- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Elite PDIP Tak Kompak, Basarah Pernyataan Ahok Soal Anies Baswedan Tidak Benar


TS
salabint
Elite PDIP Tak Kompak, Basarah Pernyataan Ahok Soal Anies Baswedan Tidak Benar
Elite PDIP Tak Kompak, Ahmad Basarah Sebut Pernyataan Ahok Soal Anies Baswedan Tidak Benar

JAKARTA- Elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak kompak soal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Nama Anies menjadi pembicaraan hangat di Pilkada Jakarta. Diketahui bahwa Anies Baswedan pernah akan diusung menjadi calon gubernur Jakarta lewat PDIP.
Sempat datang menggunakan baju merah di acara pengumuman calon gubernur Jakarta dari PDIP, nyatanya nama Anies tidak dipilih.
Akhirnya PDIP resmi mencalonkan Pramono Anung-Rano Karno melawan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Parengkuan-Kun Wardhana.
Publik pun sempat bertanya apa alasan PDIP tidak mengusung Anies Baswedan, pertanyaan itu terjawab setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membongkar alasan Anies tidak dipilih.
Ahok menyebut sejak awal nama Anies memang tidak diperhitungkan. Nama Anies juga tidak dibahas sejak awal.
Namun jelang pencoblosan yang tinggal menghitung hari ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah membantah Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang menyebut Anies tidak diperhitungkan dalam Pilkada Jakarta.
Menurut Basarah, PDI-P sudah membidik Anies sebelum Ahok dilantik menjadi pengurus partai di tingkat pusat pada 5 Juli 2024.
Dia mengungkapkan bahwa nama Anies muncul dalam bursa sejak Juni 2024.
"Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDI-P untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDI Perjuangan dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta,” ujar Basarah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11/2024).
“Saat itu PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur," sambungnya.
Basarah menerangkan bahwa PDI-P saat itu menjajaki kerja sama dengan PKB karena sama-sama tidak bisa sendirian mengusung kandidat di Pilkada Jakarta 2024.
Ketika itu, lanjut Basarah, PDI-P hanya memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta, sedangkan PKB 10 kursi. Jumlah masing-masing partai belum memenuhi ambang batas syarat pencalonan, yakni 20 persen kursi.
"Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDI-P belum bisa mengajukan calon sendiri. Sebab putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada," ungkap Basarah.
Setelah MK mengubah ambang batas pencalonan menjadi 6,5 persen, PDI-P akhirnya bisa mencalonkan kepala daerah tanpa perlu berkoalisi.
Peta politik pun akhirnya berubah dan berujung pada keputusan PDI-P untuk mengusung kader sendiri, yakni Pramono Anung dan Rano Karno.
"Putusan MK itu memang mengubah peta politik Pilkada secara nasional, dan PDI Perjuangan pun akhirnya dapat mengusung sendiri pasangan calonnya di Pilkada Jakarta," pungkasnya Basarah.
Ahok Sebut PDIP Tak Bahas Nama Anies
Setelah cukup lama menjadi pertanyaan publik, PDIP akhirnya memberikan alasan kenapa Anies batal diusung menjadi calon gubernur Jakarta.
Anies memang sempat digadang-gadang aan diusung menjadi calon gubernur dari PDIP menjelang penuntupan pendaftran di KPU.
Publik juga semakin yakin Anies akan diusung karena hadir di acara penetapan calon gubernur Jakarta dari PDIP.
Fotonya berbaju merah dan berbincang dengan Rano Karno do kantor DPP PDIP membuat publik yakin Anies 100 persen akan diusung.
Namun, secara mengejutkan Anies ternyata batal diusung dan PDIP resmi mengusung Pramono Anung-Rano Karno.
Kini terjawab alasan PDIP batal mengusung mantan gubernur Jakarta itu.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan cerita di balik batalnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperoleh tiket untuk maju pada Pilkada Jakarta 2024 dari PDI-P.
Ketua DPP PDI-P itu mengatakan, banyak pihak di internal PDI-P yang tidak memahami isi kepala Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat mencoba membawa nama Anies untuk dijagokan partai banteng dalam kontestasi elektoral di Jakarta.
“Menurut saya, mereka-mereka yang menarik Anies masuk itu tidak mengenal Ibu Mega,” ujar Ahok dalam program Gaspol! Kompas.com, Jumat (15/11/2024).
Ia mengungkapkan, sejak awal Megawati sudah memiliki prinsip untuk menjagokan kadernya sendiri sebagai bagian dari investasi politik jangka panjang dari PDI-P.
Bahkan, nama Anies tidak pernah dibahas dalam rapat jajaran DPP PDI-P terkait dengan Pilkada Jakarta.
Pendidikan Dasar dan Menengah yang Bermutu untuk Seluruh Rakyat Artikel Kompas.id
“Enggak pernah dibawa dalam rapat DPP bahwa seorang Anies akan dicalonkan. Enggak pernah,” ujar Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, bahkan pada 26 Agustus 2024, tidak ada undangan dari PDI-P yang menyebutkan bahwa Anies bakal dideklarasikan sebagai calon gubernur.
Saat itu, tengah santer kabar bahwa PDI-P akhirnya bersepakat dengan Anies. Bahkan, Anies sempat mengunjungi DPP PDI-P, menggunakan baju berwarna merah dan berfoto bersama Rano Karno.
Melihat dinamika itu, Ahok mengaku sempat bertanya pada Megawati, apa benar partainya bakal mendukung Anies.
Percakapan itu berlangsung siang hari di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, sebelum Megawati menuju DPP PDI-P kala itu.
“Jangan main-main loh, Bu. Anies mau diumumin loh, Bu. Anies, Bu, sama Rano Karno loh, Bu, koran udah ngomong ini, Bu,” kata Ahok.
“Ibu (Megawati) bilang apa tahu enggak, ’Udah saya coret tadi,’ Dia bilang,” ujar dia.
Ahok pun menekankan bahwa dirinya bukan pihak yang menjegal langkah Anies untuk mendapatkan tiket maju pada Pilkada DKI Jakarta.
Sebab, keputusan itu telah lebih dulu diambil Megawati tanpa berdiskusi dengannya.
“Mungkin (kader) bawah putusin, sodor ke Ibu, dan dicoret. Jadi dicoret itu bukan gara-gara gua. Jadi Ibu coret itu sebelum ketemu gua dong,” kata Ahok.
Pada akhirnya, PDI-P pun mengusung kadernya sendiri, Pramono Anung dan Rano Karno, sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Kini, Anies resmi mendukung calon gubernur dari PDIP, Pramono Anung-Rano Karno.
Meski belum memberikan pernyataan namun sudah beredar foto Anies bersama Pram-Rano dan sejumlah ulama dan Habaib.
Mereka berpose dengan tangan menunjukkan tiga jari yang artinya bahwa Anies sudah memberikan dukungan untuk pasangan nomor tiga.
Meski kalah di Pilpres, namun Anies diketahui memiliki basis suara yang kaut di Jakarta. Pada Pilpres pendukung Anies memiliki julukan Anak Abah.
Dukungan Anies kepada Pramono-Rano Karno diharapkan menggerakkan mesin suara di Jakarta sehingga meraih suara maksimal.
Sumber




dragunov762mm dan itkgid memberi reputasi
2
353
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan