. Jalan satu-satunya adalah menambah penghasilan. Di Indonesia, memiliki pekerjaan sampingan bahkan sudah jadi hal wajiib bila ingin memenuhi semua kebutuhan berikut gaya hidup.

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), mencatat, 15,45% pekerja di Indonesia pada 2023 memiliki pekerjaan sampingan, naik dibanding 2022 yang sebesar 14,4% dan sedikit melampaui proporsi 2019 di angka 15,17%. Motif utama adalah pemenuhan kebutuhan biaya hidup.

Kajian terhadap 10 kota dengan biaya hdup termahal dan termurah berdasarkan Survei Biaya Hidup 2022, memperlihatkan, pendapatan pekerja tidak mampu melampaui biaya hidup yang dibutuhkan.

Contohnya di DKI Jakarta. Ibukota Indonesia ini mencatat median pendapatan untuk pekerjaan di sektor formal sebesar Rp4,4 juta. Sementara rata-rata biaya hidup per rumah tangga di DKI Jakarta adalah Rp14,88 juta pada 2022. "Dengan asumsi terdapat dua orang pekerja formal dalam satu rumah tangga, masih terdapat kekurangan [untuk menutup biaya hidup] sebesar Rp6,08 juta," jelas Peneliti BPS Dewi L. Amaliah dan Ana L. Fitriyani.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...ntuk-bertahan/


Gampangnya, cut your spending.
Pikir sebelum membeli.


Kalau tidak menambah manfaat setelah punya barang itu, jangan dibeli.
Kalau bisa tidak beli, ya tidak perlu beli.
Kalau ada alternatif gratisannya, ambil gratisannya.
Ada barang subsidi, beli yg bersubsidi aja.
Jangan kemakan gengsi, beli yg murah saja.

Beli yg perlu2 saja.

Investasikan uangnya ke emas atau valas.
Diubah oleh jaguarxj220 21-11-2024 07:51
MemoryExpressAvatar border
pecintafemdomAvatar border
viniestAvatar border
viniest dan 9 lainnya memberi reputasi
8
854
103
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan